Wednesday, January 05, 2011

30 Desember 2010 : Sendiri

Setiba di Singapura hal yang pertama kali saya lakukan adalah mengaktifkan blackberry untuk mengetahui apakah layanan yang bisa membuat saya terhubung dengan keluarga, teman dan pekerjaan dari seluruh dunia itu dapat saya akses secara gratis sesuai iklan yang terpampang di koran kemarin pagi. Beberapa minggu lalu ketika saya di Singapura, layanan ini tak dapat berfungsi meskipun saya sudah keliling ke berbagai gerai mitra operator di berbagai belahan negeri kecil ini.

Teman seperjalanan saya awalnya juga mengalami hal yang sama. Ia lalu mengutak atik perangkatnya dan sebelum tiba di pusat kota, layanan yang diharapkan dapat berfungsi. Anehnya, setelah disetting seperti yang dilakukannya, perangkat saya tetap tak dapat digunakan. Saya utak utik kanan kiri, tetap tak berfungsi. Saya sungguh penasaran dan jengkel. Jadi, agenda pertama saya setelah tiba di hotel adalah mendatangi gerai utama mitra operator yang letaknya sejalan dengan hotel saya.

Saya harus mengantri lama di sana dan hasilnya juga nihil. Katanya, saya harus menghubungi operator di Jakarta. Kesal, saya lalu meminta bantuan kerabat saya untuk membantu berurusan dengan operator di Jakarta. Dengan sabar ia lalu bicara dengan petugas di tanah air. Kerabat saya memang orang teknik dan mengerti seluk beluk teknologi. Saya cuma pengguna yang sok tahu saja. Setelah bicara beberapa menit, ia lalu bilang bahwa layanan internasional saya belum diaktifkan. Saya bilang kok bisa, padahal waktu saya ke Australia semuanya berjalan lancar. Ternyata ini terjadi karena saya suka gonta ganti telepon genggam. Dulu Bold, lalu onyx 1 dan sekarang onyx 2 dan perangkat terbaru saya belum terdaftar. Dalam hitungan menit, layanan yang saya tunggu aktif semua.

Komentar kerabat saya? “Makanya jangan sok tahu. ... aku tanya sudah diregister kamu bilang sudah, tapi ternyata belum ... tapi kalau kamu yang bicara dengan petugas kayaknya kamu juga akan bingung, karena ia banyak bertanya masalah teknis...” Iya, benar juga. Saya sok tahu. Saya bilang sudah diregister karena memang waktu di awal sudah didaftar, namun karena ganti handset, maka ternyata saya harus mendaftar ulang disesuaikan dengan perangkat saya. Tak mau kalah, saya cuma bilang, “Makanya ada kamu.” Hehehe...

Kalimat singkat itu membuat saya sadar, saya tidak bisa sendiri dalam hidup ini. Selama ini saya ditempa untuk bisa mandiri, melakukan semuanya sendiri, bertanggung jawab terhadap perbuatan sendiri. Semuanya tidak salah, tapi ternyata untuk berhasil tidak semua hal bisa dikerjakan sendiri. Hidup ini hanya bisa dijalani dan dicapai dengan sempurna bila ada campur tangan orang lain. Pasangan, teman, keluarga, rekan kerja, klien, bahkan berjuta orang lain yang datang dan pergi dalam sekejap dalam hidup ini, juga saingan dan musuh. Tiba-tiba saya menyadari bahwa hidup saya bisa sempurna hanya karena interaksi mahkluk ciptaan Tuhan yang lain.

Hari ini saya belajar saya tidak berarti apa-apa tanpa bersinggungan dengan orang lain atau ciptaan Tuhan yang lain dan hidup saya dihitung dari betapa besar saya bisa menempatkan diri dalam interaksi dengan sesama makhluk Tuhan itu. Jadi konsep semua bisa dilakukan dan sendiri? Mulai sekarang, ke laut saja . Sesendiri-sendirinya saya, toh saya masih berurusan dengan orang tua, pasangan, pembantu, teman kerja dan beribu orang lainnya yang ada di sekitar saya....

No comments: