Wednesday, January 05, 2011

31 Desember 2010 : Flashback for the Future

Saat detik-detik pergantian tahun, di tengah kemeriahan pesta jalanan di Singapura saya merenungi perjalan saya di tahun 2010.

2010 has been a truly amazing year. Tak pernah terbayangkan bahwa tahun ini merupakan tahun pembelajaran yang luar biasa. Resolusi 2009 untuk menulis dan “membukukan” apa yang saya pelajari setiap hari di tahun ini merupakan perjalanan pembelajaran batin yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Seorang cenayang mengatakan saya akan melakukan perjalan batin yang akan membawa saya pada “next level” namun ia tak tahu bagaimana ini terjadi.

Menulis blog setiap harinya memberi saya pelajaran hidup tentang visi, misi, komitmen hidup dan bagaimana memenuhinya. Berkali-kali saya mau menyerah karena tak tahu mesti menulis apa karena merasa pada hari itu tidak belajar apa-apa. Tak jarang juga karena malas yang memuncak. Orang-orang terdekat saya tahu betapa sengsaranya saya harus menyelesaikan blog setiap harinya. Begitu banyak kesenangan yang harus saya tanggalkan hanya karena, “saya masih harus nulis blog hari ini, nih!” Tahun ini saya benar-benar belajar soal bagaimana menjalani dan teguh pada komitmen. Sebuah pelajaran yang luar biasa berharga dan semoga dapat membenahi bagaimana saya menjalani komitmen kehidupan.

Jangan salah, ada saat-saat tertentu dimana saya benar-benar merasa belajar dan hal ini membuat lancar menulis blog. Tapi saya juga menemukan saat dimana saya belajar, ternyata pembelajaran hidup itu merupakan pengulangan dari yang saya belajari sebelumnya. Tadinya saya ngotot, kok sama ya? Apa saya tidak belajar yang lain hari ini? Akhirnya saya menyadari bahwa pembelajaran hidup tidak harus “selesai” hari ini. Seperti juga komunikasi dan ilmu iklan, berbagai hal dalam hidup baru saya pahami betul setelah berkali-kali terjadi.

Membaca ulang blog ini juga menyadarkan bahwa hidup ini aneh dan tidak bisa serta merta dijelaskan dengan akal sehat. Perjalanan hidup selama 2010 saya awali dengan past life regression dan sebuah relationship yang berantakan dan saya akhiri dengan rasa lengkap yang menenangkan. Tahun ini juga saya belajar dari kehidupan dan kematian. Kebahagiaan dan kesedihan. Keberhasilan juga kegagalan. Cinta dan benci lengkap dengan intrik-intrik di dalamnya. Saya belajar dari apa yang terjadi dari diri sendiri, maupun dari teman atau kerabat atau juga film, buku bahkan segaris kalimat yang terlihat sekilas namun tertancap di benak.

Kedekatan dengan Sang Khalik juga menjadi topik pembelajaran yang memperoleh porsi besar. Ada suatu titik dimana saya merasa sebagai manusia saya ini sangat kurang ajar. Saya jadi mempertanyakan yang mana Tuhan yang mana ciptaannya karena setiap berdoa kerjanya cuma main perintah dan suruh-suruh. Tuhan minta ini, semoga ini, tolong itu, berikan ini, itu. Kapan saya memuliakan Dia? Memuliakannya basa basi? Saya masih mencari pola berdoa yang benar, yang tidak memerintah atau minta minta saja kerjanya. Ada satu titik pula saya ini menyadari bahwa saya ini berdoa khusus seperti novena kalau ada butuhnya saja. Maka saya berusaha mendoakan koronka, doa mengingat luka dan sengsara Yesus setiap hari. Saya mau jadi orang yang tahu berterima kasih dan mengingat Tuhan ada atau tidak ada kebutuhan. Jangan sampai Tuhan bilang nanti ketika saya sudah menghadapNya : ”Siapa elo? Giliran butuh minta-minta, kalo senang lupa Gue... Sana lo!”

Keluarga menjadi sumber inspirasi dan cekcok namun tahun ini saya belajar memahami arti Ohana : keluarga yang saling mendukung dan tak pernah meninggalkan siapa pun dalam kondisi apa pun. Sebuah konsep keluarga ala Hawaii yang menyentuh hati. Pada akhirnya, seburuk apa pun mereka, kita tak pernah bisa benar-benar lepas karena ikatan darah, jadi saya mau mencintai dan memeluk harta paling berharga yang diberi kehidupan ini : keluarga.

Saya juga belajar bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Begitu banyak orang yang membaca apa yang saya pelajari dan ternyata menikmati yang saya pelajari. Apa yang terjadi pada saya ternyata secara ajaib terjadi juga pada teman dan kenalan saya yang lain. Karena itu saya harus berhati hati bersikap dan berujar.

Saya juga menyadari bahwa waktu berjalan begitu cepat dan tak pernah ada satu momen pun yang terulang dalam hidup ini, meskipun kita berada di tempat yang sama dengan orang-orang dan situasi yang sama, tetapi waktunya berbeda danpembicaraan berbeda, suasananya berbeda karena orang-orang dan unsur-unsur yang di dalamnya tidak sama persis dengan yang kita alami sebelumnya. Karena itu saya belajar bahwa momen saat ini sangat penting kita nikmati dan jalani dengan benar. This is the moment. It will never return.

Terima kasih hidup, terima kasih 2010 untuk tahun pembelajaran batin yang luar biasa. Semoga di tahun depan saya menjadi insan yang lebih baik dan belajar dalam bentuk yang berbeda. Saya berjanji akan membagikan melalui blog ini saat ada hal besar dan penting yang saya pelajari dalam hidup saya. Cuma kali ini, tentunya, tidak setiap hari...

1 comment:

de said...

insprire,,,, keep on moved,,,,,jogja say hi,,,