Sunday, February 14, 2010

14 Februari 2010 : Jomblo

Meskipun hari ini adalah Tahun Baru Cina, saya juga meng sms dan di sms teman yang mengucapkan selamat hari valentine. Dari sekian sms yang masuk, yang paling menarik perhatian saya adalah jawaban seorang teman atas sms ucapan selamat valentine saya, "Makasih ya, tapi aku nggak merayakan valentine karena aku jomblo... :-)" Jawaban saya kurang lebih menukas bahwa yang namanya valentine tidak harus sama pacar... bisa dengan teman, sahabat, keluarga terdekat...

Malam ini saya jadi teringat kembali bagaimana kisah cinta teman saya yang tadinya indah menjadi begitu pahitnya karena sang kekasih tiba-tiba lenyap ditelan bumi, tak berkabar dan tak bisa dihubungi. Saya lalu belagak menganalisa. Hari ini, saya bertemu dengan berbagai orang, mulai dari kakak, keponakan, sampai kenalan yang lain. Masing-masing dengan kisah cintanya sendiri-sendiri. Sampai keponakan saya yang enam tahun pun sempat dibahas bahwa ia suka cewek yang rambut panjang seperti Cut Tary. Cut Tary? Kami semua tertawa dan menyalahkan kalau dia terlalu banyak nonton infotainment.

Tapi, balik lagi ke soal kisah asmara masing-masing orang yang saya kenal, tak satu pun yang berjalan sempurna 100%, bahkan untuk ukuran ayah dan ibu saya yang selalu terlihat sempurna. Saya tidak bisa menceritakan secara detil urusan asmara orang di sini, karena kalau itu saya lakukan, saya bisa dipecat jadi adik, paman, dan teman. Tapi secara garis besar, ada orang yang memiliki kendala sehingga harus berhubungan jarak jauh dengan orang yang dikasihinya, namun tampak jelas bahwa masing-masing sangat mencintai pasangannya dan bara-bara itu terlihat dari percikan-percikan semangat asmara sampai hal terkecil. Ada lagi yang memiliki hubungan jarak jauh, dan setelah sekian lama tak bersua, ketika akhirnya punya kesempatan bertemu dan si isteri ingin menghambur kepelukan suaminya, sang suami segera memberi jarak dan seketika itu juga hawa dingin langsung terasa. Ada juga yang harus melalui liku perkawinan yang hambar, dan baru menyadari bahwa kekasih sejatinya bukan sekedar orang lain, dan harus ia perjuangkan sampai akhirnya keluarga dan mantan isterinya bisa menerima dan berdamai dengan kenyataan tersebut. Ada lagi kisah orang yang tadinya semua baik-baik saja, namun di tengah perjalanan yang mulus itu, sang pasangan menceritakan bahwa ia sempat goyah, meskipun kemudian menyadari bahwa selingkuh sesaatnya adalah kesalahan yang terbesar yang dilakukannya, dan bahwa cinta sejatinya adalah sang pasangan yang sudah hidup bersamanya bertahun-tahun. Ada sebuah komentar yang menarik soal ini, ketika ia mendapat pengakuan selingkuh pasangannya, "Kenapa kamu ceritakan sekarang? Pada akhirnya karena satu ketidakjujuran ini, apa semua yang kita alami bersama terkesan bohong belaka."

Itu baru dari segelintir orang yang saya kenal, belum dari para selebriti di infotainment. Saya melihat, dari keragaman kisah cinta yang terpapar di hadapan saya, kisah cinta yang di awalnya indah, harus diuji dengan waktu dan kenyataan. Saya sendiri mengalaminya. Apa yang di awalnya indah, belum tentu berlangsung indah, apa lagi berakhir indah. Sebuah hubungan yang tadinya berbunga-bunga, kemudian menjadi surut karena ternyata orang yang tadinya kita anggap Chemistry nya baik sekali dengan kita, ternyata tukang pagar: jangan ini, jangan itu! Awas kalau ini, awas kalau itu! Ada juga yang setelah sekian lama berjalan penuh gelora, ternyata saat naik ke tahap lebih lanjut kelihatan bahwa apa yang selama ini dipikir cocok, ternyata banyak yang mengganjal di hati. Saya pernah juga tanpa sadar dimanfaatkan seseorang untuk menjadi bemper dan pendampingnya berselingkuh. Kemana-mana perginya bertiga, hanya sebagai sebuah kamuflase bahwa kalau pergi dengan saya itu, semuanya aman-aman saja. Ketika perselingkuhan itu terkuah, komentar yang paling melekat di hati adalah, "yaaaa.... kalau biasanya sehari-hari makan sup, sekali-sekali disodori sayur asem ya enak juga yaa..." Perih rasanya hati ini, teman baik yang menjadi selingkuhan itu dibicarakan bagaikan sayur asam, tapi mau apa lagi...


Di Hari Valentine kali ini, saya belajar bahwa setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing, sebagian membawa kebahagiaan, sebagian membawa kesedihan, sebagian jalannya penuh duri berliku dan berakhir bahagia, sebagian lagi berliku tapi tetap berakhir penuh tangisan. Selama ini saya selalu melihatnya dari masing-masing kisah mereka yang mampir satu persatu dalam hidup saya, namun hari ini seolah saya diangkat ke tempat yang lebih tinggi, seolah dari pesawat luar angkasa yang melihat bumi ini bulat dengan atmosfer biru yang membungkusnya. Begitu beragam dan berwarna. Saya sendiri seharian ini menjalani valentine bersamaan dengan tahun baru cina dengan keluarga tercinta. Dengan diselingi telepon,sms, bbm dan email dari kerabat tercinta, saya yang jomblo ini tak merasa bahwa valentine kali ini menjadi sebuah kesepian yang tak bertepi. Meski sendiri, tapi sangat indah dan jujur, saya sangat menikmatinya. Itulah sebabnya saya mengimbau teman saya yang jomblo tadi untuk berpikir ulang tidak merayakan valentine, hanya karena jomblo. Selama ini kita sering kali terlalu terfokus pada satu cinta sehingga melupakan bahwa ada banyak cinta yang melingkupi hidup kita. Cinta teman, keluarga, dan kerabat.

Hari ini hati saya dibukakan akan cinta yang selama ini sudah begitu mendukung hidup saya dan sangat berperan dalam membentuk kekuatan hidup saya, kasih yang selama ini tulus,tanpa syarat, dan begitu dekat di sekitar kita yang sering kita lupakan dan sia-siakan seolah tidak penting sama sekali dibandingkan sebuah cinta yang sudah hancur lebur dan ditinggalkan oleh penghuninya, tak peduli oleh seorang penghuni atau malah semuanya. Selamat Valentine. Hari Kasih Sayang, apa pun bentuknya. Dan selamat Tahun Baru Macan...

No comments: