Apa yang harus saya tulis hari ini? Selama 24 jam ini saya mengalami banyak hal dan saya belajar banyak hal, namun saya tidak bisa menuliskannya di blog ini, karena kalau saya memaparkan apa yang terjadi, siapa-siapa yang terlibat di dalamnya terlalu jelas, dan orang-orang yang terdekat di hati itu pasti akan tersinggung berat, dan saya tidak mau kehilangan mereka hanya karena saya belajar dari apa yang berkaitan dengan mereka. Disamarkan pun terlalu jelas untuk diraba siapa dia, jadi saya rasa hari ini saya sebaiknya tidak menulis apa-apa tentang yang saya pelajari. Maaf.
Ternyata, kompromi itu penting. Di awal tahun baru kemarin, saya sempat hampir ribut dengan keponakan saya karena saya menulis tentang seseorang yang kami kenal bersama dan meskipun disamarkan, tetap saja cukup jelas siapa dia. Saya bilang padanya, saya tidak bisa menulis tentang apa yang saya pelajari tanpa menceritakan apa yang terjadi. Kalau kurang ilustrasi, maka Anda tak akan mengerti apa yang sebenarnya terjadi sebagai pangkal pembelajaran saya. Keponakan saya hampir menangis karena dia mendapat kepercayaan untuk mendapat curhat pribadi dari orang itu, dan karena ia mempercayai saya, dia kemudian bercerita dan saling tukar pandangan apa yang harus dilakukan orang yang kami kenal. Ternyata, di malam harinya melalui blog ini, saya hampir mengkhianati janjinya untuk tidak bercerita pada orang lain, dan janji saya pada keponakan saya untuk pegang rahasia.
Pada malam itu, saya belajar arti sebuah kepercayaan, namun juga pentingnya menjaga perasaan orang yang dekat di hati. Dan ternyata menjaga perasaan itu bukan hal yang mudah. Sering kali kita terlalu sibuk dengan diri kita sendiri, sehingga lupa bahwa tindakan kita yang kadang cenderung egois itu kemudian melukai atau menyakiti hati orang-orang terdekat yang sudah begitu setia mendukung kita. Kata-kata inilah yang tadi pagi saya pakai untuk mengomentari sebuah kejadian. Namun kejadiannya apa, saya tidak bisa ceritakan karena alasan yang dipaling atas tadi. Maka, malam ini saya cuma bisa berdoa agar kata-kata saya tadi mengena dan mengetuk hatinya.
Karena kejadian di awal tahun baru itu pula lah, saya sekarang jauh lebih hati-hati dalam melakukan suatu tindakan, dan bertanya terlebih dahulu apakah tindakan ini berpotensi menyakiti orang lain, dan kalau iya, apakah ada cara lain yang lebih baik sehingga kerusakannya tidak separah tindakan semula. Tidak selalu berhasil, karena mulut saya masih sering terpeleset mengucapkan kata setajam silet, tapi saya sudah lebih sadar dan memahami.
Salah satu bukti kehati-hatian saya adalah dalam menulis blog ini. Sebenarnya, kalau tidak ada saringan, saya yakin blog ini akan jauh lebih seru dan bakal jadi best-seller! Namun karena kejadian yang saya alami dan tulis adalah kejadian real life to real people dan lebih spesifik lagi kejadian dan orang-orang yang saya kenal dan dekat di hati, maka saya harus berpikir ulang berkali-kali. Blog ini adalah blog yang hidup tentang kehidupan, bukan blog seorang pengamat kehidupan yang memberikan ilustrasi pada teori-teorinya dengan contoh-contoh fiktif. Blog ini adalah pelajaran hidup saya dari apa yang benar-benar saya alami dalam sehari ini, dan tentang memori kejadian nyata di waktu yang lalu. Karenanya tidak ada yang fiktif dalam blog ini. Real lessons from real life experiences and stories. Karena itu saya tidak bisa sekedar mengarang cerita fiktif sebagai ilustrasi, dan akhirnya saya belajar fiktif pula dari kisah fiktif itu.
Saya harus mempertimbangkan perasaan orang-orang yang saya tulis di sini, dan juga komentar serta perasaan orang yang kemungkinan mengenal siapa orang yang tersamarkan dalam blog ini. Karena bisa jadi, setelah membaca blog ini orang lain bisa memiliki pandangan dan pendapat tertentu tentang seseorang. Dan saya tidak mau itu terjadi. Apa yang niatnya baik, harus tertera dengan baik, dan diterima secara baik juga. Saya pernah memberitahu kepada orang yang kisah hidupnya saya paparkan disini dan memintanya berkomentar. Ternyata dia bilang bahwa saat membaca, dia memperoleh pelajaran karena saya melihatnya dari sisi yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Saya tahu, belum tentu yang ditulis akan marah dan keberatan, tapi saya juga bisa meraba siapa-siapa saja yang akan keberatan kisahnya ditulis. Mungkin, bisa saja suatu saat saya menceritakan kejadian hari ini di blog ini, saat semuanya sudah dapat menerima dengan perspektif yang berbeda. Namun untuk saat ini, belum.
Seperti yang saya katakan di atas, malam ini, saya belajar berkompromi dengan menghormati perasaan orang lain. Semoga saya semakin peka sehingga semakin kurang orang yang sakit hati pada saya. Kalau pun ada dan Anda salah satunya, tolong beritahu saya secara pribadi sehingga saya bisa mohon maaf secara tulus dari hati yang terdalam. Dan setelah itu semoga Anda dapat memaafkan saya dengan hati ikhlas ...
No comments:
Post a Comment