Pagi ini saya menyempatkan diri membuka facebook untuk mengirimkan ucapan selamat ulang tahun kepada seorang teman sambil melihat-lihat update apa yang dituliskan teman dan kerabat di jejaring sosial tersebut. Mata saya terhenti pada foto-foto yang diunggah seorang teman saya, Haroen yang kini tinggal di negeri Paman Sam bersama keluarganya. Di sana ia berfoto bersama anak dan ibunya. Pikiran saya pun melanglang buana mengingat kembali kedekatan kami ketika bersama-sama mewakili perusahaan telekomunikasi internasional, saya untuk perusahaan Amerika dan ia di perusahaan Perancis. Saya masih ingat betul awal perjumpaan saya dan dia. Ketika itu ia mengatakan menjadi seorang pembawa berita di acara English News Service di TVRI dan dengan polos saya mengatakan, "Kok nggak pernah lihat ya?" Beberapa hari kemudian saya mendapat telepon darinya, "Cepet nyalain tv, bentar lagi gua on air!" dan saya pun melihat bukti bahwa ia benar-benar seorang anchor tv. Kejadian lucu dan pekerjaan sehari-hari mendekatkan kami, bahkan ia kemudian kenal dengan mantan isteri saya dan kami dengan keluarganya. Saat ia menikah, mantan isteri saya menjadi juru rias bagi ibu dan adiknya. Waktu berlalu, ia pun pindah ke Amerika meneruskan studinya di bidang hukum international, menetap di sana dan membuka law firm nya sendiri. Hanya sekali-sekali saja kami kontak. Hari ini saya mengirimkan kabar bahwa Pak George Pattian, koleganya di perusahaan lama telah tiada. Saya merasa begitu jauh semua ini terjadi.
Dari Haroen, ingatan saya kemudian bagaikan sebuah album foto yang membuka lembar lama dan menemukan begitu banyak orang yang mampir di hidup saya dan sekarang sudah begitu jauh, bahkan sebagian besar lenyap tak berbekas seolah tak pernah hadir dalam hidup ini. Orang-orang yang dahulunya sangat dekat, dan sekarang pupus menghilang. Ada juga teman-teman lama yang kemudian muncul lagi dalam "bentuk baru" persahabatan yang justru lebih hangat dari yang dulu. Lalu orang-orang baru yang kini menjadi dekat di hati. Ada yang mampirnya singkat, ada yang bertahan tak lekang waktu. Orang dan kejadian datang dan pergi dalam hidup saya seperti cepatnya saya membalik lembaran album foto kehidupan ini.
Sama seperti album, setiap orang dan kejadian membawa kenangannya masing-masing dan menimbulkan kerinduan tersendiri. Tiba-tiba tersirat pertanyaan di benak saya : apakah saya telah menggunakan kesempatan saat saya bersama dengan orang-orang yang saya temui saat ini dengan sebaik-baiknya, sehingga bila takdir menuliskan kami tidak akan bertemu kembali, saya membawa kenangan terbaik akan mereka? Saya mengakui ada beberapa kasus yang saya sesali, tidak berbuat sebaik mungkin, yang kalau boleh diulang, saya tidak akan berlaku kasar, atau ceroboh, atau tidak adil kepada orang yang saya jumpai itu. Inginnya kalau diberi kesempatan lagi, saya akan melakukan hal yang terbaik baginya karena ia adalah orang yang sangat baik. Namun kesempatan itu sudah tidak lagi datang karena kedekatan kami sudah memudar dan waktu sudah berjalan menempuh rutenya yang baru.
Saya hari ini belajar untuk memanfaatkan waktu kebersamaan dengan orang-orang yang saya jumpai sebaik-baiknya dan memberikan hanya yang terbaik bagi mereka sehingga ketika semua peristiwa menjadi kenangan, semuanya memberikan kesan terbaik dan terindah yang bisa saya berikan untuk kesempatan dan orang tersebut. Dengan kata lain saya menjadi lebih sadar untuk menjadikan momen saat ini sebagai momen terbaik dalam hidup saya, sehingga kalau seluruh "momen saat" ini dikumpulkan - baik yang telah lewat dan yang sedang berlangsung, saya bisa menarik kesimpulan bahwa saya telah menjadikan hidup ini "momen terbaik" yang pernah ada...
No comments:
Post a Comment