Sore ini untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun saya menulis sebuah press release. Biasanya saya hanya tinggal mengarahkan, namun kali ini karena rilis yang tadinya diterjemahkan oleh penerjemah kami bahasanya super hancur dan mendapat protes keras dari klien dan waktunya sudah sangat mendesak, saya mengambil alih tugas Account Manager saya dan membuat sendiri rilis versi Bahasa Inggrisnya dalam waktu kurang dari 30 menit.
Saya sempat mengomel-ngomel membaca hasil terjemahan sesbelumnya. Sang penerjemah hanya memindahkan kata per kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Inggris yang membuat kalimatnya aneh terdengar dan tak bisa saya mengerti. Saya jadi teringat ketika di suatu Sabtu melihat sebuah stiker di belakang bus trans Jakarta bertuliskan : Take The Bus, No It's Way. Saya bingung mengartikannya sampai teman saya berkata sambil tertawa terbahak-bahak, "Coba terjemahkan kata per kata" Ya ampun! Bunyinya jadi : Ambil bus nya, tidak jalannya! Maksudnya naik bisnya, tapi jangan masuk ke jalan yang disediakan khusus untuk busway. Gila kali ya yang nulis itu! Belajar Bahasa Inggris dari mana pula itu? Begidik jangan sampai hal itu terjadi di kantor, saya lalu menyiapkan "ceramah" bagi penerjemah kantor :
1. Dalam menerjemahkan, perhatikan pesan yang disampaikan dalam bahasa Ibu dan pindahkan konsepnya dalam bahasa ke dua, bukan asal memindahkan kata per kata, tak akan ada maknanya.
2. Kuasai karakter budaya setiap bahasa : Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu namun terkena pengaruh kuat budaya Jawa adalah bahasa yang tidak suka menuturkan secara langsung karena di adat Jawa "pamali" hukumnya berbicara langsung pada yang diataskan. Karenanya kalimat Indonesia banyak yang diciptakan dari pendekatan kalimat pasif, contohnya : "Penghargaan ini diberikan kepada A", sedang Budaya Barat adalah budaya yang "direct" yang tidak suka basa basi dan apa adanya sehingga kalimat-kalimatnya lebih bersifat aktif. Dalam contoh di atas, kalimatnya menjadi "A menerima penghargaan ini."
3. Trik yang paling mudah dicobakan bila membaca terjemahan adalah dengan membacanya langsung tanpa melihat naskah aslinya. Kalau kita mengerti dengan mudah, berarti terjemahan itu kurang lebih benar. Kalau kita tak paham apa yang mau dikatakan, maka terjemahannya kemungkinan besar tidak benar.
Sambil menerjemahkan, pikiran saya melantur dan menemukan bahwa ketidakmampuan kita menerjemahkan makna sebuah kalimat atau percakapan dalam bahasa asing ini ternyata juga berlaku dengan bagaimana kita menerjemahkan "bahasa" pasangan. Karena datang dari kalangan yang berbeda, sering kali kita sering salah menerjemahkan "tanda-tanda" atau sinyal yang diberikan pasangan kita sehingga terjadilah kesalahpahaman yang berakhir dengan keributan.
Saya lalu memperhatikan bahwa seringnya terjadi kesalahpahaman antara saya dan pasangan saya adalah karena :
1. Saya tidak mampu menerjemahkan makna di balik sinyal-sinyal yang dikirimnya.
2. Saya tidak mampu memahami karakter budaya pasangan saya.
sehingga saya sering hanya "menerjemahkan" gerak gerik pasangan saya secara harafiah saja, sehingga sering salah menangkap maknanya. Saya yang terbiasa "direct" tak suka harus mematahkan "teka-teki silang" yang kerap dilakukan pasangan saya. Terkadang pasangan saya protes dan bilang, "seharusnya kamu tahu, kalau saya sedang begini ini artinya ini..." Saya lalu bilang, "Well, saya bukan peramal dan dukun jadi jangan mengharapkan saya bisa menebak setiap gerak gerik kamu. Karena saya bukan tukang ramal, jadi katakan saja apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu maui sehingga saya jelas menangkapnya dan tahu harus melakukan apa untuk memenuhi keinginan dan harapan kamu." Bukan berarti saya tidak romantis, tapi sungguh, permainan tebak-tebakan ini sungguh menguras batin saya. Memang, saya tahu, kalau terlalu transparan, sudah tidak fun lagi, tapi kalau terlalu misterius, buat saya yang tidak suka film misteri, jadinya menyebalkan dan membuat capai juga.
Jadi tolong, kalau mau keinginan dan maksud tujuan Anda dimengerti pasangan, jangan main-main dengan "silakan artikan sendiri apa arti tindakan saya ini." Bisa-bisa Anda dan dia jadi "lost in translation" - yang ada bukannya jadi mesra, tapi malah berantem besar.
Hari ini saya menemukan resep bagaimana sebaiknya menerjemahkan keinginan kita kepada pasangan agar tidak salah tangkap : katakan saja secara langsung dan jelas apa yang kita mau!
No comments:
Post a Comment