Saya terpaku pada kalimat yang tercantum sebagai penggelitik untuk menonton film The Social Network yang menceritakan sepak terjang Bilyuner muda Mark Zuckerberg menciptakan jejaring sosial bernama Facebook :
You Don't Get To 500 Million Friends Without Making A Few Enemies
Film The Social Network menceritakan bagian kehidupan Mark yang awalnya diputuskan pacarnya - Erica - karena sikapnya yang menyebalkan. Mark lalu marah dan mempermalukan Erica melalui blog nya dan masuk ke sistem komunikasi Universitas Harvard. Dalam semalam, "karya" nya yang kreatif mempermalukan para gadis itu mendapat respons luar biasa dengan 22.000 hit atau kunjungan. Respons yang luar biasa itu memberi ide kepada sekelompok pemuda kaya yang dipimpin oleh Winklevoss bersaudara untuk membangun jejaring Harvard dengan mengajak Mark. Mark mengiyakan namun kemudian mengembangkan ide Winklevoss menjadi sebuah jejaring sosial tanpa sepengetahuan Kelompok Winklevoss dan mengajak teman baiknya Eduardo Saverin untuk berkongsi membentu sebuah perusahaan yang mendanai jejaring sosial bernama The Facebook. The Facebook mendapat sambutan luar biasa dan Eduardo menganggap inilah saatnya untuk beriklan. Mark yang merasa momennya belum tepat segera terpesona oleh visi Sean Parker. Dengan sekejap visi bisnis Sean merasuk ke sanubari Mark dan terpentallah Eduardo dalam sebuah kup ber"darah dingin." Eduardo tentu tidak tinggal diam membiarkan sahamnya di Facebook yang tadinya 30% dan mendadak tinggal 0,33%. Sementara itu Sean Parker yang flamboyan berurusan dengan polisi karena bercinta dengan gadis di bawah umur dan pesta narkoba. Lalu Mark panen gugatan. Ia digugat kelompok Winklevoss, dan digugat oleh teman baiknya sendiri Eduardo. Film itu berakhir dengan Winklevoss mendapat uang damai dan tutup mulut, dan Eduardo mendapatkan hak sahamnya kembali, serta namanya tercantum lagi sebagai pendiri Facebook.
Buat saya, film yang diangkat dari kisah kehidupan Mark Zuckerberg ini jauh lebih menarik dan ada gregetnya dibandingkan Eat, Pray, Love. Dari film ini setidaknya saya membuat beberapa catatan :
1. Sungguh ironis bahwa jejaring sosial yang terbesar di dunia diciptakan oleh seorang asosial. Mark Zuckerberg kalau pun benar penggambarannya di film adalah orang yang paling tidak peduli dengan orang lain. He just doesn't care, bahkan dengan teman terdekatnya sekalipun. Sampai-sampai seorang dari anggota tim hukumnya mengatakan : "You are not an asshole. You are somebody who's trying too hard to be one." Ketidakpeduliannya tercermin dari sistem facebook yang sangat terbuka bagi aneka sistem aplikasi untuk bisa diserap dan digunakan oleh pemegang akun facebook. Di satu sisi ini menguntungkan pihak facebook dan penggunanya, di lain sisi hal ini membuat banyak pihak mencak-mencak karena merasa hak intelektualnya dirampas. Tapi Mark adalah Mark, he just doesn't care.
2. Sungguh ironis juga, ketika ia berhasil menggalang "pertemuan" 500 juta orang, beberapa musuh yang digambarkan dalam kalimat teaser di atas adalah teman-teman (terdekat)nya sendiri.
3. Betapa Sebuah kata memberi dampak yang luar biasa. Sean parker memberi saran kepada Mark untuk menanggalkan kata "the" dari "The Facebook." Jadilah jejaring ini dikenal dengan nama "Facebook" yang lebih akrab di telinga ketimbang "The Facebook"
4. Betapa dunia usaha tak mengenal nurani. Kalau kita tidak mengikuti perkembangan, kita akan terpental, tak peduli seberapa dekatnya kita pada sumber penghasil uang. Dan tak satu pun bisa disalahkan karena begitulah alam dunia usaha.
5. Yang namanya mencuri "ide" itu tak bisa sembarang dituduhkan. Meskipun ide awalnya dari Anda, tapi bila pada perkembangannya muncul kreativitas yang tak pernah Anda bayangkan, Anda tidak bisa serta merta menuduh seseorang telah mencuri ide Anda. Siapa suruh Anda tidak sehandal dan sekreatif dia.
6. Mungkin Anda punya visi bisnis untuk sesuatu hal, namun dibutuhkan jiwa wirausaha dan kepemimpinan yang kuat serta pengalaman yang terasah - meskipun tidak di bidangnya, untuk mengangkat sebuah kesempatan mencuat dari sekedar berkubang di rana universitas di Amerika menjadi sebuah fenomena dunia. Eduardo bervisi lokal, sedang Sean dengan gaya nya sendiri membawa facebook merambah seluruh penjuru dunia - dan Eduardo tak punya hak untuk cemburu. Ia harus mengakui kelihaian Sean, seburuk apa pun pengaruhnya pada Mark.
6. Banyak pihak yang secara instinktif lihai dalam melihat peluang. Facebook bagaikan madu. Lihat saja berapa orang yang langsung mendekati Mark dan Eduardo : baik Sean yang ingin mendapat bagian menikmati madu, atau para wanita yang mencoba mengkontrol kehidupan Eduardo.
Awalnya, di penghujung film saya berkesimpulan, "I hate this guy!" dan berniat menghapus akun facebook saya. Tapi kemudian saya ingat, saya bertemu teman-teman SD saya ya dari facebook. Saya bisa dekat dengan saudara dan kerabat ya karena facebook. Jadi, saya ambil prinsip Mark. Kalau saya bisa mendapat manfaat dari seseorang yang a-nurani dan a-sosial, mengapa tidak? Toh buat dia tak ada ruginya... But anyway, kali ini saya tidak hanya menikmati jejaring sosial buatannya, saya juga mendapat berbagai pelajaran hidup dari sepak terjangnya membesarkan Facebook...
No comments:
Post a Comment