Hari ini Gereja Katolik memperingati hari peringatan arwah yang diwujudkan dengan Misa persembahan di sore hari. Saya merayakannya di Katedral setelah rapat sore di Bogor. Sebenarnya saya janjian dengan seorang rekan namun ia terlambat datang dan baru muncul di pintu gereja ketika Misa telah bubar. Ia lalu bercerita bahwa boss nya yang Katolik bertanya mengapa ia pulang tepat waktu, dan ketika balik ditanya teman saya mengapa tidak menghadiri Misa Hari Arwah, ia berkilah "Sibuk." Teman saya melanjutkan ceritanya, Boss yang sama mengeluarkan alasan yang sama ketika Kamis Putih kemarin ditanya mengapa ia masih di kantor padahal perusahaannya memberi dispensasi kepada karyawan yang beragama Katolik untuk pulang lebih awal agar bisa mempersiapkan diri ikut Misa Kamis Putih.
Saya lalu menukas, bagaimana ya kalau suatu saat ketika ia dalam sakratul maut dan menghadap Tuhan, Yang Kuasa mengatakan dengan cueknya, "Sibuk" dan melengos memanggil yang lain? Bagaimana ya kalau dia sudah meninggal nanti semua saudaranya tak ada yang peduli lagi untuk mengingatnya dan mengatakan "Sibuk"?
Kita ini memang mahluk egois, yang cuma tidak sibuk kalau sedang ada butuhnya saja. Ketika termohon-mohon untuk urusan genting menurut ukuran pribadi, kita rela berjam-jam berdoa, dan mendadak rajin ibadah. Begitu badai berlalu, berlalu juga ritual ibadahnya. Jadi, Tuhan itu penting kalau butuh. Saya juga memperhatikan doa kita yang isinya hanya mengacungi Tuhan. Tuhan berilah, janganlah, jagalah, sembuhkanlah, luluskanlah, ampunilah, semua nadanya memerintah. Jadi, yang sebenarnya berkuasa itu kita atau Tuhan sih? Mungkin karena doa nya selalu seperti itu, maka kita menjadi merasa kalau perlu saja datang ke Dia. Habis, kalau tidak, kita kehabisan kata-kata karena tidak ada yang mau diperintah atau disuruhkan kepada Tuhan?
Saudara kita yang Islam sering berseloroh : berdoalah sebelum didoakan. Saya rasa selorohan ini sangat tepat bagi kita semua. Kalau mau diingat, kita harus mengingat. Kalau mau dihormati, kita harus menghormati. Kalau mau dicintai, kita harus mencintai. Kalau mau Tuhan dekat dengan kita ya kitanya harus dekat dengan Dia juga. Sama seperti kalau seorang teman tak pernah kita kontak ya lama-kelamaan hilang lah ia. Teman saya Wanny Bhakti menulis di status facebooknya malam ini :
- stop waiting for the right person to come into your life. Be the right person to come to someone's life. -Zen Habits
Hal ini juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Jangan selalu berharap Tuhan yang datang pada kita, mulailah datang sendiri kepada Tuhan.
Malam ini saya kembali disadarkan bahwa berdoa dan beribadah bukanlah untuk kepentingan Tuhan, tapi untuk kepentingan diri kita sendiri dalam upaya mendekatkan diri pada Sang Khalik sehingga bila waktunya tiba Tuhan tidak mengernyit dan bertanya, "Siapa looo?"
No comments:
Post a Comment