Wednesday, December 01, 2010

1 Desember 2010 : Ilmu Walau dan Tapi

Baru saja saya terkaget-kaget ketika ditelepon teman yang menanyakan apakah saya punya kenalan lawyer. Saya tanya untuk apa? Dia bilang dia mau melegalisirkan putus hubungan dengan ibunya. Ha? Jantung saya mau copot rasanya? Mana ada pemutusan hubungan antara ibu dan anak? Secara biologis, sampai kapan pun ayah, ibu dan anak itu tak pernah putus hubungan. Saya sampai menggigil karena tak tahu mesti ngomong apa. Yang bisa saya katakan berkali-kali cuma, "Ya udah, nanti kita bahas ya. Nanti kita bahas." Maksud saya, paling tidak ini sebuah penguluran waktu, siapa tahu nantinya teman saya bisa berubah pikiran.

Tapi kemudian saya pelahan-lahan memahami apa yang dia maksudkan. Kekesalannya pada sang orang tua sudah mencapai puncaknya. Semua berawal dari uang dan berujung di uang pula. Kali ini bukan teman saya yang serakah mengeruk uang orang tuanya, tapi justru orang tuanyalah yang merongrong anaknya yang satu ini, padahal dalam keluarga itu ada tiga anak lainnya. Teman saya sudah berupaya memberi dukungan dana setiap bulannya untuk membiayai kehidupan orang tuanya padahal orang tuanya belum juga masuk masa pensiun, namun sudah bertahun-tahun tidak kerja apa lagi memiliki penghasilan tetap. Terus terang dalam hati saya juga herannya setengah mati dengan orang seperti ini, yang menurut saya adalah orang tua yang tidak bertanggung jawab karena membebankan apa yang seharusnya ada di pundak mereka kepada anaknya. Teman saya pun ditipu kakaknya hampir ratusan juta tapi toh tetap dipersalahkan oleh orang tuanya karena tidak merelakan uangnya dan tidak memaafkan kakaknya. Terakhir, malam ini ia mendapat sumpah serapah dari orang tuanya. Yang bilang kalau ibunya meninggal tak usah melayat, atau malah sang ibu menyumpahi agar anaknya melarat seumur hidup karena sang anak tidak mau minta maaf kepada sang kakak yang sudah mengadalinya sampai-sampai uang tabungannya ludes. Maka yang diinginkannya adalah kalau ada apa-apa dengan dirinya, ia tak ingin asuransi dan berbagai kekayaannya jatuh ke tangan orang yang tak diinginkan : keluarganya sendiri. Ia lebih rela memberikan uangnya kepada yayasan sosial. Ia mencari notaris untuk bisa menghapus namanya dari daftar keluarga sehingga secara hak dan kuasa menjadi independen dan tidak bisa diganggu gugat oleh keluarganya ketika ia memutuskan menghibahkan warisannya kepada pihak lain. Sampai di situ, saya jadi bisa memahami meskipun bukan berarti saya bisa membenarkan.

Akhirnya, saya memberikan nama teman saya yang notaris untuk memroses lebih lanjut, namun tentu saja dengan syarat : boleh saja ia membuat pengaturan seperti itu, tapi tidak berarti saya setuju ia memutuskan hubungan dengan orang tuanya. Tidak ada yang namanya hubungan darah diputus seperti itu. Pengaturan itu saya pahami untuk memproteksi kepentingan keuangan teman saya karena dengan itu berarti keluarganya tidak dapat menggugat warisannya, namun bukan berarti nantinya teman saya tidak bisa menghibahkan kekayaannya kepada keluarganya. Syarat yang berikutnya adalah meskipun ia membuat pengaturan seperti ini, ia tetap harus tetap menghormati orang tuanya. Seperti yang saya katakan di atas, saya tetap memegang prinsip teguh bahwa kita tidak pernah bisa cerai dengan orang tua yang sudah melahirkan kita. Hormat kepada orang tua merupakan salah satu hukum yang terdapat di 10 perintah Allah yang diturunkan kepada Musa saat menggembalakan umatnya keluar dari Mesir. Selain itu, pemikiran saya ini juga terkonfirmasi atas bbm yang dikirim teman saya Anita sore ini :

10 kebiasaan yang pantas dibanggakan.

1,没病也要定期体验
Walau tidak sakit (tapi) harus cek kondisi secara teratur

2,不渴也得多喝温水
Walau tidak haus (tapi) harus banyak minum air

3,遇事难解也得想通
Walau ketemu masalah sulit (tapi)tetap harus dipecahkan

4,没有喜事也要快乐
Walau tidak ada hal menyenangkan (tapi) harus tetap bahagia

5,有理也要让人三分
Walau kita berada di pihak yang benar (tapi) tetap kita perlu mengalah

6,有权也要低调做人
Walau memiliki kekuasaan (tapi) tetap harus memiliki kepribadian luhur

7,不觉疲劳也得休息
Walau tidak merasa lelah (tapi) harus tetap beristirahat

8,生活富裕也要知足
Walau sudah kaya (tapi) harus tetap dapat membatasi diri

9,再忙也要重视锻炼
Walau sibuk sekali (tapi) harus tetap mementingkan olah raga

10,没事也要互相关爱!
Walau tidak terjadi apa-apa (tapi) harus tetap saling menyayangi..

Hari ini juga saya langsung mendapat contoh bagaimana menerapkan sebagian dari ke 10 petuah yang diberikan, terutama nomor 3,4,5 dan 10 ... Saya malah ingin menambahkan, kalau di nomor 10 dikatakan "walau tidak terjadi apa-apa (tapi) harus tetap saling menyayangi", maka tambahan saya adalah justru "Jika terjadi apa-apa harus tetap saling menyayangi" ...

No comments: