Pagi ini Oprah Winfrey Show menampilkan ide unik. Mengingat krisis keuangan yang hebat di negeri Paman Sam, Oprah lalu mengeluarkan ide untuk merias rumah dengan menyuruh pemilik rumah memilih barang-barang yang mau disimpan dan mengeluarkan barang-barang yang mau dipergikan. Barang-barang yang mau disingkirkan itu kemudian dikumpulkan bersama barang milik tetangga yang lain kemudian dari sanalah desainger interior kesayangan Oprah, Nate Berkus, memilih dan menyulapnya menjadi furnitur "baru" bagi tetangga yang lain. Hasilnya, luar biasa. Kita tak mengira bahwa barang rongsokan kita bisa sangat "berkilau" dan indah di bawah besutan Nate.
Saya lalu membayangkan, wah, kalau saya, kira-kira saya bakal iri dan ingin memiliki kembali barang yang sudah saya buang itu. Saya lalu membayangkan isi rumah sendiri yang penuh dengan berbagai pernik yang saya beli karena keunikannya. Setiap barang memiliki kisahnya sendiri. Saking banyaknya barang, sampai-sampai kadang kita tidak bisa lagi melihat "kilau" masing-masing benda. Saya pernah terinspirasi untuk melakukan "garage sale" namun terhenti ketika harus memberi nilai harga pada barang-barang itu. Mau dihargai berapa? saya tak tahu karena nilai "sejarah" nya lebih tinggi dari nilai barangnya sendiri. Saya juga punya koleksi kaset yang terjaga baik dari tahun 1976 yang kalau disumbangkan ke perpustakaan negara mungkin bisa menjadi asset negara yang berharga bagi dunia musik Indonesia.
Acara Oprah hari ini menyadarkan saya betapa kita ini sering tidak bisa dan tidak tahu cara menghargai apa yang kita miliki. Tak jarang saya membuang sebuah barang karena yakin benar sudah tidak saya inginkan atau tidak terpakai, tapi setelah "melayang" saya kangen juga dengan barang itu, atau bahkan suatu saat ingat saya punya baju dan ingin mengenakannya, namun segera sadar bahwa baju yang baru saya pakai sekali itu sudah saya sumbangkan ke panti asuhan remaja. Saya kemudian merenung dan mendapatkan beberapa penemuan dari koleksi barang yang bertumpuk di rumah :
Hasrat berbelanja seringkali mengurangi kadar nilai barang yang sudah kita miliki sebelumnya. Koleksi yang sudah ada sering jadi korban sikap "take for granted" kita dan karena sering dirasa nilainya sudah hilang, maka dengan rela kita melego sampai suatu saat barang itu "jatuh" ke tangan orang yang bisa menghargai dan saat kita tersadar akan keindahannya, kita sudah terlambat karena tak mungkin merebutnya kembali dari tangan orang lain itu.
Saya kemudian merenungkan, hal ini terjadi juga dengan "kepemilikan" kita atas kekasih atau pasangan hidup kita.
Hari ini saya terinspirasi untuk menginventaris semua barang yang saya miliki dan untuk sejenak berhenti belanja barang baru. Barang-barang yang ada itu akan saya lihat kembali nilai sejarah dan keindahannya, dan kemudian menyisihkan barang-barang yang tidak saya perlukan lagi. Dari situ saya akan menempatkan barang-barang yang bernilai sejarah dan indah itu di tempat baru sehingga mendapat penampilan yang lebih segar. Saya yakin, dengan tempat yang lebih rapi dan bersih, barang-barang lama saya akan mendapatkan kembali kilaunya yang pernah terabaikan.
Otak saya lalu menambahkan, kalau begitu, saya juga akan melakukan hal yang sama dengan orang-orang terdekat yang selalu ada bersama saya. Saya akan mengembalikan "kilau" mereka yang pernah terabaikan dalam hidup ini. Saya yakin, dengan barang dan orang-orang terdekat yang "berkilau" indah, hidup saya akan lebih indah dan bersinar-sinar.
No comments:
Post a Comment