Sunday, December 12, 2010

10 Desember 2010 : Membuka Kesempatan

Saya selalu bertanya-tanya bagaimana rekan kerja saya dapat begitu gesit menyelip dan masuk di antara agenda yang ada, keluar dari topik dan masuk ke agendanya sendiri pada orang-orang yang tampaknya bagi kita tidak mungkin disentuh. Maksudnya Menteri, pejabat tinggi negara yang lain, bahkan pada Wakil Presiden, Presiden dan Ibu Negara. Selama ini buat saya keberadaan mereka saja sudah mengeluarkan aura yang membuat segan. Saya selalu ragu-ragu untuk mendekat dan kalau pun ada kesempatan berbicara dengan mereka, sering kali pesan-pesan yang semestinya saya sampaikan jadi tidak keluar sama sekali. Melihat kenekadan teman saya, saya berkesimpulan saya rasanya tidak punya keberanian sebesar dia untuk “bikin ulah”.

Tapi hari ini saya melakukannya, dengan sukses. Ketika sedang membantu seorang rekan wartawan menyampaikan pertanyaan kepada seorang pimpinan organisasi kesehatan dunia dalam sebuah wawancara doorstop di sebuah hotel di Singapura, saya tiba-tiba menyelip dengan sebuah pertanyaan apakah Beliau mengetahui akan peranan dan perhatian pemerintah Indonesia mengenai penyakit yang sedang dibahas dan tanpa menunggu jawaban Beliau, saya langsung saja memberikan gambaran singkat bagaimana Indonesia, baik sektor profesional, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan pemerintah, bahkan di tingkat Presiden telah bekerja sama mengedukasi masyarakat mengenai penyakit ini. Pemerintah Indonesia juga telah mengalokasikan dana untuk upaya pencegahan penyakit ini. Ketika sang pimpinan organisasi terlihat terkesan dengan segala upaya dan jejak rekam Indonesia, saya langsung menodong Beliau tentang kemungkinan membawa Peringatan Dunia akan penyakit yang sedang menjadi perhatian masyarakat Asia Pasifik ini ke Indonesia tahun depan. Beliau menjawab, “Ya, tentu saja, kalau memang Anda mau nya seperti itu, tentu kita harus mulai mempersiapkan dari sekarang.” Saya bilang, siap. Dan kami berjanji untuk menindaklanjuti setelah ini. Semua pembicaraan ini terjadi kurang dari 3 menit, lalu lanjut lagi kembali ke pertanyaan wartawan.

Setelah Beliau berlalu dan teman wartawan saya sibuk menulis laporan peliputan, saya duduk sambil meminum air putih dan berpikir : Wow! Selama ini sudah bertahun-tahun berbagai pihak yang lebih berkompeten mencoba mendapat perhatian badan dunia ini untuk mengadakan acara di Indonesia namun tak pernah ada hasilnya, dan sekarang hanya dalam hitungan menit saya mendapatkan sinyal hijau! Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Saya lalu menganalisa : tentu harus ada kesempatannya, tapi bagaimana kita mengambil kesempatan itu, semuanya tergantung dari kita. Dan upaya yang terpenting dilakukan ternyata mengatasi diri sendiri dan ketakutan kita. Takut dipandang siapa kamu, takut dinilai orang ini ngomong apa sih, takut ditolak dan dicemoohkan. Nyatanya hari ini saya membuktikan tak ada salahnya mencoba. It won’t hurts and nothing to lose anyway. Kalau Beliau menolak, ya tidak apa-apa toh orang-orang hebat sudah pernah membicarakan sebelumnya dan gagal. Kesempatan seperti ini mungkin tidak datang lagi, atau pun kalau datang waktunya mungkin sudah terlalu dekat sehingga pelaksanaannya baru bisa dilakukan beberapa tahun lagi.

Maka hari ini saya belajar untuk membuka semua kesempatan yang ada dengan membunuh segala rasa takut saya. So, beat the fear, have the guts and win that one shining moment!

No comments: