Saturday, June 19, 2010

18 Juni 2010 : Salah

Sore ini saya dan tim sedang ada gawe sebuah perusahaan yang mengadakan ulang tahun perusahaan sekaligus pisah sambut pimpinannya. Tema yang diusung sangat Indonesia, karenanya ada unsur kecapi suling saat tamu mengadakan cocktail, dan di dalam ruang panggung besarnya mengusung tema pintu candi. Di penghujung acara, untuk menyimbolkan kerja sama dan kebersamaan, kami mendatangkan Kelompok Angklung Mang Udjo dari Bandung. Sebagai surprise kami membagikan kepada setiap hadirin yang hadir satu angklung sebagai perangkat untuk memainkan lagu bersama, sekaligus untuk suvenir. Setiap angklung diberi tulisan bakar nama perusahaan itu.

Untuk memastikan bahwa spellingnya benar, kami minta contoh satu angklung, dan ketika jadi, kami meneliti kebenarannya dan sudah memberikan approval. Tapi sore ini saya jadi terbelalak ketika secara sekilas melihat angklung-angklung yang dibawa dari Bandung itu dalam keadaan terikat. Saya langsung melihat adanya kesalahan fatal : salah spelling! Nama Perusahaan itu salah eja! Bagaimana mungkin? Contohnya sudah kami cek dan benar, kok jadinya salah juga? Bagaimana menghadapi klien kami yang terkenal sangat detil itu? Uuuuh! Ada ada saja! Semua yang baik bisa jadi berantakan karena kesalahan fatal ini. Permainan angklung bersama menjadi acara pamuncak malam ini!

Project Manager saya mengusulkan untuk diam-diam saja. Tapi, mengingat pengalaman saya kalau diam-diam saja malah berbuah petaka, saya kok tidak sreg. Kebetulan partner saya sedang ada di tempat dan saya berdiskusi dengannya. Ia yang sedang stress berat menghadapi persiapan acara kenegaraan, membuat saya terpesona atas reaksinya! Dengan kalem ia berkata terkejut : OOOoooow, sayaaaang ya. What a pity.... Kasihaaan sudah jauh-jauh dari Bandung keliru... mungkin karena spellingnya susah ya buat orang kita..." Tak ada solusi. Hanya kasihan. Jadi saya bilang, kita jujur saja ya pada si klien. Dan Beliau setuju. Jadi saya katakan kepada project manager, biar saya yang bilang pada klien dan kita serahkan kepada keputusannya. Saya sudah menghubungi Mang Udjo dan mereka sepakat mengganti dalam waktu 4 hari. Jadi, pilihan terburuknya adalah sehabis main, angklung ditarik kembali dan ditukar yang baru.

Ketika mendapat kesempatan untuk mereview acara secara detil bersama sang MC, saya mengutarakannya kepada Klien yang juga salah seorang direktur di perusahaan itu. Setelah dipertimbangkan, klien saya lalu mengatakan "tutup mata saja" dan jalankan. Saya menjalankan acara yang berakhir sangat sukses dan meriah itu dengan hati lega dan nyaman. Nyaman karena kesalahan saya diterima dengan baik dan dimaafkan serta diketahui oleh Klien.

Kejadian malam ini kembali meneguhkan bahwa apa pun yang terjadi, jangan biarkan pihak yang paling bersangkutan dan berkepentingan tahu belakangan atau menemukan sendiri kesalahan yang kita perbuat. Sebaiknya kita secara gentleman menghadap dan memberitahu serta memberi solusi. Niscaya pandangan yang bersangkutan akan berbeda terhadap kita. Respek, dan sama-sama mencari jalan keluar yang terbaik.

Saya tersenyum ketika malam ini My Daily Inspiration dari walktthetalk.com mengirimi saya sebuah pesan yang diilhami kata-kata Karen Casey :

Seeking the good in every experience ensures that you will bring your better self into every encounter. Lives change when we do this - ours as well s those we journey with today.

Benar sekali katanya. Hari ini saya mendapat pelajaran dari kesalahan saya sendiri.

No comments: