Tiga hari ini saya banyak mendengarkan kotbah sehubungan dengan meninggalnya saudara sepupu saya. Salah satu kotbahnya adalah mengenai betapa Tuhan mengasihi kita. Sang pendeta memberikan ilustrasi yang menarik, diangkat dari kejadian nyata. Alkisah, seorang ibu dari Surabaya sangat kehilangan suaminya yang meninggal karena penyakit kronis. Sebagai tanda cintanya, si ibu mengenakan kedua cincin kawin di jarinya, menyatukan cincin kawinnya sendiri, dan cincin almarhum suami. Suatu ketika ketika sedang di kamar mandi, terjadilah sebuah insiden : cincin kawin suaminya yang agak longgar itu terjatuh ke lubang wc. Karena terkejut dan refleks, si ibu justru menekan tombol dan segeralah si cincin menggelincir hilang ke bak septitank. Keesokan harinya, dengan rasa kehilangan yang mendalam, sang ibu memanggil layanan pompa tinja. Ketika baknya sudah relatif kering, ia meminta tangga dan dengan dasternya ia turun mengobok-obok bak yang masih penuh tinja. Semua tetangga berdatangan dan mulai bergunjing, mengatakan ia gila. Ia memulai dari satu sudut ke bagian yang lain. Namun sudah beberapa area, cincin itu tak ditemukan juga. Ia tak putus asa. Ketika hari hampir berganti gelap, tiba-tiba terdengarlah teriakan riang : Akhirnya, ketemu! Ia menemukan cincin yang hilang dan mengusapnya dengan penuh kasih. Dengan linangan air mata, ia mengenakan kembali cincin yang masih kotor itu.
Sang pendeta membandingkan kejadian itu dengan kita manusia. Betapa kita ini hidup di kubangan dosa, dan betapa kasih Allah tak memedulikan kubangan kotor untuk mencari kita. Ketika Ia menemukan ummatnya yang hilang, Ia bersorak senang dan berpesta. Seketika itu juga, saya diingatkan bahwa saya ini tidak sedang dalam gelimang kenikmatan karena nikmat dunia itu bagaikan kubangan bagi kesucian. Sudah di kubangan, saya masih sok berkuasa, sok gaya, sok ini dan itu, padahal ibarat cerita tadi, saya ini bak cincin yang bergelimang lumpur tinja. Kalau Tuhan mau bersusah payah membongkar timbunan dosa untuk menemukan saya lalu menggosok hingga berkilau lagi, apakah usaha saya untuk membantu Tuhan menemukan saya? Adakah usaha saya untuk menjaga kualitas emas yang ada di dalam sehingga Tuhan tak usah susah-susah menggosoknya hingga berkilau, atau setidaknya mempermudah Tuhan menemukan kita karena kilau hidup kita?
Dalam suasana duka, saya diperdengarkan sebuah kisah yang mencerminkan Kasih Tuhan kepada saya. Dalam keadaan duka, Tuhan justru menunjukkan kasihNya kepada saya. Bahwa Ia tak peduli saya berkubang dosa, Ia tetap mencari dan ketika menemukan, Ia menggosok dan mengenakan saya di jari manisNya dengan penuh kasih, kebanggaan dan suka cita. Saya bersyukur sekaligus malu. Bersyukur atas semua karuniaNya, dan malu karena selama ini saya lebih banyak lupa dan berdiam diri saja menunggu Tuhan turun tangga mencari dikubangan demi menyelamatkan saya.
Namun pikiran saya tidak hanya berhenti pada rasa syukur saja. Saya tiba-tiba diberi teladan untuk tidak cepat-cepat menyerah dalam membuka pintu maaf dan dengan penuh kasih membawa orang-orang yang bersalah kepada saya mengembalikan kilau emasnya. Tiba-tiba saya teringat orang-orang yang membuat saya kesal, yang telah menzolimi saya, yang sudah membuat saya marah dan bahkan dendam karena kesalahan yang pernah dilakukannya kepada saya. Saya tiba-tiba ingat perumpamaan seorang ayah menyambut anaknya yang sesat dan hilang yang bertobat kembali ke rumahnya, dengan penuh suka cita dan pesta. Saya seharusnya tidak berhenti pada rasa syukur karena "ditemukan dan diselamatkan" Tuhan dari kubangan, tetapi saya sendiri juga harus turut bersama Tuhan berkubang mencari cincin-cincin emas lain yang hilang, dan ketika menemukannya menggosoknya dengan suka cita sehingga berkilau kembali dan mengenakannya dengan penuh kebanggaan.
Terima kasih Tuhan, melalui kehilangan seorang sepupu saya boleh melihat betapa besarnya kasihMu untuk anak-anakMu ini. Bantu aku untuk dapat menjaga diri dan meningkatkan kemilau cahayaku agar bersinar terang, walau terkubur di dalam kubangan serta kekuatan dan kearifan agar aku bisa ikut serta mencari cincin-cincin yang hilang supaya bisa sama berkilau kembali seperti yang kau lakukan saat menemukan kembali anak-anakMu yang hilang...
No comments:
Post a Comment