Wednesday, June 23, 2010

23 Juni 2010 : Kecipratan!

Dua hari ini saya berkumpul dengan para saintis muda, pelajar puteri SMA kelas satu se Indonesia yang lolos seleksi menuju babak final dan bertemu dalama acara science camp dua hari di daerah Ciawi. Mereka luar biasa kreatif, pintar, cekatan dan penuh percaya diri padahal dari segi usia masih 15 - 16 tahunan. Mereka harus berhadapan dengan para juri peneliti senior yang sudah belasan, bahkan puluhan tahun malang melintang di bidangnya di universitas-universitas paling ternama di negeri ini, dan mereka dapat menjawab pertanyaan yang tajam dan "kejam" dengan tangkas. Pemenangnya datang dari berbagai SMU di Indonesia, menandakan bahwa sekolah daerah apa lagi luar pulau tak kalah kualitasnya dengan rekan-rekannya di Jawa.

Ketika saya berkesempatan memperkenalkan juara pertama kepada teman-teman media, salah satu teman wartawan menanyai pemenang, "uangnya akan diapakan?" Jawaban mereka yang polos awalnya mengundang tawa,"akan dibagi rata." Namun kelanjutannya membuat semua yang berada di tempat itu tercekat, termasuk guru pembimbing mereka, "Selain kami bertiga, kami punya dua guru pendamping. Karena ketentuannya hanya boleh bawa satu pendamping, maka yang hadir di sini hanya satu guru. Karenanya, uang yang kami dapat akan dibagi rata berlima, sehingga semua yang terlibat dapat menikmati hasil jerih payah bersama."

Wow, saya jadi terpikir, berapa sering saya melupakan orang yang "berjasa" dalam pekerjaan dan hidup saya? Pura-pura lupa, dan menikmati hasilnya sendiri, apa pun itu? Entah hadiahnya berupa kue yang sangat lezat sehingga enggan berbagi, atau bentuk rezeki lainnya? Lebih jauh lagi, saya jadi usil ingin tahu, dari ke 5 orang yang terlibat di sana, apakah peran mereka sama rata sehingga pantas dibagi rata hasilnya? Bagaimana kalau yang satu punya peran yang lebih besar dari yang lainnya? Bagaimana kalau ada yang khawatir kalau perannya tak kelihatan sehingga berusaha menonjol sendiri? Bagaimana kalau dalam pembagian tugas ternyata si petugas lebih berkonsentrasi pada pekerjaannya sendiri, pokoknya pekerjaan saya harus sukses! Sabodo teuing dengan yang lain?

Pagi tadi, begitu sampai tempat acara, saya sudah mendapat "siraman rohani" alias curhat dari kanan kiri mengenai "kelakuan seorang anggota tim." Merasa tahu orang lain bakal lapor dam mengeluh pada saya, orang yang bersangkutan lalu berusaha membela diri, padahal hingga selesai acara saya belum angkat bicara sedikitpun. Kelakuan yang dikeluhkan, adalah tindakan yang dilatarbelakangi tujuan agar tugas yang diembannya berjalan sukses. Tidak ada salah dengan hal ini, kalau saja ia tidak menginjak area tim yang lain sehingga merugikan yang lainnya. Pada akhirnya, toh apa yang dikerjakannya tidak akan berhasil secara keseluruhan kalau anggota tim yang lainnya tidak berhasil. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah tim bukan hanya ditentukan oleh keberhasilan sebagian anggotanya, tapi keseluruhan anggotanya. Jadi, mestinya ia melihat dari perspektif yang menyeluruh. Ada kalanya mengalah dan memberi jalan kepada anggota yang lain justru memuluskan kesuksesan bersama karena kalau salah satu tim tak sukses, kita semua yang kecipratan! Kita tidak bisa serta merta menuding kepada yang gagal : gara-gara dia kita gagal!

Maka pas sekali acara ini ditutup dengan statement si pemenang. Semua jerih payah dan hasil dibagi rata. Tak peduli bahwa yang kerja setengah mati adalah si murid, dan si guru cuma ongkang-ongkang kaki mengomentari hasil keringat si murid, semuanya punya peran yang besar. Kalau si murid mengabaikan komentar si guru, bisa jadi mereka tidak menang. Kalau si guru terlalu menyetir si murid, bisa-bisa ketidakorisinalitasan proposal terlihat jelas.

Hari ini saya diingatkan dua hal penting melalui statement "semua kecipratan" tadi :

1. Jangan pernah lupa pada semua yang telah berjasa dan terlibat dalam sebuah proyek, apa pun bentuk proyek itu.
2. Jangan pernah lupa bahwa bagian tugas saya memang penting, namun tugas orang lain juga sama pentingnya, bahkan bisa lebih penting. Jadi bukan soal penting tidaknya peran saya, karena yang terpenting adalah keberhasilan bersama.

Terima kasih adik-adik muda, kalian telah memberikan jawaban atas apa yang harus saya katakan kepada tim saya besok ketika mereview "curhat" tadi pagi!

1 comment:

Anonymous said...

Got your point. Seringkali kita lupa untuk berbagi keberhasilan, yang diingat hanya diri sendiri. Pas banget apa yang kamu tulis Tjan. REgards, Troy