Petang ini karena sudah bosan kemacetan, saya iseng masuk ke blackberry application dan iseng mengunduh Ramalan Harian. Bintang saya hari ini berbunyi begini:
If you're feeling stressed about something that hasn't yet happened and may never happen, you are only wasting good energy for a negative purpose. Worrying never solved a problem or accomplished anything. Instead of getting all worked up about something you are almost certainly exaggerating in you mind, use that power (and yes, worry is a kind of power) to fuel more creative and positive thoughts. Stop worrying and stressing over what kind of problem might occur, and start fantasizing about all the wonderful things taht could happen to change your life for the better.
Begitu selesai membaca, saya langsung bilang, "yah, kalau begitu sih nggak usah diramal semua juga tahu..." Tapi saya pikir-pikir lagi, memang benar ya apa yang dibilang si bintang, saya ini sering khawatir dan kepikiran mengenai hal-hal yang saya takutkan yang belum tentu terjadi, tapi karena saking kepikirannya seolah-olah hal itu akan dan pasti terjadi. Tak ada seorang pun yang bisa meramalkan dan memastikan sesuatu pasti terjadi. Oleh karena itu saudara-saudara kita yang beragama muslim selalu mengatakan "Insya Allah" alias "Jika Allah mengizinkan."
Kalau dipikir-pikir, berapa kali saya melalui suatu kejadian yang kalau dipikir dengan akal sehat pasti terjadi. Ketika bom Mariott meledak, dan kalau saya bisa memilih, saya akan memilih santap siang di Restoran Syailendra. Kenyataannya sekretaris klien memesan private room di Pearl Restaurant, setingkat di atas Syailendra yang luluh lantak karena bom. Saya punya teman yang sangat takut mati, ada sesuatu yang tidak baik dari hasil laboratorium membuat dia seolah-olah akan mati besok pagi. Ada juga yang takut naik pesawat karena takut tabrakan udara atau jatuh. Beberapa kali saya membuktikan bahwa kalau memang waktunya meninggal, mau di rumah pun bisa meninggal. Saya juga beberapa kali dibuat kaget oleh berita meninggalnya seseorang yang sehat-sehat saja, padahal isterinya yang selama ini sakit parah. Usia, rezeki, malang, untung, celaka adalah hal yang tidak bisa diramalkan.
Kalimat ramalan tadi mengingatkan saya bahwa khawatir mengenai sesuatu yang belum tentu terjadi itu tidak ada gunanya. Kekhawatiran itu malah membuat kita menjadi terfokus pada hal yang belum tentu terjadi dan menguras semua energi kita : tidak bisa tidur, berpikir atau makan karena sesuatu hal yang belum tentu terjadi sedang berada di depan mata kita.
Saya jadi teringat ketika saya sedang dizolimi orang. Orang itu meneror ibu, keluarga, teman, rekan kerja, bahkan sampai kalangan pejabat negara yang mengenal saya. Si oknum memfitnah. Saya kemudian menjadi cemas dan khawatir. Bukan takut karir saya akan berakhir, bukan. Selama lebih dari 20 tahun bekerja saya sudah membangun reputasi yang sulit dipatahkan dengan hanya sebuah fitnah, karena itu semua orang yang dihubungi si oknum serta merta menolak percaya dan balik mendukung saya, membuat hubungan kami menjadi semakin erat dan solid. Yang saya khawatirkan justru karena saya tidak tahu perbuatan gila apa lagi yang akan diperbuatnya. Waktu itu saya sempat dua kali dikirimi ambulans. Saya sampai mendatangi pihak rumah sakit dan memarahi mereka karena tidak melakukan check terlebih dahulu sebelum mengirim ambulans, apa lagi ini kejadiannya tidak hanya sekali. Waktu itu, saya seperti seorang pemadam kebakaran yang selalu menyiram air di tempat yang terbakar, dan setiap kali api padam, ada lagi api membara di daerah yang tak terduga sebelumnya. Akhirnya para kenalan justru kehabisan kesabaran dan mendukung saya untuk mengambil tindakan hukum dan melapor pada polisi. Pada titik terendah dimana saya kehilangan belasan kilogram bobot tubuh (this is by the way the best part of a torture: you loose your weight and I gain my best body proportion!), saya kemudian sudah tidak lagi mempan diteror teror dan menyerang kembali, kalau bisa membabat habis si peneror. Saat itu saya kehilangan rasa khawatir dan mulai menguasai lahan perang mental.
Ramalan malam ini menjadi semacam "ringkasan" dari pengalaman saya. Memang tidak mudah untuk menghilangkan rasa khawatir, namun saya belajar untuk mengontrolnya. Kini, setiap kali ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, saya melawan rasa khawatir dengan mengingatkan diri sendiri bahwa khawatir dan kecemasan itu tidak ada gunanya, karena belum tentu terjadi. Maka, saya segera BERHENTI CEMAS DAN KHAWATIR dan mulai merencanakan dan melakukan hal yang bisa memberikan kepercayaan diri. Berdoa adalah salah satu jalannya.
Maka, dari mengomel karena merasa tidak diramal dengan baik hari ini, saya akhirnya bersyukur karena diingatkan mengubah sesuatu yang negatif menjadi energi positif yang membawa saya pada hidup yang lebih baik. Terima kasih, Libra...
No comments:
Post a Comment