Friday, July 16, 2010

16 Juli 2010 : kekuatan doa

Sampai sore ini paling tidak saya menerima dua kabar dari dua teman SMA saya bahwa ada dua orang kawan kami yang sedang kesusahan. Seorang lagi anaknya terkena leukimia dan sedang berobat ke Singapura, dan seorang lagi sedang dalam perjalanan dari Kalimantan ke Jakarta untuk membawa anaknya yang terserang perdarahan otak. Kedua-duanya minta dukungan.

Jujur saja, karena di SMA saya tidak gaul-gaul amat, saya tak punya bayangan jelas siapa yang dibicarakan kedua teman saya itu. Maklum, SMA adalah salah satu masa sengsara dimana saya inginnya masuk IPS tapi dipaksa tinggal di IPA, jadi saya juga kurang bergairah bersosialisasi. Kini setelah puluhan tahun meninggalkan bangku sekolah dan mulai menggalang kembali kebersamaan dengan teman-teman sekolah, saya merasa ikut prihatin atas musibah yang menimpa kedua rekan sekolah. Saya lalu menanyakan kepada seorang teman, bantuan apa yang diperlukan, apakah perlu mengadakan charity dinner? Kalau iya, saya akan menyediakan diri untuk menyelenggarakannya. Lalu untuk teman yang satu lagi, karena rumah sakit yang dituju dekat dengan rumah, saya menawarkan untuk menengok dan mencari tahu dukungan apa yang dibutuhkan, siapa tahu saya bisa membantu. Seperti yang terjadi kemarin, ketika adik ipar manajer sdm saya dalam keadaan sekarat karena serangan jantung, saya segera membantu turun tangan dengan memotong semua jalur sehingga penderita dapat ditolong tepat waktu oleh dokter ahli jantung kepresidenan. Hari ini, si pasien sudah segar kembali dan diperbolehkan pulang.

Sambil menunggu kabar, saya menerima kabar dari teman yang mengabarkan soal leukimia. Dukungan yang dibutuhkan adalah doa. Wah, saya seperti dikemplang. Selama ini kalau sudah dengan minta dukungan, yang ada di otak saya adalah dukungan finansial atau koneksi. Jarang terpikir mintanya hanya dukungan doa. Tapi sekarang saya diingatkan untuk kesekian kalinya untuk tidak meremehkan kekuatan doa, apa lagi bila didoakan oleh banyak orang, termasuk orang yang tidak mengenalnya secara pribadi. Selama ini saya mengagumi orang-orang yang terkenal yang tidak kita kenal secara pribadi namun turut kita doakan karena sedikit banyak telah menyentuh hidup kita. Saya menyaksikan sendiri melalui berita betapa banyaknya orang yang mendoakan Putri Diana, Paus Yohanes Paulus, Michael Jackson, hingga yang masih hidup seperti Ibu Sri Muljani yang ketika itu sedang dirundung masalah. Betapa dukungan doa dan moral dari mereka memberi kekuatan batin yang luar biasa bagi mereka untuk tetap tegak dan terus maju mempertahankan prinsip hidupnya.

Kini, dunia telekomunikasi telah memberikan kesempatan yang sama bagi kita, di lingkup yang lebih dekat. Teman-teman sekolah yang dulunya tak pernah dekat dengan kita, teman-teman sekota, teman-teman se klub, bisa meminta dan mendapat dukungan moral dari kita. Knowing that somebody out there cares for us give us miraculous strength. Dan saya dapat melakukannya kepada siapa pun yang membutuhkannya. Tak perlu waktu banyak, tak perlu dana, yang dibutuhkan hanya kemauan dan niat tulus yang datangnya dari hati terdalam. Saya percaya getaran ketulusan ini tidak hanya mengetuk hati Tuhan, namun juga menyentuh dan menguatkan hati yang membutuhkannya. Malam ini, saya akan menuturkan doa khusus bagi kedua teman seangkatan saya. Anda juga bisa membantu dengan bersama menuturkan doa agar yang bersangkutan diberi kekuatan dan kesembuhan...

No comments: