Wednesday, July 21, 2010

21 Juli 2010 : Pesan Kehidupan

Sudah berhari-hari saya penasaran soal suara perangkat pemutar disk yang tidak bisa dimasukkan ke dalam home theater saya. Tukang yang sudah biasa memasang perangkat elektronik mengatakan tidak bisa karena sudah tidak ada space lagi untuk tambahan sebuah perangkat, namun saya merasa, there must be a way. Jadi, sudah dua hari saya membaca manual masing-masing perangkat. Malam ini, saya mencocokkan antara buku manual dan perangkat aslinya, dan menemukan jawabnya : memang benar tidak ada tempat lagi, namun kalau audio input yang satu dipindahkan ke yang lain dan dari yang lain itu kemudian dimasukkan ke input hometheater... simsalabim! Jadilah yang saya inginkan!

Saya jadi berpikir, saya tidak bisa main percaya begitu saja apa yang dikatakan orang. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mungkin kesimpulan seperti itu juga tidak tepat benar. Saya jadi ingat sebuah cerita yang saya terima sore ini :

Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.

Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir,
dia memberi pesan kepada ke 2 anaknya untuk keberhasilan hidup anaknya:
• Pertama: jangan pernah menagih piutang kepada siapa pun.
• Kedua: jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara langsung.

Sang anak pun bingung dgn pesan ayahnya dan akhirnya sang Ayah pun pergi utk selama-lamanya.

Lima tahun berlalu kematian sang ayah, sang ibu pun menengok sih bungsu dgn kondisi bisnisnya yg sangat memprihatinkan, sang ibu bertanya,
"wahai si bungsu kenapa kondisi bisnismu demikian?"

Si bungsu menjawab aku mengikuti pesan ayah,
"Yg ke 1: Saya dilarang menagih piutang ke siapapun, hingga banyak piutang yg tak di bayar & lama-lama habislah modal saya,
yg ke 2: ayah melarang saya terkena sinar matahari secara lansung, & saya hanya punya sepeda motor, pergi & pulang toko saya selalu naik taksi."

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si sulung kali ini keadaan berbeda jauh dgn si bungsu, si sulung sukses menjalankan bisnisnya.

Sang ibu pun bertanya,
"wahai si sulung knp hidupmu sedemikian beruntung?"

Sulung pun menjawab:
"ini karena aku mengikuti pesan ayah,
Yg ke 1: saya dilarang menagih piutang kpd siapapun, oleh karena itu saya tak pernah memberikan utang kepada siapapun, hingga modal saya tetap utuh.
Yg ke 2: saya dilarang terkena sinar matahari secara langsung, maka dgn motor saya selalu berangkat sebelum matahari terbit & pulang larut malam setelah matahari terbenam, hingga para pelanggan tahu toko saya buka paling pagi & tutup paling larut.

Pesan Moral,
Si Sulung & Si Bungsu menerima pesan yg SAMA,
namun masing2 memiliki sudut pandang atau MINDSET berbeda,
MELAKUKAN cara yg berbeda sehingga mendapatkan HASIL yg berbeda


Begitulah pesan yang saya terima. Melalui kejadian malam ini saat saya menemukan cara mencapai apa yang saya inginkan dan saat saya membaca kembali pesan yang dikirim teman, saya berkesimpulan bahwa dalam hidup ini pesan yang sesungguhnya adalah pesan yang bukan kita dengar atau terima secara harafiah, namun tersirat di balik kata-kata tersebut. Jadi ini bukan soal mindset seperti yang dikatakan di akhir cerita di atas, tetapi seberapa jauh kita mampu menangkap makna yang sesungguhnya di balik pesan yang diucapkan secara harafiah. Pesan-pesan ini sebetulnya ada di sekitar kita di setiap kesempatan dalam hidup ini, namun sayangnya sebagian besar terlewatkan begitu saja karena kita tidak peka dan tidak mampu mencerna dengan baik. Sebagai contoh ya cerita amanah seorang ayah di atas. Tak ada yang negatif dari pesan si ayah, dan kedua anaknya pun tidak menerjemahkannya secara negatif. Bedanya, anak kedua menelan mentah-mentah pesan ayahnya dan melaksanakannya secara secara harafiah, sedang anak pertama merenungkan dan mencari makna di balik pesan ayahandanya. Jadi, sekali lagi, cerita di atas sama sekali bukan soal mindset, karena kalau soal mindset itu berarti nasihat si ayah dinilai positif atau negatif oleh si anak, padahal kenyataannya semuanya menerima baik pesan tadi, cuma cara menangkapnya yang berbeda: yang tua peka, yang adiknya tidak.

Maka mulai sekarang, saya akan pasang antena dan radar baik-baik untuk menangkap gelombang-gelombang pesan yang tak kasat mata karena the real message of life is found somewhere along the line of the spoken words!

No comments: