Teman saya hari ini berbagai kisah ruwetnya. Tiba-tiba ada sederet telepon yang menanyakan dan mengajaknya kencan, bahkan menawarnya. Awalnya dia heran, tapi kemudian menemukan bahwa foto dan namanya dicatut seseorang dan dibuat akun facebook baru atas namanya lengkap dengan nomor telepon gsm dan cdma nya, padahal ia tidak mencantumkan data telepon di facebooknya. Akun facebook itu kemudian diunggah ke situs kencan dan jadilah ia mendadak terkenal...
Kami lalu mencoba menganalisa dan menelusuri. Kesimpulan sementara adalah pasti pengunggahnya adalah orang dekat, bahkan bisa jadi orang terdekat karena punya segala data pribadi. Perbincangan kami terhenti ketika saya kemudian tenggelam dalam kesibukan pekerjaan, sampai tadi sore ia kembali mengabari saya bahwa aksi si psikopat semakin parah dengan merambah teman-teman sahabat saya sampai mereka pada mempertanyakan kebenaran akun yang isinya sangat menggoda dan menantang itu. Teman saya stress berat sampai ia mencoba berkomunikasi dengan si pengganggu, bahkan minta maaf bila ada kesalahan. Saya langsung berkomentar, untuk apa? Semakin begitu, semakin menang rasanya si pengganggu, dan semakin merajalela lah ia. Benar juga dugaan saya karena sebentar lagi, teman saya kembali melaporkan bahwa ia menerima jawaban : anjing menggonggong kafilah berlalu...
Apa yang dialami teman saya menyadarkan bahwa pelaku kejahatan sering kali adalah orang di sekitar kita, yang kita percaya dan kita pikir adalah kelompok pendukung hidup kita. Kata pepatah, musuh dalam selimut. Kita sering tidak tahu apa yang kita lakukan tanpa perhitungan kita, telah membuat seseorang sakit hati dan menaruh dendam. Kasus Ariel dan music directornya juga jadi bukti, sang music director diam-diam mencuri koleksi video seks pribadinya dan selanjutnya, seperti yang kita tahu bersama, video itu menyebar ke seantero dunia. Kemarin malam saat saya ikut pulang teman baik saya bersama teman baiknya yang lain, saya yang sudah capai mendengar ia bercanda dengan kawannya itu sepanjang jalan. Candaannya menurut saya sangat melecehkan dan menyakitkan hati. Kami semua tahu teman saya yang satu ini sangat pandai, lulus magna cumlaude, posisi di pekerjaannya sangat baik, dan ia digandrungi banyak pengagum, sementara temannya yang dibecandai adalah seorang yang agak gemuk, tidak pintar, dan pekerjaannya "hanya" sebagai pegawai outsource yang tak punya hak libur, ditambah lagi tak ada pacar.
Ketika selesai mengantar sang teman pulang, saya tak tahan berkomentar bahwa apa yang dilakukan teman saya adalah sebuah pelecehan yang luar biasa menyakitkan hati. Saya bertanya begitu ya namanya seorang teman? Kalau kamu memang teman, mengapa kamu melecehkan teman kamu sendiri? Kamu sudah tahu kondisinya seperti apa, yet you make fun out of it. That's so very sick! Untung temannya adalah orang yang nrimo dan sangat sabar. Kalau itu terjadi pada orang lain, bisa jadi teman saya bakal jadi sasaran seperti teman saya yang tiba-tiba terkenal jadi bintang kencan di dunia maya!
Maka hari ini saya diingatkan untuk menjaga mulut dan perilaku, bukan saja pada orang yang saya kenal biasa-biasa saja, tapi terutama pada orang yang paling dekat di hati, orang yang kita anggap close ally, teman dekat, yang selalu kita anggap ... ahh... kalau dia sih gakpapa, pasti bakal ngerti. Dia sih gak bakal sakit hati... Hari ini saya ditunjukkan betapa salahnya pendapat itu! Berbagai liputan justru membuktikan bahwa bila seorang terdekat sakit hati, maka menusuknya pun dengan cara yang sangat tak terduga dan mematikan, karena tahu segala seluk beluk dan rahasia terdalam kita! Apa lagi sekarang dunia maya memberi kesempatan menghapus jejak dosa dengan cara yang paling tak berbekas... Mencari kutu dalam selimut, tentu bukan hal yang mudah...
No comments:
Post a Comment