Monday, July 26, 2010

26 Juli 2010 : Kambuhan!

Pagi ini mata saya terbelalak ketika jarum timbangan badan menunjukkan angka 71! itu berarti secara pelahan tapi pasti saya naik 6 kilo dari berat saya di awal tahun! Wah, ini adalah suatu pukulan besar buat saya, dan saya harus menabuh genderang perang agar bisa turun kembali ke angka 65!

Sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu saya merasa berat badan saya mulai menanjak, namun saya masih terlena dan membiarkan saja rayuan makan enak membuai saya. Awalnya naik sedikit, lalu ke 67, dan bergerak ke 69, tapi saya tak pernah menyangka akan menebus kembali, bahkan melampaui angka 70! Ini sih sudah di atas batas psikologis saya! Mulai hari ini, saya akan kembali mendisplinkan diri. Memang kedengarannya aneh, saya merasa musim libur panjang adalah ajang diet yang paling efektif. Alasannya sih sederhana, karena selama libur saya bisa mengontrol jadwal olah raga dengan lebih rutin, bahkan setiap hari, dan dapat menyediakan waktu olah tubuh lebih lama. Kalau sehari-harinya di saat kerja hanya bisa sekitar 30 menit, maka saat libur bisa paling sedikit satu jam. Biasanya saya berolah raga jam 8 sampai jam 9, sebelum anggota keluarga lainnya bangun dari tidur. Lalu, kalau di saat kerja susah sekali mengontrol makanan karena ada acara ini itu, serta makan di sana sini, saat liburan satu-satunya faktor penentu adalah saya sendiri, apa lagi kalau sedang di antara keluarga di Australia, makanan saya lebih banyak salad dan sayur-sayuran. Itulah mengapa ketika hampir sebulan di Australia, badan saya malah di kisaran berat ideal.

Kondisi seperti ini sebenarnya adalah hal yang lumrah. Kalau rajin melihat acara Oprah Winfrey kita bisa mengikuti bahwa bentuk badannya juga "naik -turun". Kadang gemuk, kadang langsing, lalu jadi gemuk lagi. Saya ingat, ketika ia sedang gemuk, ia mengatakan bagaimana membangun percaya diri dengan kondisi kegemukannya, lalu ia terbakar semangat dan mengajak semua orang untuk berdiet. Tak berapa lama ia tampil ramping. Namun setelah beberapa bulan, saya kembali memergoki badannya beranjak melar. Sama seperti saya. Saya jadi sadar bahwa ada beberapa keadaan hidup yang kambuhan, terutama bila hal itu menyangkut kebiasaan. Beberapa hari lalu, media diramaikan tertangkapnya kembali seorang bintang sinetron muda Revaldo setelah kedapatan memiliki sejumlah zat adiktif berikut perangkatnya. Aktor senior Roy Marten pun mengalami hal yang sama beberapa waktu lalu. Sempat insyaf, lalu terjatuh lagi, kemudian insyaf lagi. Semua ini manusiawi.

Seharian ini saya berpikir bagaimana caranya melawan penyakit kambuhan ini. Saya menemukan jawabannya : disiplin! Tapi sedisiplin apa yang harus kita jalani? Dalam hidup sekali ini, tentu kita akan rugi besar kalau hidup hanya sesuai aturan, sehingga tak bisa menikmati hidup. Tentu ada batas-batas toleransi yang harus digariskan agar hidup kita tidak seperti mesin. Namun dari pengalaman, saya sering justru terperosok di garis toleransi! Setiap hari saya mendengar seseorang merayu dengan mengatakan, "Alaaaa sekali-sekali, lah!" atau "Ayolah, hari ini boleh lah lepas diet." Dan saya yang lemah iman ini luluh hati, apa lagi kalau lihat sambal, apa lagi kalau sudah dihadapkan dengan duren, apa lagi.... waaah banyak sekali hal-hal yang membuat saya bikin alasan mangkir diet.

Setelah merenung-renung saya mencoba membuat program : sebisa mungkin setiap harinya berolah raga menghilangkan 300 kalori. Pagi, makan roti gandum. Siang makan makanan dari rumah, dan jatah makan di luar hanya 1 kali dalam seminggu, kecuali sedang tugas yang mengharuskan makan di luar, itu pun harus ambil sayur dan ikan. Malam, makan lauk tanpa nasi, dan sebisa mungkin tidak melewati jam 8. Makan bebas adanya di Sabtu Minggu, namun tetap memikirkan kaedah lebih banyak sayur dan ikan. Mari kita lihat hasilnya sebulan dari sekarang.

Pikir punya pikir lagi, saya ini harus bersyukur dilecut seperti tadi pagi, kaget ketika menimbang badan. Memang kita ini mesti dikagetkan berkali-kali, agar tidak keluar rel, karena hidup terlalu berirama monoton, membuat kita sering lupa, bahwa sebenarnya kita ini keluar jalur ...

No comments: