Monday, July 19, 2010

19 Juli 2010 : Undangan Kadaluarsa

Suara telepon saya berdering saat saya tertidur dalam perjalanan pulang. Setengah melek, saya mendengar suara teman tak sabar berbagi cerita: Eh, ada kejadian banget Sabtu kemarin. Aku ketemu isteri bosku di supermarket dan dia cipikacipiki (cium pipikanan cium pipi kiri) dan bilang aduuuuh sorriii ya waktu itu saya tidak bisa datang di kawinanmu. Aku jawab, ooo nggak apa-apa bu. Lalu isteri bosku tanya, "Lho, kok kamu ada di sini? Kok nggak ke si Budi?" "Budi?" "Iya, Budi, supir kantor, kan lagi ada hajatan di rumahnya?" Dalam hati aku bilang : ups, kan hajatannya seminggu lalu? Untung aku cepat tanggap, aku bilang, "O bu, saya ada kawinan sepupu."

Kami lalu tertawa terbahak-bahak. Kemana perginya tuh si bos? Hahaha Secara ketawa ketiwi kami bercanda, pembelajarannya, kalau mau selingkuh jangan sekali-sekali pakai alasan kantor... bisa runyam jadinya kalau sang nyonya secara tak sengaja ketemu karyawannya secara tidak sengaja seperti ini. Setelah habis ketawa kami, saya lalu bilang, yang paling bener ya jangan selingkuh. Hahaha

Teman saya lalu cerita waktu itu sempat main mata saat pacaran dulu, candle light dinner dengan orang yang juga naksir dia. Saat makan malam, yang ada dia kepikiran terus wajah pacarnya, sedang apa ya dia, pokoknya benar-benar merasa bersalah. Sampai akhirnya ia mengaku pada sang pacar, lalu mereka ribut besar karena terang saja pacarnya cemburu. Tapi itulah awal keterbukaannya dengan sang pacar. Dia lalu bertanya, apakah orang yang selingkuh tidak memikirkan pasangannya? Saya bilang sih tidak, karena otaknya sudah tidak di tempat asalnya lagi, otaknya ada di tempat lain. Kami tertawa lagi. Saya lalu bercerita bahwa saya punya teman dekat yang penyanyi night club. Suatu saat ia mengajak saya menemaninya menyanyi di sebuah klub malam di Jakarta kota. Saat ia menyanyi, saya melihat sekeliling. Oom-oom dan engkoh-engkoh, bapak-bapak dan mas-mas secara buas duduk berpangkuan dan menggoda-goda wanita escort yang sok kegenitan. Pada suatu titik, tiba-tiba saya tersambar sebuah pertanyaan : ketika mereka bersenang-senang dan bergenit-genit dengan wanita lain, pernahkan terpikir olehnya sedang apa anak isterinya di rumah? Sebuah pertanyaan yang bila ditanyakan kepada pengunjung akan ditanggapi dengan gelagapan dan muka pucat.

Dari pengalaman, saya bisa katakan sesuatu yang busuk, serapi-rapinya ditutup-tutupi akan tercium juga baunya. Sebagai orang yang pernah diselingkuhi, saya bisa bilang bahwa gerak-gerik dan pandangan mata tak bisa menipu. Kalau kita sudah memiliki hubungan batin, tentu kita bisa merasakan bila ada getaran yang salah dari pasangan kita. Meski pertanyaan kita ditepis pasangan, kalau ada sesuatu yang tidak beres, hati ini bisa tetap merasakan bahwa pasangan kita berbohong. Dan sekali berbohong, si penyelingkuh akan lebih terbelit lagi pada kebohongan yang semakin ruwet. Juga, pengalaman menunjukkan, ada saja hal yang bisa membongkar kebusukan itu, secara tidak sengaja. Ya seperti cerita undangan kadaluarsa di atas yang hampir saja membongkar perselingkuhan bos teman saya. Tapi sampai kapan ia bisa seberuntung Sabtu kemarin? Suatu saat akan ada lagi kejadian yang lebih jelas-jelas mempertemukan ia, selingkuhan dan isterinya dalam sebuah situasi yang lebih tidak mau dibayangkan lagi. Seperti cerita teman saya yang lain lagi. Suatu pagi, ia yang sudah hampir sampai kantor ketinggalan kunci kantornya dan harus kembali. Sesampai di rumah, ia menemukan suaminya sedang bergelut dalam keadaan yang tak terbayangkan dengan wanita lain!

Malam ini, "laporan pandangan mata" teman di hari Sabtu kemarin memberi pelajaran pentng bagi saya : jangan selingkuh! Titik!

No comments: