Saya tidak pernah menyangka harus membawakan sebuah berita buruk bagi seorang karyawan di tengah minggu seperti ini. Kabar yang saya bawakan adalah vonis bahwa kontrak kerjanya tidak diperpanjang. Bukan karena kami tak butuh pegawai lagi, bukan, bahkan saat ini kami sedang merencanakan penambahan karyawan karena berkembangnya usaha. Keputusan ini dibuat karena berdasarkan evaluasi, kinerjanya tidak memenuhi standar kami. Terlalu loyo,terlalu pasif, tak ada greget, tak ada vitalitas.
Maka sambil menarik nafas panjang, saya mempersiapkan diri menerima kehadirannya di ruang kerja saya yang cozy. Saya membacakan hasil evaluasi yang dilakukan berbagai pihak yang berkaitan kerja dengannya. Lalu kami terlibat perbincangan. Ternyata ia merasa tak percaya diri. Sambil berinteraksi, saya kemudian menceritakan pengalaman hidup saya, bagaimana saya berjuang selama ini. Saya lalu menasihati bahwa apa yang terjadi sekarang ini jangan dianggap kegagalan, tapi sebuah harga mahal yang harus dibayar akibat tidak percaya diri. Minder tidak ada untungnya, yang kita hadapi sama sama manusia. Saya bilang padanya, bahwa dia harus percaya bahwa setiap orang itu unik, dan berharga. Dia unik, dia berharga, dia BISA. Saya bisa tahu dan pakar di beberapa bidang kehidupan, namun sangat payah di bidang lainnya. Mungkin dia kurang baik di bidang yang saya ahli, namun bisa jadi dia sangat baik di bidang yang tidak saya kuasai. Karena tak ada yang sempurna, tak sepatutnya ia merasa rendah diri. Saya selalu percaya bahwa everybody is beautiful in his own way. Tidak ada orang yang benar benar sempurna, dan tidak ada yang seratus persen jelek. Setiap orang memiliki keindahannya masing masing.
Dari pengalaman hidup saya, saya menemukan bahwa keberhasilan itu tidak hanya datang dari kemampuan (baca: kepandaian), kesempatan dan kemauan. Hal yang tak kalah pentingnya adalah :
1. Kemampuan berkomunikasi. Kalau kita mampu berinteraksi dengan tukang rumput sama baiknya dengan kemampuan kita berinteraksi dengan seorang presiden direktur, menteri atau bahkan kepala negara, maka kemungkinan kita untuk berhasil semakin besar.
2. Network atau jejaring. Semakin luas jejaring persahabatan dan kenalan kita, semakin besar kemungkinan kita untuk berhasil. Saya merasakan sendiri. Ketika dihadapkan pada suatu masalah, saya bisa memilih teman atau kenalan mana yang bisa saya hubungi untuk membantu memecahkan masalah tersebut.
3. Positioning. Ini bersangkutan dengan bagaimana kita memposisikan diri kita. If you see yourself as a winner, then you will act as a winner, dress as a winner, talk like a winner. Kalau kita berhadapan dengan seseorang sebagai seorang bawahan dan atasan, maka seumur umur kita akan jadi bawahan saja, namun pada saat kita menempatkan diri sebagai bagian dari tim kerja, maka tiba tiba kita duduk sejajar dengan siapa pun yang berhadapan dengan kita. Positioning ini penting, karena berkaitan dengan bagaimana kita menempatkan diri. Kalau jadi orang yang tidak percaya diri, ya selamanya orang tidak akan percaya pada kemampuan kita. Dan itulah yang terjadi dengan si karyawan tadi. Kartu "rapor" nya exactly mengatakan bahwa ada krisis kepercayaan yang serius dari anggota kelompoknya atas kemampuan dan kemauan dia untuk berkembang. Padahal sebetulnya, menurut saya, dia seorang yang mampu. Namun rasa tidak percaya dirinya menenggelamkan kemampuannya, dan kini ia harus membayar mahal dengan kehilangan pekerjaannya.
Sambil berceramah, saya merasa bahwa pada saat yang sama saya menceramahi diri saya sendiri. Tiba-tiba saya melihat duduk di posisi karyawan. Tiba-tiba saya diingatkan untuk menerapkan wisdom saya di dunia kerja untuk keperluan pengembangan pribadi saya.
Saya seolah menjelma menjadi si karyawan yang gagal karena kurang percaya diri, hanya saja kegagalan saya letaknya di area personal relationship. Saya tidak percaya diri, padahal sebenarnya saya mampu, dan rasa tidak percaya diri telah menenggelamkan kemampuan saya, dan harus dibayar mahal dengan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cinta sejati.
Kini saya diajari oleh sisi profesional saya sendiri, untuk berkomunikasi dengan baik, melakukan networking yang baik, sesuai dengan positioning diri yang baik pula -yang merupakan bagian terpenting dalam pelajaran diri hari ini: A good self positioning, as a winner! Because I am a winner. So I have to act as a winner, talk as a winner, dress as a winner. And then the opportunity arises...
Hari ini, saat memberikan pelajaran hidup kepada karyawan saya, saya juga mendapatkan pencerahan dari pelajaran yang sama, namun untuk area yang berbeda. Agar saya lebih percaya diri pada kualitas dan kemampuan saya. Saya punya kemauan untuk memperbaiki diri, dan saya yakin, kesempatan itu akan segera datang begitu saya dapat berdamai dengan diri sendiri dan menunjukkan dengan penuh gaya dan percaya diri betapa indah loreng macan yang ada di diri saya...
No comments:
Post a Comment