Kemarin pagi pagi saya menerima forward email dari Gillian Weber, sahabat keluarga yang tinggal di Shady Hill, Australia Barat, yang memberi tips tentang How to Stay Young. Dikatakan kita harus :
1. Throw out nonessential numbers. This includes age, weight and height. Let the doctors worry about them. That is why you pay them.
2. Keep only cheerful friends, The grouches pull you down.
3. Keep learning! Learn more about the computer, crafts, gardening, whatever, even ham radio. Never let the brain idle. "An idle mind is the devil's workshop." And the devil's family name is Alzheimer's.
4. Enjoy the simple things.
5. Laugh often, long and loud. Laugh until you gasp for breath.
6. ... The tears happen. Endure, grieve, and move on... The only person, who is with us our entire life, is ourselves. Be ALIVE while you are alive.
7. Surround yourself with what you love, whether it's family, pets, keepsakes, music, plants, hobbies, whatever. Your home is your refuge.
8. Cherish your health : if it is good, preserve it. If it is unstable, improve it. If it is beyond what you can improve, get help.
9. Don't take guilt trips.. Take a trip to the mall, even to the next country; to a foreign country but NOT to where guilt is.
10. Tell the people you love that you love them, at every opportunity. And always remember: Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away. We all need to live life to its fullest each day!!
Life's journey is not to arrive at the grave safely in a well preserved body,
but rather to skid in sideways, totally worn out, shouting '..holy sh*t .. what a ride!'
Banyak artikel seperti ini yang saya sering terima, saya jadi terinspirasi untuk membuat "made in saya sendiri".
Saat Niluh Sekar, waktu itu masih Editor in Chief majalah a+ men sms tema ulang tahun ke 5 majalahnya, saya merasa sangat excited! Saya jadi berpikir, apa ya yang sebaiknya saya bahas di ulang tahun yang serba lima ini. Kalau di halaman yang lain pembaca sudah dimanjakan dengan fashion dan info gaya hidup, mungkin ada baiknya kini saya mengajak pembaca sedikit merenung, apa kira kira 5 hal yang terpenting dalam hidup ini. Setelah berhari hari menyeleksi, akhirnya saya memperoleh sebuah daftar, dimana masing masing dari ke lima unsur ini punya unsur pendamping yang sama pentingnya dan saling berkaitan, seperti prinsip yin dan yang : you can't have one without the other. Maka jadilah artikel di bawah ini untuk pembaca a+ bulan Juni 2005yang menjadi artikel pamungkas di bidang karir tulis menulis di majalah, sebelum saya kemudian rehat panjang dan menenggelamkan diri di dunia kerja. Artikel ini kemudian mendapat respons luar biasa dan salah satunya berkata "Dear a+, saya memang bukan pembaca reguler a+, namun ada sesuatu pada edisi Juni yang mendorong saya menulis email ini. Yaitu artikel berjudul 5 Hal yang Terpenting dari Hidup yang sangat inspiratif buat saya. Artikel itu memberikan pedoman dalam menjalani hidup namun tetap memberika kebebasan pada masing masing individu dalam menerapkan pedoman tersebut. Saya harap a+ dapat secara kontinu menampilkan artikel inspratif semacam itu." Sayang, itu adalah artikel saya yang terakhir untuk a+...
So, okay back to business : 5 Most important Things in Life versi Lawrence Tjandra:
1. Life to the fullest but stay focus!
Beberapa saat yang lalu, saya berjumpa teman sekolah, yang seumur, tapi keadaannya jauh berbeda! Tampangnya jadi lebih tua dan tidak segar lagi. Hidupnya cuma seputar kantor dan rumah saja. Karena ketemunya "yang itu itu saja", maka ketika pembicaraan berada di luar lingkup keseharian, ia jadi mematung. Diam-diam saya bersyukur, dalam kurun waktu dua puluh tahun tak bertemu, saya tidak menjadi seperti dia!
Hidup ini penuh warna! Kalau selama ini hidup Anda berkutat di dunia yang itu itu saja, saya sarankan Anda mulai membuka jendela hidup untuk hal hal baru. Semakin banyak melihat, merasa, melakukan, dan menyerap, semakin luas wawasan kita, sehingga tak terkungkung oleh pola pikir yang sempit. Kita juga jadi lebih bijak dalam melihat berbagai keadaan hidup, juga lebih banyak lagi ide cemerlang yang muncul! Mungkin Anda perlu mencontoh seorang loper koran yang memenangkan setengah miliar rupiah di Who Wants To Be A Millionaire baru baru ini, karena wawasannya yang luas.
Namun, coba coba ini juga ada batasnya, karena apa pun yang Anda coba dalam hidup ini, tak akan ada artinya bila tak terarah, Kalau sudah tak berarah, sering kita tak sadar kalau sudah terperosok di jurang tak bertepi. Karenanya tujuan hidup menjadi mutlak untuk dijadikan patokan. Apa tujuan hidup Anda? Kalau belum punya, inilah saatnya untuk memikirkannya!
2. Strong will, skill and opportunity are important but what matter most are honesty, sincerity, passion and commitment.
Kemauan, kemampuan dan kesempatan memang penting, tapi yang terpenting adalah kejujuran, ketulusan, passion dan komitmen. Sudah banyak pembahasan bagaimana meningkatkan kemampuan dan kemauan diri, namun kita masih sering heran kenapa yang terpilih menjadi "pemenang" adalah orang ini dan bukan orang itu - yang terlihat begitu bekerja keras dan cemerlang otaknya. Simak saja acara reality show American Idol atau Indonesian Idol. Pada akhirnya yang menang adalah yang dapat merebut simpati masyarakat. Tak peduli di negara yang rasionalitasnya sangat tinggi seperti Amerika, atau di negara yang main perasaannya kadang mendahului akal budi seperti Indonesia.
Kejujuran, ketulusan, kepedulian dan komitmen adalah hal yang keluar dari dalam hati. Orang bisa saja terlihat baik tapi serta merta kita bisa menilai bahwa kebaikannya hanya basa basi saja. Dengan hidup jujur, tlus, peduli dan komit, kita bisa merasakan hidup ini lebih indah dan bersih.
3. Money and recognition are important but the most meaningful things in life don't have anything to do with both of them.
Siapapun tak akan mengelak bahwa uang dan penghargaan, jabatan, status termasuk unsur penting dalam hidup ini. Boleh dibilang, they are in the top 5 list in our life!
Namun terfokus di kedua hal tesebut bukan jaminan hidup ini akan bahagia dan bermakna. Pengalaman saya membuktikan bahwa kebahagiaan itu adanya di dalam hati dan pikiran, bukan di harta dan kejayaan. Beberapa orang ternama yang rela berbuat apa saja demi uang dan jabatan berakhir di balik jeruji, bisa jadi cerminan buat kita.
Ada yang bilang, the most precious thing in life are the things you cannot buy, and most of them are free. How true it is! Saya ada usul untuk melakukan satu tes kecil. Coba pejamkan mata sejenak, lalu membukanya kembali pelahan sambil menyerap keadaan sekeliling. Rasakan betapa segarnya udara yang kita hirup. Perhatikan hal hal kecil yang selama ini terlewatkan mata, telinga dan hati. Seketika kita akan melihat keindahan yang belum pernah terasakan sebelumnya. Appreciate life in a small and simple way, dan rasakan hidup jadi lebih bermakna!
4. Dare to face challenge is one thing, dare to face problems is another thing.
Anda biasa menghadapi tantangan? Belum tentu Anda juga berani menghadapi masalah! Konotasinya, tantangan adalah hal yang positif, yang we have nothing to lose tapi kalau berhasil dilakukan menambah kredibilitas kita. Sedang masalah punya kesan berdampak negatif yang kalau gagal, habislah kita!
Ada yang bilang, ambil sisi positifnya saja, anggap masalah sebagai tantangan. Cara itu cukup jitu untuk menghibur diri sehingga kita lebih berani menghadapinya. Namun pengalaman hidup yang saya lalui mengajarkan untuk relaks saja. Darinya saya belajar bahwa every single thing happens in this life serves a purpose, Jadi, buat apa takut menghadapi masalah hidup? Memang tak enak dan menyakitkan, tapi toh sering kali dalam hidup kita tak dapat terus menghindar, mengambil yang enak enaknya saja. Dalam sebuah keputusan pun, selalu ada sisi enak dan tidaknya, dan kita tak bisa memisahkannya. Tinggal memilah porsi mana yang lebih besar enaknya, itulah yang diambil. Dengan cara ini kita akan lebih siap kalau yang tidak enak datang di depan mata, bukannya malah menyesali, mengomel atau menghindar. After all, life is a journey, dan perjalanan penuh kelok inilah yang membuat we are who we are today.
5.Friends and family are the rocks of our life but at the end of the day, there is only you ... and God!
Sebagai seorang pribadi, tentu saya perlu sekelompok orang yang memberi penghiburan dan penguatan di saat suka maupun duka. Tanpa mereka, I am nothing. Namun sering kali keadaan ini menjadi ketergantungan, tidak hanya dalam bentuk pertolongan, tetapi juga dalam bentuk nilai nilai pribadi. Kita jadi tergantung dengan pandangan mereka, padahal belum tentu sejalan. Dan kalau tidak sejalan, kita merasa obligated to follow them, terkungkung di dalamnya, dan merasa hidup seperti neraka. Atau bisa juga ketergantungan kita berubah menjadi sifat menggampangkan : kalau toh jatuh, pasti ada yang menolong!
Pengalaman saya berkata : Be Yourself! Tak ada yang lebih indah dari menjadi diri sendiri. Dengan menjadi diri sendiri, langkah hidup menjadi lebih ringan karena kita diterima seperti apa adanya. Selama 36 tahun, saya menjadi somebody everybody else wants me to be, sampai akhirnya saya memutuskan untuk menjadi diri sendiri. Plong rasanya! No more pretence. Di sisi lain, saya menjadi gemas dengan seorang kerabat yang 10 tahun lebih tua, namun dengan entengnya menimpakan segala musibahnya kepada sanak saudaranya.
Well, it's your life. You are the one who have control in you life and you are the one who should be responsible to your life. Kalau ada yang salah dalam hidup ini, jangan pernah melimpahkan kesalahan pada orang lain. Menyalahkan orang tua yang ingin Anda menikah dengan gadis ini, atau menyalahkan teman atas saran yang menjerumuskan. Semua itu bukan salah mereka, karena toh yang punya kata akhir adalah Anda. Once you decide something, it's your OWN decision. Kita pribadilah yang harus mempertanggungjawabkannya, termasuk kepada diri sendiri, dan yang terpenting lagi ... kepada Tuhan.
Saya sengaja menempatkan Tuhan di akhir perenungan ini, karena Dia lah sumber segalanya, awal dan akhir perjalanan hidup ini. Lalu di mana letak cinta? Cinta ada di mana mana. Di setiap poin yang saya sebutkan, tersirat cinta sejati. Cinta pada kehidupan, lingkungan, pasangan, diri, keluarga, teman dan Tuhan : semua ada di sana. Karena tanpa cinta, hidup tak akan berarti. Semoga perenungan ini menjadikan hidup Anda lebih berwarna!
No comments:
Post a Comment