Monday, January 25, 2010

25 Januari 2010 : Ditampar lagi!

Hari ini saya membuktikan bahwa butuh proses untuk penyembuhan. Tidak bisa instan. Hari ini saya "ditampar habis" oleh teman saya. Dia menghentak waktu saya mengeluh bahwa sekarang ini masa terberat saya. Saya mengeluh kok "luka" nya masih menganga dan tidak sembuh sembuh. Dia berkata," Yang bikin semakin sakit itu KAMU (sendiri!)... Kamu hidup dalam khayalan bahwa dia masih milik kamu! Hilangkan pikiran itu! Percuma kamu nulis di blog DITAMPAR (19 Januari 2010)... Jangan sekedar tulisan, itu harus dipraktekkan..."

Saya tercekat. Tersinggung tapi benar juga sih yang dia bulang. Saya sendiri yang cari gara gara! Di tengah rehat siang tadi, saya ya kok ngisengnya mencari facebook si "dia" yang sudah saya hapus dari daftar facebook saya. Wah, fotonya ganti, tersenyum cerah dan manis pula! Dan seketika itu rontok pula hati saya. Luka lama langsung berdarah darah lagi! Arrrrrrrrrghhh! Anda sendiri pasti sudah bosan dengan kelakuan saya yang tidak belajar belajar ini.

Tapi saya masih membela diri, "Ini soal perasaan, susah diatur!" Jawabnya sedikit melunak, "Memang benar itu tentang perasaan.. Tapi kamu juga harus realistis.."

Saya jawab rada ketus,"Pikiranku sudah realistis, hati ini yang tidak bisa diajar." Jawabannya gusar,"Hati bisa diatur jika kamu realistis. Jangan siksa diri kamu dengan perasaan perasaan itu... Mau sampai kapan kamu kayak begini????"

Saya terdiam. Ya. Mau sampai kapan saya seperti begini? Karena tamparan tadi, saya jadi bangun dan merasa dituntun balik ke rel yang benar. Kalau dihitung, sudah bertopik topik yang saya bahas dalam blog ini dalam kurun waktu 25 hari ini. Dan lagi lagi saya jatuh bangun jatuh bangun lagi. Sementara "dia" nya cuek cuek saja dan meneruskan hidupnya dengan cengar cengir di photo wall facebooknya. Jadi kenapa saya harus seperti ini?

Kalau teman teman sudah sangat kesal atas kebebalan saya, saya hari ini disadarkan bahwa memang saya harus mengakhiri semua ini, namun butuh proses. Ibu saya saja perlu waktu dua tahun untuk bisa menerima kehidupan sepeninggalan Ayah. Tapi dia memang sudah bersama lebih dari 57 tahun. Saya yang baru umur sejagung, tentu perlu waktu yang lebih singkat. Dan setahap demi setahap belajar menerima, menutup buku dan berjalan tegak. Toh saya tetap memahami pelajaran saya dan tetap menerima kenyataan hubungan kami yang singkat ini sudah berakhir, dan mensyukuri juga pernah mengalami saat saat terindah walaupun singkat. Hari ini saya naik kelas: saya tidak bisa serba instant, kalau mau sesuatu, langsung saat itu juga jadi!

Saya setuju sih, kalau apa yang saya tulis dan pelajari sehari hari ini harus dipraktekkan. Cuma, kenyataannya, mempraktekkan dan belajar itu dua hal yang berbeda. Saya bahkan terkadang tidak tahu cara mempraktekkannya. Sama seperti ketika hari ini saya mengeluh pada teman saya bagaimana caranya mengatasi perasaan ini, karena saya tidak tahu (bagaimana caranya). Karena sekarang ini urusannya adalah hati. Dan hati serta perasaan tidak gampang diatur atur. Ia harus belajar menemukan jalannya sendiri, untuk berdamai dengan keadaan dan akhirnya melanjutkan perjalanan hidupnya.

Tapi saya setuju, bahwa belajarnya tidak boleh berkepanjangan. Dalam kasus saya sekarang, cerita membosankan jatuh bangun ini "baru" berlangsung kurang dari dua minggu. Saya lalu menilai, kalau kurang dari satu minggu sudah biasa lagi, berarti ada yang tidak beres dalam kamus jatuh cinta saya. Jadi, kalau dua minggu sudah bisa seperti ini, ya saya nilai wajarlaah.. hehe

Eh, tiba tiba saya teringat sebuah buku yang saya beli beberapa tahun lalu, berjudul "Lost & Found". Detik ini saya jadi menyadari, saya mungkin sudah kehilangan sebuah cinta basi, namun saya menemukan bahwa pintu kesempatan di depan sana sudah terbuka lebar. Saya juga teringat guyonan basi ketika seorang teman malam malam datang ke rumah, dan saya menemaninya keliling kota tanpa tujuan hingga dini hari saat ia bercerita kisah cintanya sudah bubar, dan dengan menyeringai saya bilang,"Well, look at the bright side! You are SINGLE again!" Sekarang kalimat itu terlempar balik ke saya. Ya, saya single lagi! I've got a whole world of opportunities open up in front of me! This is not my loss anyway. Yang rugi ya dia, tidak dapat orang se-kualitas saya hahahaha... (pededotcom mode on)

Untuk kesekian kalinya, apa yang tadi pagi saya awali dengan berat, di penghujung hari ini, sekali lagi terasa lebih ringan. Memang, naik turun sih, tapi tak mengapa, namanya juga proses. Dan seperti dikatakan di depan, saya hari ini diajak memahami arti kata PROSES - yang berarti serangkaian usaha yang MEMERLUKAN WAKTU untuk sampai pada taraf yang diinginkan - melalui tamparan yang diberikan teman saya...

So,thank you very much for slapping me on the face so that I don't have to do it to myself over and over again. Hopefully this is the first time and the last time you did it to me. Because, actually I am a fast learner. Just a bit stubborn. Sometimes. O, Okay.... many times. hehehe...

1 comment:

Anonymous said...

Let it go and move on Tjan! Don't hold the past! hehehehehehe
Hauw