Pagi ini ketika saya mengikuti acara Menteri Kesehatan dalam Puncak Acara Hari Kesehatan Sedunia ke 62, kami panitia mengundang beberapa selebriti untuk berbagi kisah dan pesan kesehatan. Saya yang ditugasi untuk mengumpulkan selebriti yang berpola hidup sehat dan peduli masalah kesehatan & lingkungan, dalam waktu singkat akhirnya dapat memperoleh dukungan dari Soraya Haque sebagai MC, Ade Rai, Adrian Maulana, Olga Lydia dan Elsa Nasution.
Dalam pesannya Adrian Maulana mengatakan kalau orang itu suka baru sadar dan mengejar kesehatannya setelah ia kena penyakit atau divonis hidupnya tinggal beberapa bulan. Baru ia sadar. Baru ia berusaha. Saat sekarang sedang sehat, kita sering takabur. Buat apa atur makanan, buat apa olah raga, masih ada esok. Tapi mengapa juga harus menunda? Mengapa kita tidak menjaga sekarang selagi sehat? Mengapa harus melakukannya setelah semuanya sudah telanjur?
Saya yang sedang menunggui tas Olga dan Elsa di bawah panggung, seperti disambar kata-kata Adrian. Selama ini sih saya setuju sekali dengan apa yang dikatakannya, hanya kali ini kok sambaran itu melantur ke hal lain dalam hidup saya? Saya jadi ingat ketika teman saya berkata tidak suka dengan kalimat "kita masih punya banyak waktu". Kekasihnya selalu bilang demikian, kenyataannya sekarang kekasihnya sudah berpulang dan banyak hal yang tak keturutan untuk dilakukan karena kalimat tersebut, sedang ia tak punya waktu lagi dengannya. Maka ketika tadi saya mengatakan kalimat "kan masih punya banyak waktu", saya ditegur. Dan saya kini bisa memahami bagaimana setiap detiknya waktu itu berharga.
Saya jadi ingat email lama yang bilang bahkan perbedaan sedetik bisa mengubah hidup. Saya kemudian menarik napas dalam dan menghitung berapa banyak waktu yang saya buang selama ini untuk berbagai hal yang kelihatan penting namun ternyata mengorbankan waktu yang seharusnya saya manfaatkan untuk hal yang benar-benar penting dalam hidup saya. Saya lalu teringat kembali film Remember Me yang membuat Ayah Tyler sadar akan kekeliruannya lebih mementingkan rapat bisnis daripada menghadiri pameran karya lukis putri bungsunya. Ia baru tersadar saat sang puteri trauma akibat rambutnya dikerjai habis oleh teman-teman sekolahnya dan Tyler membela sang adik sampai murka pada sistem pendidikan di sekolah adiknya yang menyeretnya ke penjara. Maka sang ayah mulai menjemput puterinya untuk diantar ke sekolah bahkan bersabar menunggunya bersolek selama setengah jam lebih, meluangkan waktu bersama melihat pameran seni dan mengubah gadis kecil yang tak percaya diri menjadi remaja puteri yang penuh pancaran bahagia dan percaya diri.
Saya tidak lagi mau membuang waktu. Every second in this life counts. Malam ini saya sudah berjanji akan memberikan waktu terbaik saya pada orang yang saya cintai di atas segala kepentingan, selagi masih ada waktu - bahkan di atas segala hal lain yang saya anggap penting. Sudahkah Anda memberikan waktu untuk orang-orang yang Anda cintai? Saya sengaja tidak menambahkan kata "cukup", karena kini saya paham bahwa tidak pernah ada kata "cukup waktu" bagi orang-orang yang kita cintai...
No comments:
Post a Comment