Hari ini saya mengikuti meeting terlama, terpanjang dan paling menyiksa dalam sejarah tahun 2010. Lama karena pertemuannya mulai sekitar jam 14:30 sampai dengan jam 20:30, panjang karena satu topik dibahas dan dibolak balik sampai berjam-jam, dan menyiksa karena bahan yang dibahas sebagian besar dipersiapkan oleh orang lain, jadi sepanjang rapat itu, meskipun sudah dibrief oleh rekan yang membuat, tetap saja saya seperti orang bego, terutama karena pekerjaan yang dibuatnya dibongkar total, dan saya sama sekali tidak siap dengan segala data dan alur detil presentasi itu! Mau menambah daftar ke bete an saya? Saya tidak mengalokasikan waktu segini banyaknya buat meeting ini karena harus mempersiapkan diri untuk tiga event besar esok pagi!
Yang membuat saya semakin frustrasi adalah si klien sendiri. Begitu sampai di slide pertama, bagian pendahuluan, ia sudah mengubah hingga titik koma. Dua slide presentasi dihabiskannya dalam waktu dua jam. Mau mati rasanya. Saya makin mendongkol ketika waktu menunjukkan pukul 18:30, padahal saya ada janji bertemu jam 19:00. Untung yang diajak janjian sangat mengerti keadaan saya dan mau menanti makan malam bersama selewat pukul 10 malam. Saya jadi sedikit terhibur, dan mengikuti jalannya rapat dengan lebih baik, meskipun kurang dari setengah hati.
Saya sangat frustrasi akan kedetilan sang direktur wilayah asia pasifik. Selama ini sebagai seorang senior consultant dan direktur, saya hanya memberi arahan dan melihat garis besarnya saja, setelah itu, tanggung jawab manajer saya untuk memperhatikan detilnya. Namun hari ini saya menghadapi orang yang sangat detil. Saya bisa mengerti sih, ia harus melakukannya karena boss nya, sang presiden direktur Asia Pasifik orangnya lebih detil lagi. Jadi kalau ada salah ketik sedikit, sudah mencak-mencak. Namun dengan berjalannya waktu, dan karena kedetilan sang direktur, saya yang tadinya cuma punya gambaran samar-samar tentang sang klien, menjadi tahu mendetil mengenai berbagai fakta yang sebelumnya belum terungkap. Saya juga jadi tahu jalan pikiran sang presiden direktur melalui direktur yang satu ini. Ketika semua detil itu dirangkum menjadi satu, tiba-tiba terlihatlah sebuah komposisi strategi dan penjelasan yang indah. Perhatian saya tiba tiba juga tidak lagi separuh hati.
Saya lalu berpikir, mana yang lebih penting - detil atau global? Saat sang direktur menutup rapat dan meminta maaf serta berterima kasih atas "kesabaran" saya menemaninya berjam-jam, saya melihat urutannya sebagai berikut : global - detil - global. Artinya, sang direktur telah melihat sekilas proposal yang dibuat teman saya, dan melihat gambaran yang jauh lebih indah dari proposal itu. Lalu berdasarkan gambaran besar itu, ia membongkar semua isi proposal dan menata ulang semua unsur yang ada didalamnya agar membentuk gambaran itu. Di akhir sesi, ia melihat lagi segalanya dari jauh agar terlihat bentuk indahnya, dan menambahkan satu dua sentuhan akhir agar sempurna.
Saya jadi membayangkan karya pematung atau pelukis. Ia melihat bayangan indah di kepalanya, dan menuangkan dalam bentuk detil di kanvas atau di bahan pahatan sehingga keluarlah wujud nyata lukisan dan patung yang ada di benaknya. Di akhir karya, ia melihat dari jauh dan memberi sentuhan akhir sebelum ia menyatakan karya agung itu tuntas. Saya juga melihat gambar-gambar indah hasil cetakan, yang kalau kita perhatikan secara detil mengandung jutaan titik warna yang membentuk sebuah rupa. Global - detil - global.
Malam ini saya berterima kasih karena sudah diberi pelajaran luar biasa oleh sang klien. Bukan saja tentang bisnis yang ditekuninya, atau visi perusahaan serta presiden direkturnya, namun tentang bagaiman kita seharusnya bersikap terhadap sebuah hal : global - detil - global. Ups! Saya harus segera menyudahi tulisan ini karena masih harus mempersiapkan diri menghadapi tiga event sekaligus besok pagi!
No comments:
Post a Comment