The Oprah Winfrey Show malam ini di Hallmark channel mengetengahkan kisah seorang anak yang meratapi kepergian ibunda tercinta karena tertabrak orang yang sedang bertelepon sambil menyetir. Setelah diperiksa ternyata pengemudi muda itu menerima telepon selama 1, 5 menit ketika ia kehilangan konsentrasinya dan dampaknya merenggut nyawa orang lain!
Riset menunjukkan bahwa 71% orang diantara 18 - 49 tahun mengaku pernah bertelepon atau mengirim sms di Amerika. Saya yakin kalau penelitian ini dilakukan di Indonesia angkanya lebih tinggi lagi. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang bertelepon memiliki risiko kecelakaan 4 x lebih besar dari orang yang mengemudi dengan konsentrasi penuh. Risiko kecelakaan menjadi 8 x lebih besar pada orang yang mengetik sms ketika mengemudi. Dikatakan kebiasaan mengetik sms sambil menyetir juga dua kali lebih tinggi risiko kecelakaannya daripada orang mabuk menyetir, karena risiko kecelakaan orang mabuk menyetir rata-rata 4 X orang yang berkesadaran penuh menyetir.
Saya rasa, data itu belum lengkap. Dengan berkembangnya zaman dan semakin canggihnya telepon genggam, mengetik sms menjadi jauh lebih sulit dari sebelumnya. Touch screen membuat kita lebih sulit mengetik sambil menyetir karena membutuhkan konsentrasi mengetik lebih tinggi dari jenis ponsel biasa. Kesulitan itu meningkat berlipat kali ketika mengetik dengan ponsel bergaya qwerty seperti pada produk-produk blackberry. Dibutuhkan dua tangan untuk bisa mengetik dengan cepat dan nyaman. Karenanya kalau Anda punya ponsel layar sentuh atau qwerty, maka menurut saya, risiko kecelakaannya bisa jadi 16 x lebih besar!
Kita sering mengira bahwa kita ini multi-tasking, bisa bekerja beberapa hal dalam saat yang bersamaan. Kenyataannya penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak smart-smart amat. Ketika kita melakukan lebih dari satu kegiatan, konsentrasi kita pada pekerjaan utama menurun. Penelitian membuktikan ketika kita mengemudi dan bertelepon, sudut pandang kita menyempit sampai 30 persen, dan kita kehilangan sampai 50% objek pandang!
Sebuah penelitian bersama yang dilakukan dengan majalah otomotif Amerika juga membuktikan bahwa orang yang mengetik sms kehilangan daya reaksi mengeremnya hingga sepertiga jarak rem orang dengan konsentrasi penuh, menyebabkan risiko menabrak jauh lebih besar!
Kelalaian mengendara sambil telepon dan sms ini mengakibatkan berbagai kecelakaan fatal, hingga kecelakaan kereta api ke dua terburuk dalam sejarah Amerika! serta hilangnya jiwa orang-orang tercinta karena kelalaian orang lain. Di Indonesia, belum ada penelitian seperti ini namun rancangan undang-undang melarang berponsel di mobil sudah mulai didengungkan.
Saya sendiri harus mengaku, merasa ahli dalam berponsel saat berkendara, namun saya merasa mulai kesulitan bertelepon saat saya mengganti ponsel saya dengan ponsel layar sentuh dan blackberry. Kesulitan itu semakin meningkat ketika saya mengetik. Tak jarang saya jadi pindah jalur dalam sekejap saat mengetik, dan dengan sigap kembali lagi ke jalur yang benar. Tapi ini benar-benar tidak termaafkan dan karenanya saya semakin mengurangi mengetik sms sambil menyetir. Setelah menonton tayangan malam ini, saya akan berhenti menelpon dan mengetik sms sama sekali saat menyetir!
Melihat tayangan tadi, saya jadi teringat beberapa teman saya yang sangat autis terhadap ponsel. Kalau ada telepon atau bunyi sms, mereka langsung menyambar ponselnya dan merasa berkewajiban menjawabnya, seolah tanggapan mereka lebih penting dari nyawa! Jangan tertawa, mereka ini sungguh nyata! Saya sampai sebal sendiri melihat mereka lebih sibuk dengan ponselnya daripada menyetir. Ketika saya tegur, saya malah ditegur balik. Katanya, relaks saja, saya sudah biasa dan mahir kok. Tes dalam tayangan malam ini membuktikan mereka salah besar! Hanya dalam hitungan detik, ketika kita lengah dan berkonsentrasi pada ponsel, sebuah kecelakaan fatal bisa terjadi. Kita tidak hanya membahayakan jiwa kita, tapi yang terpenting telah membahayakan nyawa orang lain, dan merenggut orang-orang tersebut dari kerabat yang mencintai mereka, padahal kita yang menabraknya belum tentu ikut mati!
Kemarin, ketika saya menumpang mobil kawan dari layat Om Willem, teman saya menelepon di tikungan Bunderan HI. Saya mengingatkan,"Eh ada polisi lho, bukannya sekarang sudah tidak boleh telepon sambil mengemudi?" tapi teman saya cuek saja. Sekarang saya sadar betapa naifnya saya: mengingatkan hanya karena takut ditangkap polisi yang matanya berbinar melihat kesalahan terkecil dari pengemudi! Seharusnya saya sadar dan mengingatkan bahwa tindakannya membahayakan keselamatan kami berdua, dan orang lain di sekitar kami! Teman saya ini, termasuk yang berkali-kali saya tegur karena kebiasaannya sibuk telepon dan sms tidak hanya saat mengemudi, namun juga di mana saja, kapan saja. Sampai-sampai rasanya malas pergi dengannya karena toh percuma saja, jiwanya melekat di ponsel. Saya sampai pernah bilang, dulu waktu tidak ada ponsel dan BB hidup kita baik-baik saja tuh, kok sekarang jadi begitu terikat pada gadget ya?
Saya jadi teringat beberapa teman yang anti blackberry, seperti saya dulu. Mereka bilang tidak mau diperbudak blackberry dan messengernya. Saya juga berargumen yang sama. Alasan saya menolak blackberry adalah "saya tidak bisa berkelit belum baca email saat weekend!" Kenyataannya alasan saya ini tak mempan karena kantor toh membelikan blackberry karena saya ngotot tidak mau. Kini, saat saya sudah punya blackberry, saya tidak kehilangan akal. Meskipun saya akui, semakin lama saya semakin merasakan manfaat Blackberry yang sungguh memanjakan, I control the gadget, not the otherway round! Maka saat weekend, sering kali saya menyimpan blackberry saya di rumah atau di laci mobil supaya tidak terganggu. Meskipun kadang saya lakukan juga, tapi saya akui menyebalkan rasanya kalau sedang makan bersama, teman kencan kita sebentar-sebentar melihat blackberrynya! Kita toh tidak mati kalau tidak terima telepon sebentar, klien atau teman kita juga tidak mati kalau tidak segera dijawab telepon atau smsnya. Maka tepat kata Oprah di akhir shownya : Don't Tempt Fate, The Text Can Wait! Jangan Menggoda Takdir, SMS Bisa Menunggu! Saya cuma ingin menambahkan : Stop Jadi Autis Ponsel, Hiduplah di alam nyata! Maksud saya, lha wong ada orang di depan kita yang bisa diajak bicara langsung, kok malah ngobrol sama mesin...
No comments:
Post a Comment