Monday, April 05, 2010

Intermesso : Rendra

Saat saya sedang rapat di Kementerian Kesehatan, teman saya Anita mengirim sebuah sajak indah yang merupakan puisi terakhir Rendra. Rendra menulisnya di atas tempat tidur Rumah Sakit. Puisi ini indah sekali sampai-sampai saya tidak berani membalas bahkan hanya untuk mengucapkan terima kasih pada Anita karena takut pesan lewat bbm ini terhapus oleh obrolan kami. Saya ingin mengabadikannya di blog ini dan berbagi keindahannya dengan Anda:

RENUNGAN INDAH - W.S. RENDRA

Seringkali aku berkata,
ketika semua orang memuji milikku
bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipanNya
Bahwa rumahku hanyalah titipanNya
Bahwa hartaku hanyalah titipanNya
Bahwa putraku hanyalah titipanNya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas
sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali olehNya ?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut itu sebagai panggilan
apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta
titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah
hukum bagiku

Seolah keadilan dan kasihNya
harus berjalan seperti matematika :
Aku rajin beribadah, maka
selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya
yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan
sama saja" ...


***

No comments: