Monday, May 10, 2010

10 Mei 2010 : Main Terima

Saya menerima sebuah kiriman email yang lucu, menggelitik namun juga mengenaskan. Judulnya : Why You Shouldn't Add Your Boss to Facebook. Ketika saya buka attachment nya, isinya adalah gambar layar facebook. Di sana empunya facebook menulis statusnya sebagai berikut :

OMG I HATE MY JOB!!! My boss is a total pervvy wanker always making me do shit stuff just to piss me off!! WANKER!

Malamnya, ia mendapat komentar dari Boss nya melalui jendela facebook yang sama. Begini isinya :

Hi! I guess you forgot about adding me on here?
Firstly, don't flatter yourself.
Secondly, you've worked here 5 months and didn't wok out that I'm gay? I know I don't prance around the office like a queen, but it's not exactly a secret.
Thirdly, that 'shit stuff' is called your 'job', you know, what I pay you to do. But the fact that you seem able to fuck-up the simplest of tasks might contribute to how you feel about it.
And lastly, you also seem to have forgotten that you have 2 weeks left on your 6 month trial period. Don't bother coming in tomorrow. I'll pop your P45 in the post, and you can come in whenever you like to pick up any stuff you've left here. And yes, I'm serious.

Saya tertawa membacanya, sekaligus membenarkan mengapa saya sama sekali tidak tertarik untuk sembarangan menambahkan orang untuk masuk di jejaring sosial saya. Di kotak request, ada lebih dari 90 orang meminta masuk di jejaring saya, namun saya diamkan saja. Make no mistake, hal ini sama sekali bukan karena saya sombong, tetapi saya hanya ingin konsisten menjaga kenyamanan privasi saya. Mereka yang tergabung dalam facebook saya adalah keluarga dekat dan teman-teman dekat. Beberapa teman yang pernah saya kenal di kantor lama tidak saya approve karena dulunya saya juga tidak dekat-dekat amat dengan mereka. Tak satu pun teman kantor yang sekarang masuk dalam daftar teman di facebook, karena saya ingin memisahkan kehidupan pribadi saya dengan kehidupan kerja. Mantan saya kemarin mengeluh kenapa ia juga tidak di approve. Saya bilang, kamu kan bisa bbm, telepon, sms saya kapan saja, tidak perlu lewat facebook..

Beberapa hari yang lalu, teman saya panik karena seorang perempuan psycho yang mengejar-ngejar dia namun tidak peduli masuk ke jaringan facebooknya dan meskipun tidak di add, si cewek gila ini menulis pesan menyeramkan di masing-masing teman yang ada di jejaringnya. Berkat kepekaan teman saya, langsung ketahuan siapa biang keroknya. Saya juga pernah membaca kasus pembunuhan akibat blind date yang dilakukan seorang gadis dengan kenalannya melalui facebook, dan ketika kencan pertama, ia diketemukan mati diperkosa.

Dari kejadian ini, saya heran melihat beberapa kawan dan orang yang facebook nya sampai penuh, mulai dari teman dekat sampai yang tidak dikenal.Teman saya juga ada yang asal approve, sehingga apa yang ditulisnya tersebar tidak jelas ke arah mana, dan tiba-tiba ia dikejutkan akan sebuah kejadian yang sama sekali tak diduganya berasal dari asal komentar di facebooknya.

Hari ini saya diberi bukti akan keputusan saya untuk tidak sembarangan meng approve orang masuk dalam jejaring saya. Terus terang saya tidak suka twitter karena tidak bisa mengontrol siapa yang akan mengikuti kita, tapi twitter menjadi begitu terkenal karena kita ini memang pada dasarnya narsis. Semakin banyak follower semakin berasa selebriti, padahal kita tidak menyadari bahwa semua sisi fun pasti ada sisi yang menakutkannya.

Hari ini saya diberi pelajaran untuk mengontrol semua alat komunikasi dan bukan sebaliknya, dikontrol mereka. Mungkin selagi happy dan menyenangkan, semuanya baik-baik saja dan terkesan meriah. Namun kalau sudah ada apa-apa, dampaknya sangat menakutkan karena hidup kita ada di genggaman alat elektronik dan tidak bisa mengontrolnya. Semua bisa berkembang di luar kendali kita dan memburu kita sampai titik yang mengerikan. Anda termasuk yang main approve? Saya sarankan diam-diam mulailah membersihkan jejaring Anda dari mereka yang bukan benar-benar peers Anda, termasuk orang-orang yang tak dikenal (dengan baik). Di facebook, kita ini 'telanjang'. Make sure anggotanya adalah orang-orang yang kita tak keberatan sama sekali melihat kita telanjang ...

No comments: