Wednesday, May 12, 2010

12 Mei 2010 : Cakar-Cakaran

Sambil mengayuh sepeda statis menguras 300 kalori, pagi ini saya dibuat tertegun dengan pemberitaan kasus cakar-cakaran aktor Gary Iskak dan mantan kekasihnya yang berbuah saling melapor ke polisi. Saya takjub di antara saling berbalas makian, kok ya masih sempat-sempatnya memvideokan gaya Gary yang mengancam akan menyebarkan kelakuan sang mantan kepada wartawan, lengkap dengan kaos kutang yang sobek-sobek dan bekas cakaran kuku perempuan. Wow!

Ketika menguyah roti gandum, otak saya masih saja berkutat dengan tayangan itu. Apa sih yang ada di otak mereka? Sudah putus tapi masih berantem, cakar-cakaran lagi. Mengingat badan besar Gary yang macho ikutan cakar-cakaran dan dorong-dorongan? Nggak banget deh! Sang pembawa acara langsung menirukan gaya trio macan yang mencakar udara kosong. Aumm!

Tayangan tadi secara nyata menggambarkan banyak pasangan kalau sudah tidak cocok satu sama lain dan hubungan menjadi masam, larinya ke perang mulut, lalu ke fisik. Saya juga heran, begitu banyak orang yang merasa tak tahan dengan hubungannya masih juga tidak mau melepas pasangannya, bahkan cenderung menyiksa lahir batin. Seolah belum puwaz (bentuk puas yang benar-benar mantap!) kalau pasangannya belum hancur sebagai balasan atas kelakuan sang pasangan menghancurkan hidupnya.

Belum lagi tuntas heran soal Gary, saya mendapat email siraman rohani dari teman yang setia mengirimi saya kata-kata bijak setiap harinya. Judulnya saja sudah pas : Jangan Marah

Mazmur 37:1-20

1 Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan
iri hati kepada orang yang berbuat curang;
2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-
tumbuhan hijau.
3 Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di
negeri dan berlakulah setia,
4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu.
5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia
akan bertindak;
6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang.
7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah
karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang
melakukan tipu daya.
8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah,
itu hanya membawa kepada kejahatan.
9 Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.

Saya merenung. Sepertinya sulit buat manusia untuk melenggang pergi begitu saja dan menerima rentetan kejadian masam yang menimpa dirinya sebagai sebuah kejadian yang terjadi karena ulah dua belah pihak. Pasti ada yang dikorbankan untuk menjadi pecundangnya, yang salah, sementara kita sendiri tak mau mengakui kesalahan dan kekurangan kita. Coba kalau lihat dari segala sisi dan mau menyadari bahwa aksi cakar-cakaran tadi takkan bisa terjadi kalau tidak melibatkan dua orang. Pasti yang dicakar cuma angin. Saya rasa orang yang waras tidak akan sampai kejadian cakar-cakaran, karena orang benar, menurut alkitab, sadar bahwa kemarahan akan hanya membawa kejahatan. Maksudnya dari kepala mengepul, sampai jadinya baju compang-camping, badan tergores cakar, dan akhirnya masuk kantor polisi.

Jadi, saya harus lebih giat lagi berlatih. Jangan marah. Jangan marah. Jangan marah...

No comments: