Siang ini saya kembali dikejutkan menghadapi kenyataan betapa banyak orang yang merasa dirinya tak sanggup lagi menghadapi beratnya cobaan hidup sehingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Teman yang selama ini saya anggap luar biasa cemerlang dan tegarnya, menceritakan bahwa di pertengahan Maret lalu hampir saja mengakhiri hidupnya dengan menyayat cutter di pergelangan tangannya. Beban keluarga, asmara dan pekerjaan yang menimpanya sudah sedemikian tak tertahankannya, sehingga setiap hari yang didoakannya hanya minta agar segera disudahi tugas duniawinya dan nyawanya segera dicabut juga. Hari itu hari Kamis malam.
Saat cutter sudah tinggal menggores pergelangan, bola matanya seolah digerakkan melihat ke samping, ke arah kitab suci yang terletak di meja tempat tidur. Hatinya didorong untuk menghentikan sejenak kegiatan potong kompasnya, dan tangannya tergugah untuk membuka alkitab. Sekali buka, tanpa direncanakan atau memilih ayat, muncullah sebuah ayat dari Mazmur 55:22 yang bunyinya :
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.
Ia lalu berpikir, hm benar juga ya, ia masih muda, sayang gelar sarjana lulusan terbaiknya tersia-siakan kalau ia mati sekarang. Maka diurungkannya niat mengakhiri nyawa. Keesokan paginya, ia tercengang akan kebiasaan teman-temannya mengirimkan ayat-ayat penguat batin. Dari berbagai teman yang tak saling mengenal, ia memperoleh sebuah ayat yang sama dengan ayat yang dibukanya kemarin: Mazmur 55:22. Seorang temannya di luar kota bahkan menambahkan, semoga segera dapat jodoh ya.. Sabtu petangnya, ia berjumpa di saat dan tempat yang tak pernah dibayangkan sebelumnya dengan seseorang yang kemudian menjadi kekasih sejatinya dan membawa ia keluar dari segala kubangan derita. Kini teman saya berubah total. Wajah suramnya memancarkan aura yang luar biasa terang dan bahagia. Ia optimis menjalani hidup dan lebih berani menentukan langkah. Ia bersaksi bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya melalui sebuah ayat dan memenuhi janjiNya dengan mengirimkan seorang kekasih yang selama ini menjadi doanya.
Saya merinding mendengar ceritanya. Hari ini saya ditunjukkan kekuatan hidup di jalan yang benar dan kekuatan doa. Bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan ummatnya yang sedang kesusahan. Ia bahkan melakukan tindakan nyata untuk menyelamatkan ummatnya dengan cara yang tak terbayangkan. Saya jadi teringat hal kecil yang terjadi hari Jumat kemarin. Jadwal saya sudah sedemikian rumitnya dan tumpang tindih, sehingga pagi hari itu, saya berdoa, "Tuhan, tolong saya..." Dengan doa itu, saya memasrahkan hidup padaNya dan bekerja seperti biasa. Tepat 10 menit sebelum pulang, saya ditelepon oleh klien yang menyatakan karena kondisi politik di Thailand yang semakin tak menentu, sebagian besar peserta pameran asal Eropa minta acaranya ditunda untuk batas waktu yang belum ditentukan dan demikian acara penjelasan pers yang seharusnya terlaksana hari Rabu (depan) ini juga dibatalkan, sehingga saya bisa menghadiri sebuah acara penting yang tadinya menjadi buah simalakama buat saya. Saya bersorak dan berterima kasih pada Tuhan, yang dengan cara yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, mengatur jadwal saya dengan luar biasa baiknya.
Cerita teman saya semakin meneguhkan kepercayaan saya akan pentingnya hidup di jalan Tuhan dan menyerahkan segala rencana dan laku kita kepadanya. Dan saya percaya, Ia tak pilih-pilih. Ia menyelamatkan dan menghapus segala kuatir segenap ummatNya, termasuk Anda dan saya, asal kita (mau) percaya...
No comments:
Post a Comment