Partner kerja saya memasuki ruangan kerja saya untuk mengobrol sebelum pulang dan di tengah-tengah obrolan, Beliau tiba-tiba nyeletuk sambil memperhatikan sekeliling ruangan yang bersih, rapi dan tak nampak pekerjaan menumpuk, padahal saya menangani lebih dari 10 klien. "I am wondering how can keep your desk and room so neat and clean and still manage to have all things done?" Saya jadi ikut-ikutan melihat sekeliling ruangan. Dalam hati, saya jadi ikutan kagum, iya ya, kok bisa ya, punya lebih dari 10 klien yang programnya gila-gilaan, dan tak jarang menumpuk, tapi ruangan saya serasa sebuah living room rumah yang nyaman, lengkap dengan tanaman, poster, foto, berbagai macam perintilan asesoris lucu dan unik, serta penerangan berwarna kuning, dan seperangkat home theater.Selalu ada alunan instrumental pengantar kerja.
Sambil berpikir akhirnya saya nyeletuk, "hm, that's a good question, kemana ya larinya pekerjaan saya?" Saya lalu menunjuk, "all the files go there." Jari saya menunjuk ke atas, tempat tim saya bekerja. Kami lalu tertawa. Tapi dalam hati saya menelaah, kalau saya tidak bisa mendelegasikan pekerjaan dengan baik, tak mungkin saya bisa memainkan waktu agar semua pekerjaan tertangani. Meski sekarang saya tidak bisa sedetil dulu, saya masih ikut dari tahap brainstorming, sampai persiapan presentasi dan acara. Saya jarang sekali merepotkan sekretaris kecuali untuk urusan pengaturan jadwal, dan pengaturan perjalanan. Intinya, I'm in control of my life. And I think that's the key. Karena saya memosisikan diri sebagai pemegang kendali, maka semua hal yang berputar di sekeliling saya, saya kendalikan sesuai dengan keinginan. Penentuan jadwal meeting, misalnya, saya akan mengutak-atiknya sesuai dengan kerelaan saya. Kalau saya tak rela meeting yang dimulai malam hari, ya tidak saya ikuti. Meskipun menyangkut berbagai stakeholder penting, saya tetap menempatkan diri sebagai pemegang kendali hidup saya sendiri.
Tapi itu soal kerja. Soal pribadi, apakah demikian juga halnya? Soal urusan rumah, jawabnya ya, semua beres. Soal hubungan personal, ini lain cerita. Dunia saya di luar kerja, juga dilingkari oleh orang-orang yang berinteraksi dengan saya dalam konteks pribadi. Namun sampai sekarang saya masih merasa bahwa relationship control saya tidak berjalan dengan baik. Saya masih terlalu lama merespon interaksi dengan teman, sehingga seorang teman yang sudah rela menyediakan waktu berhari-hari mengantar saya keliling Lombok merasa diterlantarkan. Saya belum sempat menjelaskan bahwa bukan dia saja yang "terlantar" tapi banyak teman, termasuk keluarga. Lalu apa saja kesibukan saya di luar kerja sampai tak sempat memperhatikan teman? Terus terang, saya tidak tahu, tapi yang jelas, saya merasa terseret oleh waktu yang mengalir deras dan tahu-tahu, saya sudah tak bertemu dengan teman dekat saya hampir setahun. Seolah-olah, kalau diambil analogi ruangan kerja saya, urusan hubungan pribadi dengan teman dan keluarga ini seperti tumpukan file yang terbengkalai dan berserakan di "meja kerja hubungan pribadi" saya.
Tiba-tiba saya digugah oleh sebuah istilah "relationship management". Bagaimana merawat sebuat hubungan. Kalau dinilai, angka saya dalam hal ini pasti buruk sekali. Entah mengapa saya merasa waktu untuk saya sendiri kok begitu kurangnya. Mungkin bisa jadi karena Jakarta ini begitu menyita waktu di jalan sehingga meskipun pulang tepat waktu, waktu saya habis di jalan. Atau mungkinkah karena jejaring teman dan keluarga saya terlalu luas sehingga tidak bisa mencakup semuanya? Semacam "overload pekerjaan" tapi ini "overload jejaring"? tapi hati saya menyanggah. Mana ada "overload jejaring"! Perlukah saya mengubah pola? Saya dengan mantap menjawabnya dengan "Ya."
Malam ini saya disadarkan untuk membereskan "meja kerja hubungan pribadi" saya supaya bisa sebersih dan serapi meja kerja kerja saya di kantor. Semua urusan tertangani dengan baik dan terkontrol rapi. Memang baru sekedar disadarkan, namun saya tahu saya harus melakukan suatu perombakan sistem manajemen hubungan pribadi sehingga bisa terbina rapi. Saya sedang putar otak bagaimana caranya. Anda punya saran?
No comments:
Post a Comment