Sunday, May 16, 2010

16 Mei 2010 : Kembali Ke Zaman Dulu

Ketika ditanya Oprah apakah menggunakan telepon genggam selagi menyetir, aktor Jerry Seinfeild mengaku sudah berhenti beberapa saat lalu saat temannya meninggal akibat kecelakaan saat menelepon sambil menyetir. Sambil menerawang ia bertanya, "What's wrong with 1985?" Maksudnya, ketika itu kita baik-baik saja, menyetir tanpa gangguan telepon dan semuanya berjalan lancar tanpa ada telepon genggam.

Dunia teknologi memang melesat begitu cepatnya sehingga apa yang tak terpikirkan zaman dulu bisa dilakukan sekarang ini. Video conference lewat telepon genggam, menyelusuri internet dan mengakses data secara mobile, sampai menonton acara televisi kesayanganpun dapat dilakukan dari perangkat segenggaman tangan. Kini saya juga tidak perlu lagi repot pergi ke toko kaset atau cd untuk memperoleh keseluruhan koleksi lagu yang saya inginkan. Dengan memori 48 giga byte di telepon genggam, saya bisa memuat ribuan lagu yang dapat diputar nonstop selama berhari hari. Juga menonton film dapat saya lakukan melalui layar kecil itu.

Kata-kata Jerry tadi membuka pikiran saya dan membenarkannya. Saya membayangkan sekarang ini saya sudah tidak pernah lagi bertamu seperti yang saya lakukan ketika diajak ibu bertamu ke rumah teman-temannya dulu, lalu disuguhi kue dan sirup dingin. Rumah sekarang bahkan sudah tidak punya lagi ruang tamu karena sudah semakin jarangnya kita bertamu. Kalau diingat, menyenangkan mengingat ibu saya bergossip dan ketawa ketiwi di sela-sela kesibukannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Sekarang sudah jarang ada tetangga antar mengantar kue dan makanan. Boro-boro melakukan itu, kenal saja tidak. Toko CD menjadi semakin sepi karena semakin banyak orang mengunduh dari toko maya. Saya sendiri beberapa bulan lalu dicela oleh seorang telemarketer setelah saya ngotot tetap minta billing statement kartu kredit saya dikirim melalui pos. Sang telemarketer sampai berkali-kali menegaskan apakah saya tidak mendukung gerakan lingkungan melalui program paperless yang digaungkan si bank. Saya menjawab, "Mbak, mbak kan tidak mau saya telat bayar kan? Kalau dikirim lewat email itu saya gampang lupa, karena setelah di klik di blackberry, tagihan itu akan tertimbun email yang lainnya dan segera terlupakan. Nanti kalau terlambat, saya juga yang disalahkan dan di blacklist!" Saya ingat betul waktu itu sempat dihubungi oleh seorang wealth management untuk mengelola keuangan saya melalui jual beli saham. Saya kok tidak sreg, dan untuknya tidak sreg karena jeda beberapa hari, pasar modal dunia runtuh berkeping-keping, bahkan sampai sekarang pun masih berjuang untuk pulih.

Saat Jerry berkata seperti itu, saya jadi membayangkan, ketika semua semakin jarang membaca koran karena langsung di update secara online di blackberry, saya kehilangan nikmatnya kebiasaan membuka koran first thing in the morning. Ketika marak online delivery, saya kok jadi kehilangan nikmatnya membuka buku menu dan menunggu pesanan makanan di restaurant yang rame sambil mengobrol bersama teman. Ketika dunia pertelevisian sudah begitu maju dan canggih, bahkan dengan perangkat televisi 3D terbaru, siaran 2D pun bisa langsung diubah menjadi 3D, saya masih saja kehilangan nikmatnya menonton di layar lebar bioskop.

Saya sama sekali tidak menolak perkembangan teknologi. Saya bahkan sedang mengincar sebuah televisi 3D berlayar paling lebar untuk menggantikan televisi plasma yang sudah lumayan lebar di kamar tidur saya. Namun, hidup tanpa teknologi pun tidak membuat kita mati. Bahkan sekali-sekali tak bersentuhan dengan teknologi, nikmatnya bukan main. Saya membayangkan pasti saya akan merasa lebih manusiawi dan tidak sekedar menjadin robot waktu.

Maka saya berencana, suatu weekend, saya mau bangun, baca koran dan mematikan tv, lalu naik sepeda onthel mengelilingi Karawaci, tanpa bawa jam tangan dan telepon genggam, setelah itu seharian jalan-jalan dengan meninggalkan blackberry di rumah dan hanya menggunakan telepon genggam kalau benar-benar ada emergency saja. Kemudian nonton bioskop, makan di rumah makan yang sudah eksis dari dulu dan mengunjungi teman sambil chit chat di rumahnya. Siapa tahu muncul sirop dan kue, hmmm nikmatnya kembali ke masa lalu ...

No comments: