Hujan deras yang mengguyur kawasan rumah diam-diam saya syukuri karena saya jadi tertahan sejenak mengundur waktu cari makan malam, dan sebagai gantinya duduk di depan televisi menyaksikan acara langka dimana Oprah Winfrey mengenang Michael Jackson melalui wawancara fenomenalnya di tahun 1993, yang pertama setelah Michael Jackson vakum diwawancara dalam kurun waktu 14 tahun. Dari berbagai jawaban MJ dan kesan Oprah, saya mencatat beberapa poin yang saya dapatkan dari kisah hidup MJ.
1. Masa Kanak-Kanak.
MJ merasa kehidupan anak-anaknya terampas karena harus bekerja sejak kecil dan karenanya ia mencoba membayar semuanya di saat dewasa. MJ membangun Neverland, sebuah amusement park pribadi lengkap dengan toko dan konter es krimnya.
Saya melihat di masa kini orang dewasa juga dengan semena-mena merampas hak bermain anak dengan alasan kompetisi kehidupan. Anak dijejali jadwal belajar, les dan sebagainya, bahkan dari usia sangat dini. Saya beruntung dibesarkan oleh orang tua yang memberi cukup banyak waktu bagi saya untuk bermain dan menikmati masa kecil bersama teman-teman seumur. Yang jadi pertanyaan saya, bagaimana ya anak-anak sekarang mengkompensasikan waktu bermainnya yang hilang di masa kecilnya?
2. Orang Tua yang Selalu Menuntut.
MJ mendapat pelecehan dari orang tuanya sendiri. Bapaknya kerap menyebut dia jelek saat MJ sedang depresi melihat banyaknya jerawat di mukanya. Bagi Bapaknya, MJ terasa kurang-kurang-kurang terus.
Saya melihat betapa banyaknya pelecehan yang dilakukan oleh orang tua sendiri kepada anaknya. Orang tua yang selalu menuntut lebih dari anaknya dan menganggap apa yang telah dicapai anaknya selalu kurang sempurna. Hari ini saya menyaksikan sendiri bagaimana seorang teman (yang sudah dewasa dan) yang sedang sakit didamprat ibunya karena dianggap anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya gara-gara tidak dapat mengantarkan ibunya pergi. Malamnya anak yang sama ditelepon oleh orang tua yang sama, minta ditransfer uang karena tidak punya lagi dana untuk makan besok. Kalau yang ini terdengar sangat ekstrim, bagaimana dengan orang tua yang dengan semangat me-les-kan anaknya ini itu supaya bisa dibilang berbakat sehingga praktis anaknya tak punya waktu bermain? Atau bagaimana seorang ibu berusaha memaksa anaknya masuk ke Kedokteran padahal sang putri maunya bergelut di bidang seni karena kepiawaiannya bermain piano. Saya jadi heran, yang berambisi ini orang tuanya atau anaknya? Mereka sering berdalih, suatu saat nanti kamu akan berterima kasih pada ayah/ ibu. Benarkah demikian?
Dari wawancaranya terungkap bahwa ada beberapa pendapat MJ tentang ayahnya yang belum pernah ia ungkapkan sebelumnya bahkan kepada ayahnya. Saya yakin ayahnya akan shock mendengar statement putra yang dikiranya sudah selayaknya mencintai ayahnya namun ternyata menyimpan rasa takut luar biasa hingga sering sakit sebelum bertemu ayahnya sendiri. Pengalaman hidup saya mencatat, anak yang bermasalah dengan orang tuanya, sedikit banyak bermasalah juga dengan kehidupannya.
3. Kulit Putih dan Operasi Plastik dan Seksualitas
Michael Jackson menjelaskan bahwa ia terserang penyakit kulit yang memudarkan pigmennya sehingga warnanya menjadi putih. Ia juga mengatakan bahwa di industri Hollywood, adalah hal lumrah bagi orang untuk melakukan operasi plastik. Masalahnya, mengapa ia diributkan, sedangkan yang lain tidak?
Kalau waktu itu saya di dekatnya saya akan menjelaskan bahwa it's not just about you, karena dalam skala yang berbeda, orang memang senang mengetahui semua sisi kehidupan pribadi kita, apa lagi yang menyangkut seksualitas : kisah cinta, perselingkuhan, perceraian hingga pilihan seksual selalu menjadi topik hangat di semua penjuru lapisan masyarakat. Jadi, kita tak perlu menjadi seterkenal MJ untuk digunjingkan dengan tanpa perasaan, bahkan oleh keluarganya sendiri.
4. Instrument of Life
MJ menyebut dirinya sebagai instrument of life. Sebuah istilah luar biasa karena yang ada di otaknya bukan hanya karya cinta yang berbanding lurus dengan seksualitas namun lebih pada kecintaannya pada kehidupan, lingkungan, dunia.
Setiap manusia bisa menjadi instrument of life dengan skalanya sendiri-sendiri. Sayangnya kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka adalah instrument of life. Mereka justru lebih paham perannya sebagai a destruction element of life.
5. Gossip dan Kenyataan.
Dari hasil wawancaranya, kita bisa membuktikan bahwa 90% lebih gossip yang beredar tentang MJ ternyata tidak benar. MJ bukan orang yang paranoid udara sehingga selalu memakai tabung oksigen di rumah. Bahkan rumahnya yang digambarkan sebagai taman safari sangat jauh dari kesan kebun binatang. Rumahnya adalah seperti rumah kebanyakan orang dan tertata dengan indah. Ia adalah orang yang butuh cinta dan mencintai.
Dari sini saya belajar, jangan ambil serius gosip. Meskipun tampaknya benar, kenyataannya sebagian besar tidak demikian keadaan sesungguhnya.
Setahun setelah kepergian Michael Jackson, masih tak putus hal yang bisa kita petik dari kehidupannya. Yang paling saya pelajari dari kehidupannya? Selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pilihan kehidupan. Dan kita harus siap menanggungnya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari jalan kehidupan yang dipilih.
No comments:
Post a Comment