Siang ini saya menyempatkan diri berkeliling memperhatikan satu per satu peserta pameran bahan pangan. Awalnya saya tidak mengerti sama sekali mengenai hal ini, saya pikir bahan pangan ya beras, tepung, lada dan sejenisnya. Ternyata saya salah besar. Dunia yang satu ini termasuk pembuat rasa buatan, pengembang makanan, pengawet, penyedap, bahan fortifikasi, pewarna dan beribu lagi hal yang termasuk di dalamnya.
Dalam pameran tadi, saya melihat banyak stand yang memamerkan barang dagangannya dalam bentuk hasil akhir yang kita minum dan makan, dan ditawarkan untuk dicoba secara cuma-cuma oleh para pengunjung. Ada antrean panjang untuk menikmati ice cream - tadinya saya juga berminat mencoba tapi akhirnya menyingkir melihat kerumunan banyaknya peminat. Di samping itu banyak yang menyajikan aneka macam kue, makanan, dan minuman. Pokoknya, kalau Anda kelaparan, Anda akan kenyang sekenyang-kenyangnya dan tak bakal kehausan. Saya sendiri sempat mencoba mie kangkung yang disajikan dalam cup kecil. Rasanya luar biasa enak dan gurih. Teman saya bilang, "ya pasti enak, wong penyedapnya banyak."
Sepanjang menyusuri lorong, saya dibuat terkagum-kagum oleh perkembangan teknologi bahan pangan. Aneka aroma ada di sana, mulai buah-buahan hingga rasa masakan tradisional kita, namun tak satu pun ujud aslinya hadir di sana. Maksudnya ada bau jeruk nya, tapi buahnya sendiri tak tampak seiris pun. Di satu lorong menyediakan strawberry chocolate fondue, lengkap dengan fountain dan biskuit stik nya. Lezatnya luar biasa, tapi tak terlihat sedikitpun irisan strawberry atau batangan coklatnya, semuanya datang dari proses bahan kimia.
Selain tuntutan zaman untuk menghadirkan aroma dan rasa yang semakin lezat, perkembangan zaman juga telah mengubah gaya hidup manusia. Semakin banyak isteri bekerja membantu keuangan keluarga dan karenanya waktu untuk mempersiapkan hidangan dan minuman menjadi semakin hilang. Karenanya para ibu sering memilih makanan dan minuman siap saji yang bisa disimpan lama, dengan rasa yang bisa dijamin enak,sehingga tidak menimbulkan komplen dari suami dan anak-anak. Urusan mengiris bawang, memeras kelapa dan memasak yang lama, digantikan dengan serbuk bumbu yang praktis, yang kesemuanya dihasilkan dari proses kimia. Sama seperti kegemaran saya makan mie instant berbagai rasa: ada rasa ayam bawang, coto makassar, sop buntut dan sebagainya : semuanya datang dari sebuah sachet bumbu bubuk.
Melalui pameran ini saya berkesempatan melihat segala isi "perut" di balik sachet yang lezat, kotak minum yang menyegarkan, biskuit yang membuat ketagihan. Tiba-tiba saya membayangkan menelan semua bahan dasar itu. Tiba-tiba juga sirna bayangan coto makassar yang lezat, yang terbayang adalah berbagai unsur-unsur kimia yang masuk ke dalam tubuh saya. Meskipun belum ada klaim hubungan antara semua zat itu dan meningkatnya penyakit kanker, tapi saya tak bisa menghapus bayangan korelasi antara keduanya. Saya tiba-tiba bergidik sendiri. Saya segera meletakkan cup mie kangkung yang hampir habis, dan berjanji mulai sekarang berusaha mengurangi semaksimal mungkin makan makanan yang telah diproses.
Hari ini saya mendapat visi bahwa perkembangan teknologi selalu datang dengan berbagai unsur positif dan negatif. Telepon genggam yang praktis dituduh menyebabkan banyak penyakit melalui gelombangnya, selain juga membuat orang menjadi semakin terasing dari lingkungannya saking asiknya dengan chatting dan browsing. Sama seperti bisnis makanan dan minuman yang diproses, orang kini lebih menikmati sesuatu yang maya, ketimbang berbagai hal di sekitarnya yang nyata. Intinya, hari ini saya belajar, seindah-indahnya sesuatu yang dibuat manusia, lebih indah yang diciptakan Tuhan karena ciptaan Tuhan itu sempurna, ciptaan manusia pasti ada kurangnya...
No comments:
Post a Comment