Sunday, September 05, 2010

5 September 2010 : Didengar

Tadi pagi, saat menuruni tangga gereja mata saya tertumbuk pada sebuah meja yang biasanya dipakai untuk menjual benda-benda keagamaan sebagai sumbangan untuk kegiatan keagamaan tertentu. Saya melihat ada sederet patung Bunda Maria berbusana jawa sedang menggendong kanak-kanak Yesus. Seketika itu juga saya menghampiri dan membelinya.

Saat memegang patung tersebut, bulu kuduk saya segera naik. Saya teringat tepat seminggu yang lalu saya membeli sebuah patung Bunda Maria dan kanak-kanak Yesus versi Korea. Lengkap dengan busana dan tata rambut Koreanya. Malamnya saya meletakkan patung tersebut di atas meja yang berseberangan dengan tempat tidur. Sambil memandangi saya berkata, "lucu kali ya kalau ada Maria yang pakai jarik (= kebaya) Jawa. Tujuh hari kemudian, apa yang saya katakan ada digeng gaman saya. Kini patung Jawa itu telah bersanding dengan patung Korea.

Wow! Begitu dahsyatnya kuasa keinginan. Itu belum saya ucapkan dalam doa permohonan. Hanya sekedar wish yang terlintas di pikiran ketika sedang menikmati pemandangan figur Bunda Maria versi Korea tersebut dihiasi cahaya lilin. Saya lalu mengingat kilas balik kejadian tadi pagi. Saya bangun kesiangan karena tak tahu bagaimana alarm yang sudah dipasang tidak berbunyi. Lalu terlambat mandi, lalu masih menunggu keponakan berkemas karena akan kembali menginap menemani sepupu yang baru saja kehilangan ibu dan suaminya. Jadilah setiba di gereja, saya tidak mendapat parkir di tempat favorit, tetapi ikut antrian mobil dan berhenti tepat di depan sebelum anak tangga gereja. Biasanya, kalau keluar gereja saya langsung berbelok ke arah keluar, namun karena terlambat hari ini saya harus keluar menuruni anak tangga utama menuju mobil, dan harus melewati meja jualan tempat Bunda berada. Kebetulan? Saya yakin tidak. Semuanya telah diatur.

Hari ini saya tak henti-hentinya bersyukur dan memuliakan Tuhan. Saya diberi pertanda bahwa doa-doa kita memang didengar dan dijawab. Jangankan doa, apa yang ada di hati kita didengarNya pula dan dijawab. Hari ini adalah pembuktian Tuhan bahwa Tuhan mendengar dan mengetahui isi hati kita, keadaan kita dan bertindak sesuai dengan kehendak dan rencanaNya. Setelah saat ini, saya merasa tak patut lagi meragukan kebesaranNya. Tak patut lagi bimbang dan ragu atas kemauanNya untuk terlibat dalam hidup saya. Kalau selama ini saya bilang pasrah dan percaya, maka hari ini saya dibuat malu karena pasrah dan percaya saya selama ini hanya di bibir saja, karena jauh di lubuk hati, masih saja saya kuatir, cemas dan ragu. Hari ini, saya diberikan bukti, saya salah. Alih-alih dijitak, saya malah diyakinkan. Kalau sudah senyata ini, mengapa saya harus percaya dengan yang lain? Bersama Tuhan, adakah yang harus ditakuti, dicemaskan lagi dalam hidup ini? Tuhan, aku percaya hanya di dalam Engkau aku aman...

No comments: