Kalau Anda mengikuti perkembangan musik dunia, Anda pasti tahu nama Lady Gaga dan Justin Bieber. Yang awal selalu berpenampilan aneh namun disuka penggemarnya yang satu lagi imut-imut. Justin Bieber muncul karena kecanggihan teknologi. Ibunya merekam saat ia bernyanyi dan meng-up loadnya di youtube. Jadilah lagu "Baby" diputar di mana-mana, sampai saya bosan sendiri. Saya tak perlu membeli albumnya untuk bisa menikmati suaranya. Lagu tersebut berkumandang di mall, toko, radio hingga televisi seperti orang yang regular minum obat dalam sehari. Tak heran kalau lagu tersebut membawa Justin yang masih remaja tersebut memenangkan penghargaan Best New Artist di MTV Video Music Award 2010 di Nokia Theater, Los Angeles hari Minggu lalu.
Justin pun diundang MTV untuk menampilkan kebolehannya untuk mengesankan penonton, namun sambutan yang ramai diperolehnya lewat internet adalah olok-olok dan julukan "palsu" karena ia lebih memilih bernyanyi lipsync ketimbang menyanyi secara live. Ia masih untung tidak bernasib sial seperti Ashlee Simpson di acara Saturday Night Live. Di tengah-tengah lagu, rekaman suara Ashlee rusak dan ia kabur dari panggung karena malu.
Mengapa orang mau melakukan segala cara untuk terlihat baik meskipun apa yang dilakukannya palsu? Apakah selama ini Justin telah menipu penggemarnya dengan mengunakan teknologi rekaman padahal suara aslinyanya tak sejernih dan selantang di keping CD? Atau sekedar tidak pede? Saya tidak tahu, namun yang saya tahu begitu banyak orang melakukan hal serupa Justin. Namun berita kecil yang terlansir di yahoo ini sekali lagi menegaskan pada saya, jangan melakukan hal yang palsu, yang tidak saya kuasai sendiri dengan baik. Saya lebih baik jadi saya apa adanya. Kalau suara saya sedang serak, sebaiknya saya katakan apa adanya. Kalau saya tidak bisa menyanyi dengan baik, sebaiknya tak usah sok dan bermimpi jadi penyanyi terkON enal. Karena kalau ketahuan, masa depan kita hancur tidak hanya di bidang tarik suara, tapi di semua bidang kehidupan karena keburu di cap 'palsu', 'penipu'.
Malam ini, saya juga baru saja menghabiskan sebuah film lama berjudul "Stormriders" yang dibintangi Aaron Kwok dan Ekin Cheng yang menceritakan seorang penguasa yang mengambil dua anak kecil setelah membunuh orang tua mereka. Singkat cerita setelah dididik dan mendapatkan ilmu bela diri yang di atas rata-rata, mereka mengetahui asal usul mereka dan membalas dendam pada sang penguasa. Filmnya diwarnai berbagai intrik cinta dan pengkhianatan, namun yang tertancap di benak saya adalah kata-kata sang pendeta yang mengatakan bahwa selama ini sang penguasa sudah memanipulasi kekuatan yang bukan miliknya dan mengalami masa jaya selama sepuluh tahun, kini masa tersebut sudah sirna dan datang waktunya dimana kekuatan yang dibangunnya akan menghancurkan dirinya sendiri.
Saat saya menyatukan kedua hal - Justin dan Stormriders -dalam satu tulisan blog malam ini, saya dibuat mengerti mengapa hidup sering melakukan pengulangan dalam memberikan pelajaran hidup : supaya saya mengerti makna dan pesan yang tersirat, yang pada malam ini berbunyi :
1. Jadilah diri sendiri. Belajarlah, asahlah, tempa-lah diri untuk bisa menghasilkan sesuatu yang terbaik, tapi jangan pernah mencurangi kemampuan diri sendiri atau semuanya akan berbalik (fire back) kepada kita sendiri.
2.Seringkali, kita sendiri lah yang tidak bisa menerima (keadaan kita sendiri) sehingga kita mencurangi kemampuan sendiri. Namun orang yang paling dikelabui dan tipu oleh perbuatan tersebut adalah kita sendiri.
Jadi intinya : jadilah yang asli, bukan yang palsu.
No comments:
Post a Comment