Monday, September 06, 2010

6 September 2010 : Lelet

Libur Lebaran tinggal 3 hari lagi. Setelah itu, sederet kegiatan sudah menanti, namun hingga hari ini, masih banyak persiapan yang statusnya masih tidak jelas karena memang belum di follow up. Saya sempat mengomel sambil berpikir, mengapa ya seperti ini? Lalu saya mendapat jawabnya : ooo ini kira-kira karena kita bukan orang yang sensitif terhadap waktu, dianggap kegiatannya masih tiga minggu lagi, jadi santai-santai saja. Padahal, kalau sudah berpengalaman, kita akan tahu bahwa musim Lebaran adalah musim liburan "nasional" terpanjang di negara ini, praktis 3 minggu bangsa kita rehat kerja. Jadi kalau dihitung kembali dari sekarang, kami tak punya waktu lagi untuk persiapan. Langsung saya mengaduk-aduk tim untuk segera bangun dan membereskan persiapannya dalam waktu 3 hari ini.

Dari kejadian ini, saya ditunjukkan bahwa dimensi waktu dewasa ini sudah berbeda dengan ukuran waktu beberapa tahun lalu. Saat ini waktu seakan melintas lebih cepat karena padatnya kegiatan dan struktur jarak-transportasi yang semakin tidak memadai di negara ini. Praktis, kalau harus meeting di luar kantor, saya hanya sanggup "melahap" paling banyak 2 pertemuan saja dalam sehari. Dibandingkan dengan bila dilakukan semuanya di kantor, saya bisa mengadakan lebih dari 4 pertemuan. Namun "nature" pekerjaan saya adalah jasa, dan dengan demikian kami lah yang harus lebih "mobile" ke tempat yang ditentukan klien.

Sebagai konsekuensinya : jangan anggap remeh persiapan yang matang dari jauh-jauh hari. Semakin panjang waktu yang saya bisa pakai untuk mempersiapkan diri, semakin baik persiapannya. Kita ini terbiasa dengan tradisi "wayangan" sejak di sekolah. Kalau mau ulangan atau ujian, kita baru belajar ngebut semalam suntuk di malam harinya. Kalau perlu minum obat "pengencer" otak, multivitamin, minuman energi. Jadi saya tidak heran kalau tim saya lelet. Jangankan mereka, semua pihak lain termasuk klien juga sama saja.

Anyway, hari ini saya belajar bahwa tak cukup satu orang yang punya sense of time, meskipun masih untung kalau ada satu yang punya sehingga bisa mengingatkan yang lain. Lebih penting lagi sense of time ini dimiliki oleh setiap orang yang terlibat dalam proyek kita, apa pun proyek itu, bisa urusan kerjaan atau pribadi seperti kawinan. Namun kalau kejadiannya seperti di negara kita dimana kita cukup lelet soal waktu, ya peranan project managernya lah yang paling penting. Dia - alias saya - harus bisa menjadi polisinya dan yang mengejar-kejar anggota tim yang lain supaya tetap melek dan berlari, meskipun suasana libur sudah sangat kental seperti sekarang ini. Sorry guys, saya melakukan ini juga supaya liburan kita tenang, tidak kepikiran pekerjaan yang masih belum tertangani saat menyeruput kuah ketupat ...

No comments: