Tuesday, September 28, 2010

28 Agustus 2010 : Siap Lebih Baik

Hari ini saya duduk termangu di kantor. Saya belum pernah jadi MC profesional. Hanya MC di perkawinan keponakan-keponakan tercinta. Itu pun lancar karena tahu persis siapa audiencenya sehingga kelakar yang saya lontarkan pas persis karena tamunya hampir semua saya kenal. Tapi kini, sebuah perusahaan asing ngotot minta saya jadi MC diacara pembukaan sebuah pameran internasional yang untuk pertama kalinya mampir di Indonesia, dihadiri oleh pejabat tinggi negara, Duta Besar Amerika Serikat dan pengusaha dari 18 negara. Saya sudah ngotot juga tidak mau, tapi memaksa. Sudah saya kasih harga tidak masuk akal untuk seorang amatiran seperti saya, masih mau juga. Saya sudah bilang saya akan beri seorang MC yang biasa acara istana, masih tidak mau. Jadilah saya termangu-mangu. Mau ngomong apa saya ini? Saya dituntut untuk menyarikan dan menerjemahkan langsung pidato yang disampaikan. Saya sih terbiasa melakukannya sebagai moderator atau pendamping wawancara media asing, tapi sebagai MC? Waduh!

Saya lalu duduk di depan komputer untuk mengetik setiap kata yang rencananya akan saya ucapkan besok, mengganti, melafalkan, mencoret dan menyempurnakan, melatihnya lagi. Saat ini menjelang 1 jam sebelum pergantian hari, suara saya sudah agak serak saking seringnya mengulang-ulang. Tapi sekarang saya merasa sedikit lebih percaya diri. Dari yang duduknya termangu, kini agak tersenyum. Rupanya meskipun sering tampil di depan umum, kalau audience dan acaranya berbeda, bikin keder juga. Selama ini kalau menjadi MC dan moderator, saya cuma mempelajari rundown atau inti masalah yang akan dibahas, lalu saya mengoceh menyesuaikan dengan suasananya. Kalau situasinya berubah, saya bisa seketika itu juga mengubah susunan acara sehingga tak ada yang tahu, dikira semuanya mulus padahal di belakangnya ada kendala ini itu. Tapi kali ini saya tidak bisa seperti itu, karena saya tidak cukup pede untuk improvisasi, bisa-bisa saya keliru-keliru dan gemetaran.

Hari ini saya belajar tentang kebenaran sebuah pepatah : come prepared and you already win half of the battle. Separuh perjuangannya lagi ya besok pagi, ketika acaranya benar-benar berlangsung! Siapa tahu dengan berdoa, perjuangannya tinggal seperempat. Tapi, paling tidak persiapan saya malam ini membuat saya sedikit tenang...

No comments: