Saturday, October 16, 2010

15 Oktober 2010 : Believe.

Di antara beberapa email yang saya terima pagi ini, terselip email dari teman baik saya Gill Weber. Saya langsung melewati semua email yang lain, dan mulai membacanya. Dari situ kami seolah berbagi cerita bergantian melalui email. Saya di Jakarta dan dia di Perth. Salah satu kalimatnya tiba-tiba berbunyi seperti ini :

What do you think of this line by Dr. Martin Luther King Jr "Take the first step (in faith). You don't have to see the whole staircase. Just take the first step." Pretty deep and meaningful, eh!

Kalimat itu terngiang-ngiang sepanjang hari dan saya cerna perlahan-lahan di tengah kesibukan kerja. Saya membenarkan. Selama ini saya adalah orang yang selalu punya rencana dan mau tahu dengan pasti bagaimana akhir sebuah tindakan atau kejadian, meskipun masih hanya dalam rencana. Paling tidak saya tahu bagaimana kira-kira akhir atau hasil sebuah kegiatan atau rencana. Mungkin karena sehari-harinya saya selalu memulai perencanaan kerja saya dengan tujuan yang jelas dan dengan ukuran-ukuran pencapaian keberhasilan yang jelas pula. Di kehidupan santai, saya juga tukang ngintip akhir buku dan film. Teman-teman saya bilang saya curang, tak biarkan saja. I don't like surprises, jadi kalau beli buku, yang saya baca bagian belakangnya dulu. Sukakah saya pada akhir kisahnya? Kalau suka, baru saya beli. Demikian juga dengan dvd. Saya skip semuanya dulu dan menyaksikan bagian akhir yang dekat dengan credit title. Saya suka memaksa teman untuk bercerita akhirnya bagaimana...

Tapi kenyataan hidup berbicara lain. Sering kita tidak tahu akhirnya bagaimana dan bagaimana pula sebuah kejadian atau bahkan rencana jadi berbelok tidak ke arah yang diinginkan. Sering kali kita menyebutnya bencana atau berantakan, tapi mungkin itulah rencana kehidupan yang sesungguhnya.

Dari kalimat yang dikirim Gill saya jadi belajar, it's okay mengambil langkah yang tidak tahu ujung pangkalnya. Selama ini saya terindoktrinasi dengan "You'll never land a six unless you throw the dice" dan kalimat itu mengandung arti bahwa kita tahu yang dituju adalah angka enam atau angka tertinggi dalam dadu, namun hari ini saya juga diberi pencerahan agar tak ragu melangkah meskipun tak tahu ujung tangga membawa kita kemana, asal kita percaya. Believe.

Jadi, kunci sebuah kesuksesan adalah sebuah keberanian dan kepercayaan. Because then, Believe will guide you...

No comments: