Pernah mengalami hal ini? Punya ide cemerlang yang kita pikir seru dan diusulkan kepada orang lain, tapi orang lain malas mengikutinya lalu kita memaksa dan akhirnya dituruti secara bersungut-sungut dan berakhir dengan marahan lalu bubar semua rencana senangnya yang ada malah berantem?
Itulah yang terjadi pada saya hari ini. Saya memang suka punya ide cemerlang sesaat dan seringkali juga ide cemerlang itu bekerja dengan gemilang. Namun terkadang juga tidak berjalan mulus karena yang diajak bereksplorasi enggan dengan kegilaan saya, lalu bersitegang. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, untuk hal senang-senang mestinya segalanya harus dibuat sesantai dan serelaks mungkin, serta selonggar mungkin sehingga tidak ada aturan yang membuat orang cemberut atau berkerut.
Tapi tampaknya yang tukang bikin gara-gara bukan cuma saya. Banyak orang lain juga, termasuk yang terjadi beberapa hari lalu ketika saya mengatur acara makan malam untuk temu kangen keluarga. Apa yang seharusnya simpel, berapa orang dan mau di mana, jadi super rumit karena banyak yang mau mengatur dan banyak maunya. Waktu itu saya sedang sibuk-sibuknya sehingga saya meminta bantuan sekretaris saya yang cekatan, Sicil untuk membooking resto di tengah kota, mengingat lokasinya yang strategis apa lagi melihat situasi kota yang semakin macet sekarang ini, ditambah guyuran hujan yang tidak berkompromi. Saya sudah berkali-kali wanti-wanti lewat bbm bahwa saya sudah booking jam berapa untuk berapa orang lalu tempat dan alamat resto nya di mana. Di hari yang ditentukan, kakak saya memberitahu akan mengajak sepupu dan keponakan saya yang lain, dan saya sambut dengan gembira menambahkan jumlah orang dalam daftar pesanan... sampai keponakan saya meng sms "c u in Senayan." Haa? Senayan? Resto yang saya booking itu cabang Mega Kuningan, bukan Senayan... lalu berawal lah sumber kekacauan yang dimulai dari keponakan yang lain yang selalu menjadi penghubung saya dengan keluarga yang lain tidak mengkomunikasikan detil waktu dan tempat dengan cermat, sehingga mengira Mega Kuningan sama dengan Senayan.
Sebelum menjadi ribet dan semua pihak saling menyalahkan dan marah-marah, saya cut semua kekacauan itu. Saya jadi marah-marah juga sih, mengapa acara simpel makan malam saja jadi rumitnya seperti ini. Saya batalkan pesanan di Mega Kuningan dan meminta sekretaris saya memesan tempat di Senayan. Beres.
Kalau kemarin keponakan saya bikin ulah soal bookingan, hari ini saya yang bikin ulah dengan dress code acara ketemuan Jumat malam yang berakhir membuat banyak orang bersungut-sungut. Sukses sih membuat semuanya mematuhi dress code, tapi sepanjang hari akhirnya saya harus meminta maaf atas kesemena-menaan saya dan berjanji tidak akan mengatur-atur pakaian lagi. Padahal tujuannya sih having fun, kalau difoto kelihatan bagus. Untung teman-teman tahu karakter saya dan segera memaafkan sehingga malam ini berjalan menyenangkan.
Pelajarannya? Don't argue about trivial points, discuss the big picture instead. Mau fun dan happy kan? Mengapa mesti membuat jengkel orang dengan aturan-aturan yang ribet dan tidak penting sehingga membuat orang lain tidak nyaman dan tidak fun? Bukannya semua keribetan itu menggagalkan tujuan akhirnya? Lain kali, kalau tujuannya buat senang-senang dan fun, saya tidak mau mengatur-atur lagi. Bebas longgar saja. Biarkan semua orang menikmati kebersamaan dengan gaya dan caranya sendiri yang membuat mereka nyaman. Itu baru fun. Itu baru happy...
No comments:
Post a Comment