Saturday, October 09, 2010

8 Oktober 2010 : Kesempatan Ke dua

Kemarin saya sudah mengaku bahwa saya melakukan kesalahan besar dan kehilangan kesempatan menolong sebuah keluarga yang tak punya dana menyemayamkan puteranya yang meninggal karena sirosis di usia ke 29. Dan keluarga itu adalah sanak teman baik saya.

Saya sudah membuat teman saya kecewa, tapi ia dengan bijaksana mengatakan bahwa saya tidak mengecewakannya dan ia menganggap ini sebagai cobaan. Di penghujung hari, kami sudah berdamai kembali dan saya merasa lega telah mengakui kesalahan saya, meminta maaf dan sudah berbaikan lagi. Selesaikah kasusnya sampai di sana?

Ternyata tidak. Meskipun sudah memaafkan, saya yakin ia masih kecewa dan dongkol pada saya. Karena itu, upaya saya berbaik-baik dengannya pagi ini disambut dengan jawaban singkat-singkat yang tidak biasanya. Selama ini dia tukang ngoceh dan bercerita, tapi pagi ini bbm nya cuma berisi satu kata-satu kata saja. Saya langsung menangkap ada yang tidak beres dan merasa bahwa kasusnya belum benar-benar ditutup dan direlakan olehnya. Saya kemudian curhat padanya, menyatakan apa yang saya rasakan : merasa ada yang mengganjal dan kalau ia masih ada yang mengganjal katakan saja, daripada suasana menjadi dingin seperti ini, saya tak tahan dan jadi kepikiran di tengah rentetan meeting. Kami lalu berjanji bertemu selepas kantor untuk bertemu. Saya minta diantar melayat tapi teman saya bilang, "let's go somewhere else, refresh." Namun ketika kami bertemu, dia bilang mari ke rumah duka. Plong hati saya.

Dalam perjalanan saya menanyakan rencana pemakamannya. Ternyata keluarganya memilih dikremasi, dan karena uangnya kurang, mereka memilih untuk kremasi dengan kayu bakar yang memakan waktu tiga harian. Saya lalu menawarkan untuk menolong agar bisa dilakukan dengan oven dan tawaran saya diterima keluarga.

Hari ini saya belajar, kalau saya sungguh-sungguh menyesali dan belajar dari kesalahan, saya akan mendapat kesempatan ke dua yang lebih baik. Terima kasih, Tuhan.

No comments: