Tuesday, October 05, 2010

5 Oktober 2010: I am Somebody

Malam ini, saya segera ganti haluan, mengubah topik bahasan apa yang saya pelajari hari ini ketika melihat kalimat ini :


I always wondered why somebody didn't do something about that, then I realized I was somebody - Lily Tomlin

Saya sudah sering mengimbau untuk melakukan sesuatu bagi lingkungan dan negara kita, namun tetap saja kalimat itu bagaikan panah yang menancap di dada dan membekas di hati. Kalimat "kok nggak ada (orang) yang bertindak sih?" adalah kalimat yang sering saya ucapkan ketika melihat sesuatu yang membuat kesal, namun tidak berdaya melakukan apa-apa karena merasa tidak memiliki wewenang, atau bukan orang yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Jadi bisanya cuma menggerutu dan kesal saja. Dan itu saya lakukan setiap hari!

Saya menggerutu karena ada orang yang membuang sampah seenaknya di jalan raya yang bersih. Saya dongkol karena ada orang yang menyerobot antrean dan didiamkan saja. Saya kesal melihat kesemena-menaan aparat berwajib yang membuat peraturan namun dilanggar sendiri di depan mata masyarakatnya. Saya geram pada mereka yang sudah dipilih rakyat untuk mengurus kotanya namun membiarkan kota yang dipasrahkan padanya menjadi kubangan kolam lele setiap hujan dan setiap hari menjadi lapangan parkir raksasa karena kemacetan yang semakin menjadi, sementara kekayaannya naik drastis dalam waktu sekian puluh bulan menduduki jabatannya - dan tak ada seorang pun berbuat sesuatu. Saya hilang harapan kepada mereka yang seharusnya memiliki otoritas berbuat sesuatu bagi kesejahteraan bangsa ini namun ternyata terlalu lemah untuk melakukannya. Berharap ada orang yang punya kualitas pemimpin dan kemampuan melakukan perubahan. Tapi setiap kali saya mendengar hal yang sama : siapa ya yang bisa?

Malam ini saya disadarkan, saya ini kan juga orang, mengapa saya tidak melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan perubahan yang saya harapkan terjadi? Takutkah saya? Tidak mampukah saya? Atau saya terlalu cuek untuk mau melakukan sesuatu yang saya sendiri butuhkan? Mengapa menanti seseorang untuk menggerakkan massa untuk melakukan suatu perubahan? Tidak bisakah saya yang melakukan?

Saya jadi malu sendiri. Saya selalu menanti seseorang mau melakukan perubahan, padahal saya juga seseorang. Saya tiba-tiba menyadari bahwa dunia ini tidak menunggu siapa pun dan dunia ini tidak menunggu apa pun. The world does not wait for nobody and does not even wait for anything else. Jadi hanya mereka yang mau bertindak mengambil kesempatan yang mendapat tempat. Relakah saya tempat dan kesempatan itu dirampas dan digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Relakah kita kehilangan waktu ketika yang lain sudah berpacu soal hal lain, kita masih saja berkutat di hal-hal remeh temeh yang dibuat menjadi ruwet sendiri karena kita kerjanya menunggu orang lain berbuat sesuatu dan menanti keajaiban akan terjadi? Lihat lah siapa yang mengambil kesempatan saat kita sibuk menanti : orang-orang culas dan serakah.

Saya tiba-tiba tidak rela waktu, tempat dan kesempatan saya dirampas orang yang tidak bertanggung jawab hanya karena saya kerjanya cuma termangu, menggerutu, menyesali keadaan dan berharap-harap ada orang yang mau dan bisa membenahi keadaan ini. Saya kan juga orang. Anda kan juga orang. Kita kan juga orang.

Jadi, mulai malam ini saya tak akan lagi menunggu orang lain mengerjakan sesuatu yang ingin saya kerjakan. Mulai dari hal sederhana. Kalau ada sampah yang mengganjal di hati, saya akan memungutnya membuang di tempat yang telah disediakan. Kalau ada kemacetan, saya akan tertib di jalur yang tersedia dan tidak akan membuat sebuah jalur alternatif yang kreatif, yang malah membuat tambah macet seperti yang dilakukan oleh angkot dan supir lain yang berjiwa angkot. Atau di rumah, seperti misalnya membereskan koran yang ditaruh sembarangan. All the small stuffs or the big stuffs I wish someone would do. Now I know : I can be, I will be and I am the somebody. Daripada membuang waktu dan energi dengan menggerutu, lebih baik waktu dan energinya dialihkan menjadi perbuatan nyata...

No comments: