Apa jadinya kalau Anda tanpa sengaja mendapat sebuah informasi aneh tentang sahabat Anda namun Anda merasa kikuk bagaimana mengkonfirmasikan karena sifatnya pribadi? Padahal ia sahabat dekat Anda? Lalu bagaimana pula bila Anda lah sasaran informasi aneh itu? Apa yang akan Anda lakukan ketika mendapati tanpa sengaja sahabat Anda menemukan informasi aneh dan tak benar mengenai Anda? Berbicara langsung? Bagaimana caranya?
Hal ini terjadi pada saya. Kikuk rasanya. Kepikiran. Tapi yang jelas bukan mengenai isinya, namun lebih pada bagaimana memulai menjelaskannya. Tadinya saya mau biarkan saja, namun mengganjal juga, karena informasi yang didapat teman saya sama sekali tidak benar. Bagaimana kalau ia telanjur percaya?
Rupanya kekikukan dan kepikiran juga melanda teman saya. Ia merasa tidak nyaman dengan informasi yang diperolehnya, namun ia takut bertanya karena informasinya bernada pribadi. Kami adalah teman baik, namun tidak akan mengungkit masalah pribadi masing-masing kecuali kami saling berbagi dan bercerita.
Akhirnya ia tak tahan juga. Dengan berhati-hati ia menceritakan apa yang terjadi. Saya menyambutnya dengan lega dan dengan tangan terbuka. Alih-alih membiarkan dia untuk memberanikan diri menanyakan kebenarannya, saya sambut informasinya dengan penjelasan tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Cukup lama kami saling bersahut chatting sehingga akhirnya kami sama-sama lega. Dia lega atas penjelasan saya, dan saya lega karena ia mendapatkan informasi yang benar.
Sebetulnya buat saya yang terpenting adalah teman saya mendapatkan informasi yang benar, tak peduli bagaimana ia akan menerimanya, yang penting ia tidak mendapatkan kabar yang salah. Soal setuju tidak setuju, suka atau tidak suka, terima atau tidak terima, itu soal ke dua. Saya menyadari tidak ada di dunia ini dimana semua orang mau menerima, setuju dan suka atas apa yang didengar, dilihat dan diketahuinya. Itu hak setiap orang. Asal mereka mendapatkan pengetahuan dan informasi yang sebenarnya, cukup sudah. Soal pandangan, itu bukan lagi ada di area kekuasaan saya. Kalau dengan informasi yang saya berikan ada yang tak suka, ya saya terima saja.
Hari ini saya belajar bahwa bila saya mendengar atau melihat atau mengetahui hal yang membuahkan tanda tanya tentang seseorang atau keadaan, saya tidak mau menghakimi atau mengambil kesempatan dulu. Saya akan secepatnya mengklarifikasi pada orang atau sumber yang bersangkutan. Demikian juga bila saya mengetahui seseorang menerima atau melihat atau mendengar informasi yang tidak benar tentang saya, saya akan berusaha secepat mungkin memberikan informasi yang benar. Soal nantinya saya mengambil sikap apa, atau orang yang mendengar mengambil sikap apa, itu bukan yang terpenting. Yang jelas saya lega sudah memberikan keterangan yang benar. Atau saya juga lega memperoleh keterangan yang benar. Tak peduli apa isi kebenaran itu...
No comments:
Post a Comment