Thursday, October 28, 2010

27 Oktober 2010 : Dari Hati

Sebuah kado yang kadaluarsa dua minggu tiba di tangan saya dengan teriring maaf. Kado dengan bungkus penuh pesan seperti More Reliable, Respect & Honor, Real dan sebagainya itu pun saya buka perlahan.

Isinya merupakan serangkaian hadiah dengan tema berbeda namun dipersiapkan sendiri oleh si pemberi. Mulai dari pemilihan kartu, hingga kata-kata lalu isi hadiahnya memiliki makna. Pernah sekali waktu kami mendiskusikan soal sebuah lagu yang berjudul footprints lalu saya bercerita mengenai makna puisi footprints in the sands yang memberi kekuatan bagi kita dalam kemalangan karena puisi itu mengatakan bahwa dalam saat susah Tuhan tidak berjalan bersama kita, namun malah menggendong kita. Percakapan itu lalu diwujudkan dalam sebuah salib berjudul footprints.

Saya tertegun dan terharu. Hadiah yang diberikan memang tidak seberapa bila diukur dengan materi, namun dari segi makna luar biasa besarnya. Saya sangat menghargai setiap detil upaya yang dilakukannya untuk mengumpulkan berbagai hadiah itu. Sampai pembungkus kadonya pun dipikirkan secara matang, dan tidak hanya pergi ke tempat pembungkusan kado di mall supaya kelihatan cantik namun hilang makna personalnya. Saya juga menjadi sadar bahwa percakapan sekecil apa pun yang pernah kita lontarkan ternyata tidak lewat begitu saja namun terekam baik di benak orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Buktinya ya soal footprints itu, padahal seingat saya pembahasan ringan saat dalam kemacetan Jakarta itu sama sekali bersifat sekilas namun ternyata diingat.

Album hadiahnya juga sarat makna. Tidak hanya ia berhasil mengumpulkan foto-foto kandid saya, ia juga memasang berbagai postcard buatannya sendiri tentang berbagai pelajaran dan semangat hidup.

Saya lalu berpikir, kalau perkataan dan perbuatan yang sekilas saja masuk di hati, apa lagi perkataan dan perbuatan yang berdampak luar biasa seperti kemarahan atau kekasaran. Hari ini saya mendapat hadiah dari kata-kata dan perbuatan saya yang sejuk. Namun saya tidak bisa membayangkan "hadiah" apa yang saya dapatkan dari kata-kata dan perbuatan saya yang buruk.

Malam ini saya berjanji, akan berusaha seberusaha-berusahanya untuk mengeluarkan kata dan perbuatan yang baik. Lebih baik menanam embun di hati orang daripada melukai hati orang karena embun berbuah hadiah dan cinta, sedang luka berbuah dendam dan dengki. Semua kita tuai, baik yang enak maupun yang tidak. Dan kita tidak boleh protes bila tuaian kita ternyata berbuah busuk. Besar kemungkinan karena kita menanam yang busuk juga...

No comments: