Thursday, March 11, 2010

11 Maret 2010 : ruwatan jadwal

Seharian ini hidup saya di mall. Bukan untuk belanja, tapi untuk pertemuan maraton. Besok pagi-pagi saya sudah mulai meeting lagi sampai malam masih ada janji yang sempat seminggu tertunda.

Dengan semakin padatnya jadwal dan semakin banyaknya pekerjaaan, semakin sempitlah waktu yang ada. Agenda dua minggu pun segera penuh dari pagi hingga malam. Belum lagi long weekend ini saya harus cuti sehari untuk menghadiri peringatan tiga tahun wafatnya ayah saya. Dan ini tidak bisa ditawar atau ditukar dengan yang lain karena buat saya, keluarga nomor satu. Hal ini yang tidak dapat dimengerti oleh sebagian orang. Teman saya tadi protes, ingin bertemu tapi saat saya mengatakan bahwa jadwal saya penuh dari pagi hingga malam, reaksinya adalah : dia sudah minta (ketemu) untuk yang ketiga kalinya. Ya saya mau bilang apa, saya bilang saja saya sungguh sungguh padat jadwalnya, dan memang kenyataannya seperti itu. Kalau dia menganggap saya mengada-ada dan merasa saya menghindar, ya itu urusan dia, yang jelas saya sudah mengatakan apa adanya. Jangankan urusan teman, klien saya saja sampai harus saya jadwal ulang, yang mestinya bertemu hari ini, jadi besok, dan akhirnya harus menunggu sampai saya pulang dari Malang, dan Beliau mau mengerti. Tadi pagi, ada pula teman yang mengusulkan bertemu sebelum saya ke Malang, tapi saya bilang jadwal saya padat. Seorang yang lain sudah pasrah saja ketika saya bilang ketemunya setelah saya pulang Malang saja.

Ada lagi teman yang membooking waktu saya tanggal 20. Namun saking sibuknya, saya sampai lupa kalau tanggal 20 adalah hari Sabtu. Tadinya saya masih mau melihat agenda saya seperti apa, tapi kemudian ia mengomentari bahwa itu hari Sabtu. Weekend terus terang adalah waktu pribadi saya. Dan saya masih belum bisa memberikan komitmen janjian pada saat ini, karena kemungkinan kakak saya dari Perth akan datang ke Jakarta, dan kalau dia di Jakarta, maka biasanya saya tak akan melewatkan weekend saya tanpa dia. Saat bersama dengan kakak yang satu ini belakangan menjadi waktu yang langka dan tidak akan saya lewatkan begitu saja. Meskipun liburan lalu saya sudah setiap hari bersamanya selama tiga minggu, namun rasanya kurang saja waktu berkumpul. Ada saja yang kami obrol kan dan lakukan bersama. Tidak hanya dengan dia, namun juga dengan suaminya. We just click in every way of life, padahal jarak usia kami terpaut 12 tahun! tapi kan masih namanya kemungkinan. Belum lagi teman saya dari Bandung kemungkinan juga akan datang dan saya sudah janji menyediakan waktu baginya. Semuanya masih mungkin, jadi belum ada yang bisa dipastikan.

Mendapat empat komentar dari teman baik saya malam ini membuat saya merasa dibangunkan dan merasa sedih. Betapa susahnya mengatur jadwal. Jadwal di kantor sulit, jadwal pribadi juga pusing karena semakin banyak waktu digunakan untuk keperluan kerja, semakin sempit waktu yang bisa saya sediakan untuk keperluan pribadi. Kondisi seperti ini harus segera diatasi kalau saya tidak mau kehilangan kesabaran klien dan sahabat. Kalau orang lain bangga bahwa klien dan teman sampai rela menanti jadwal padat mereka, saya malah jadi sedih karena saya tidak bisa segera ada saat klien atau teman saya membutuhkan.

Saya lalu mempertanyakan kenapa hal ini bisa terjadi. Kemungkinannya cuma dua : apakah saya ini overloaded atau tidak bisa mengatur jadwal dengan baik. Jawabnya, sejujurnya adalah a little bit of both. Begitu banyak pekerjaan, sedangkan waktu yang tersedia itu-itu saja. Bahkan setelah mengambil waktu pribadi pun masih saja belum bisa tertangani semua. Apa lagi semuanya urgent urgent urgent. Semuanya harus serba sekarang - sekarang - sekarang. Tadi saja contohnya, seorang calon klien baru, menemui saya dengan sebuah rencana yang harus segera terlaksana minggu depan. Mau ditolak, kok ya profil kliennya adalah sebuah perusahaan yang sedang naik daun di dunia, yang sayang ditinggalkan. Pada saat yang bersamaan, saya mendapat kabar bahwa sebuah perusahaan calon klien baru saja mengkonfirmasikan memilih kami menjadi konsultannya... Bisa dibayangkan waktu yang sudah terbatas ini semakin terbagi lagi.

Malam ini saya langsung berkoordinasi dengan partner kerja saya. Tidak bisa seperti ini, harus bagi-bagi pekerjaan supaya mutu kerja dan mutu hidup saya tetap terjaga. Reputasi saya yang selama ini baik bisa surut kalau saya mengorbankan kualitas kerja saya hanya karena serakah ingin mengerjakan semuanya. Demikian juga dengan kualitas hubungan saya bisa hilang ditinggal teman kalau begini caranya. Jadi, besok first thing in the morning saya akan membahasnya dengan partner kerja saya.

Malam ini saya diingatkan kembali atas doa yang setiap hari saya ucapkan meminta rezeki secukupnya untuk hari ini. Karena kalau secukupnya, maka kita masih bisa melakukan berbagai hal lain yang membuat hidup ini lengkap. Saya mengerti, banyak orang yang mengeluarkan tenaga ekstra kuat untuk mendapat hasil lebih, namun kenyataannya hasil yang lebih itu sering kali mengorbankan hal lain yang juga penting dalam kehidupan pribadinya. Saya ingin a balanced life. Saya ingin hidup simply happy. Terima kasih kepada keempat teman saya yang sudah protes. Keluhan Anda membuka mata saya untuk segera membenahi hidup saya, sekarang juga! Sepertinya jadwal saya yang ruwet ini perlu segera diruwat!

No comments: