Thursday, March 04, 2010

4 Maret 2010: Selagi sempat

Baru saja saya menerima BBM dari teman yang isinya seperti ini:

Sepasang kekasih perempuan dan laik-laki sedang melaju lebih dari 100 km/jam dengan sebuah motor.

Perempuan : Pelan-pelan, aku takut.
Laki-laki : Tidak, ini menyenangkan.
Perempuan : Tidak, ini sama sekali tidak menyenangkan. Please, aku takut!
Laki-laki : Baik, tapi katakan dulu bahwa kau mencintaiku.
Perempuan : Aku mencintaimu! Sekarang pelankan motornya!
Laki-laki : Sekarang beri aku pelukan yang erat.
(Lalu perempuan itu memeluknya)
Laki-laki: Bisakah kamu melepas helmku dan kamu pakai? Helm ini sangat menggangguku!
(perempuan itu pun menurutinya)

Keesokan harinya ada berita di koran sebuah sepeda motor menabrak gedung karena rem nya blong. Ada dua orang di atas motor itu, tetapi hanya satu orang yang selamat.

ang terjadi sebenarnya adalah bahwa di tengah jalan, laki-laki itu menyadari bahwa rem motor mereka rusak, tetapi dia tidak ingin membiarkan kekasihnya tahu. Dia meminta kekasihnya berkata dia mencintainya dan merasakan pelukannya karena dia tahu itu untuk terakhir kali baginya. Dia lalu menyuruhnya memakai helm supaya kekasihnya akan tetap hidup walaupun itu berarti ia yang akan mati...

Pernahkah Anda mencintai seseorang sampai sebesar ini? Ataukah hanya sebatas memperhatikannya, peduli, menelpon/ mengirimkannya sms hanya untuk membuatnya bahagia?

Pernahkah Anda mengatakan "AKU MENCINTAIMU" padanya? Ataukah Anda menunggu untuk mengatakan itu di saat Anda berada dalam situasi seperti di atas motor itu?

Jika tidak, Anda masih punya kesempatan untuk mencintainya lebih lagi. Jangan menyimpan rasa cinta itu hanya di dalam hati. Katakan padanya bahwa Anda mencintainya karena Anda tidak pernah tahu, apakah besok Anda masih punya waktu dan kesempatan untuk mengungkapkannya...

Saya kemudian mengirimkannya kepada beberapa kawan dan seorang kawan mengatakan sedih apa lagi kalau ditinggal. Sebetulnya intinya bukan soal ditinggal, tapi bagaimana kita menyatakan cinta kita dalam perbuatan dan pengungkapan kepada seseorang yang kita cintai. Teman saya yang mengirimkan pesan ini malah menertawakan saya bahkan protes akan kejanggalan ceritanya yang hanya pakai satu helm. Tapi saya tidak peduli. Buat saya pesan moral buat saya bukan soal helmnya.

Saya lalu mempertanyakan pada diri sendiri, ketika saya bilang saya sayang pada seseorang, tapi kemudian kerjanya saya larang ini itu, saya marahi dan ajak berantem melulu, apa ya itu merupakan ungkapan sayang? Tidak sama sekali. Lalu kapan terakhir saya bilang sayang pada mereka? Kemarin adalah ulang tahun tante dan biasanya saya menelpon. Tapi kali ini, beberapa kali saya telepon tidak diangkat, dan akhirnya saya menunda-nunda sampai detik ini belum lagi saya telepon. Setelah membaca BBM itu, saya langsung menelpon Beliau, dan Beliau senangnya bukan main walaupun terlambat sehari. Saya juga akan lebih sering menelpon ibu saya. Selama ini, sampai Beliau yang bertanya saya lagi apa, baru saya telepon.

Hari ini saya diingatkan untuk menyelaraskan antara klaim sayang dan cinta saya dengan perbuatan dan ekspresi tentang perasaan saya itu. Kini, giliran Anda. Anda bilang sayang? cinta? bagaimana kelakuan Anda terhadap mereka yang Anda bilang sayang dan cinta? Kapan terakhir Anda mengungkapkannya kepada mereka secara lisan dan langsung? Saya baru saja. Saya tidak mau menyesal seumur hidup karena terlambat...

No comments: