Malam ini saya bingung mau menulis apa di blog ini. Bukan karena kekurangan bahan, namun karena begitu banyaknya hal yang saya pelajari hari ini. Jarang-jarang gereja memberi saya inspirasi berlimpah seperti di hari ini. Maka untuk adilnya saya buat saja judul Pelajaran Tiga Babak, tiga hal yang paling menarik bagi saya hari ini.
BABAK PERTAMA : ALTERNATIF KE TIGA
Bacaan Injil minggu ini yang diambil dari kitab Yohanes 8: 1 - 11 menarik untuk disimak bahkan oleh Anda yang nonkristen. Supaya mengerti, saya kutip saja keseluruhan isinya :
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada di Bait Allah dan seluruh rakyat datang kepadaNya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepadaNya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah, lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatMu tentang hal ini? Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Yesus, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkanNya.
Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis di tanah dengan jariNya. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepadaNya, Ia pun bangkin berdiri lalu berkata kepada mereka, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu". Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu, yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawab perempuan itu, "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Saat Pastor berkotbah tentang dosa, saya malah tertarik dengan cara Yesus memecahkan masalah. Ia dihadapkan pada dua pilihan jebakan : Tidak Mengampuni atau Mengampuni ke dua-duanya punya konsekuensi sendiri. Namun Yesus malah datang menawarkan alternatif ke tiga. Alternatif yang sungguh cerdas, yang tidak dapat terbantahkan oleh siapa pun juga. Saya lalu menerawang kalau selama ini saat dihadapkan pada dua pilihan, seolah-olah saya terpaku pada pilihan yang ada. Dengan adanya pencerahan ini saya lalu berpikir, kalau begitu, di setiap dua pilihan sulit, ternyata ada pilihan lain bila kita mau berpikir smart. Pagi ini saya disadarkan, kalau saya dihadang dua pilihan sulit seperti buah simalakama, saya akan bertanya pada diri sendiri dan mencari apa alternatif pilihan ke tiga yang selama ini tidak tampak ...
BABAK DUA : KISAH TIGA POHON
Saat pulang gereja, tak tahu mengapa kakak saya Gita ngotot mau ambil lembar warta gereja. Di tengah jalan pulang, ia membacakan sebuah artikel fiktif tentang kisah tiga pohon. Diceritakan ada tiga pohon berbatang kuat yang hidup di sebuah hutan. Mereka pun mengobrol dan berangan-angan.
Pohon pertama ber angan menjadi kotak harta karun, karena menurutnya kotak harta karun adalah kotak yang paling dicari dan diperebutkan di dunia dan memuat barang-barang yang sangat berharga. Pohon ke dua ingin menjadi sebuah kapal kerajaan yang memuat raja-raja termasyur. Pohon ke tiga berharap karena ketinggiannya ia menjadi dekat dengan Tuhan. Waktu berlalu, ketiga pohon ini ditemukan oleh warga desa dan ditebang.
Pohon pertama kemudian dipotong-potong dan dijadikan kotak makanan ternak. Pohon ke dua dipotong juga. Sangkanya dibuat kapal, ternyata ia menjadi perahu nelayan. Sedang pohon ke tiga dipotong-potong dan disimpan di gudang.
Waktu berlalu dan ketiga pohon itu terpaksa menelan nasib pahitnya tak sesuai impian. Hingga suatu saat, di malam yang dingin, sepasang suami isteri yang tak mendapat penginapan berteduh di kandang hewan. Dan ketika si perempuan melahirkan, ia meletakkan bayinya di atas palungan tempat makan hewan-hewan itu. Pohon pertama pun menyadari, bahwa di dalam dirinya kini tertidurlah harta karun yang tak ternilai harganya. Bertahunptahun kemudian, perahu nelayan itu terombang ambing badai lebat dan dalam keadaan kritis. Hingga seorang dari belasan nelayan yang duduk di dalamnya berdiri dan menghentak badai dan lautpun menjadi tenang kembali. Di saat itulah ia sadar, bahwa impiannya telah terwujud. Ia telah menjadi tumpangan Raja segala Raja. Tak lama kemudian, kayu pohon ke tigapun digunakan, dan dipanggul berkilo meter jauhnya, dan di atasnya dipakulah orang yang disebut Raja Orang Yahudi. Ketika sang raja meneriakkan hembusan nafas terakhirnya, sang pohon pun menyadari betapa dekatnya ia dengan Tuhan dan surga. Itulah kisah palungan, perahu dan salib Yesus.
Saya yang mendengarkan cerita itu pun tersentuh. Betapa seringnya saya seperti kayu itu, yang merasa hidup ini tidak sesuai dengan harapan muluk saya, namun sebenarnya hidup ini sedang menunggu untuk digenapkan menjadi indah pada waktunya. Saya sudah sering mendengar dan merasa belajar soal ini, namun setiap kali mendengar tentang hal ini, rasanya saya diingatkan lagi dan lagi untuk ikhlas dan bersyukur, memasrahkan diri dan bersabar menjalani hidup sesuai rencanaNya karena Tuhan sudah menjanjikan indah pada waktunya...
BABAK TIGA : JIKA
Petang ini saya mendapat pertanyaan dari seorang teman:
1.Kalau saat ini juga Anda diberitahu dokter bahwa Anda mengidap kanker ganas stadium akhir dan hidup Anda paling lama bertahan enam bulan lagi, apa yang akan Anda lakukan?
2. Kalau saat ini Anda diberitahu dokter bahwa Anda mengidap kanker ganas stadium akhir dan hidup Anda paling lama bertahan enam bulan lagi, apakah Anda akan segera memberitahu pasangan Anda?
Sebenarnya saya ingin melanjutkan cerita tentang sesi ini sekarang, namun pikir-pikir lagi, saya jadi ingin menanyakannya kepada Anda. Apa jawaban Anda? Coba beritahu saya sebelum jam 21:00 besok pagi, dan kita teruskan lagi sisa ceritanya besok malam....
No comments:
Post a Comment