Selesai makan malam tadi di sebuah mall bersama teman baik saya yang akan ke luar negeri dalam waktu dekat ini, tiba-tiba saya merasa tidak enak badan. Mulai seperti mau pingsan, tangan kesemutan dan dada kiri seperti ditekan. Waduh, jantung? Saya lalu mengatur napas dan ingat tips batuk-batuk. Berangsur, di dalam mobil badan menjadi hangat kembali.
Sesampai di rumah, saya berkonsultasi dengan kakak saya yang dokter. Dia bilang sih sebaiknya besok check up saja, dan tanya apakah saya sudah check tensi? Belum. Sudah lama saya tidak check tensi karena menganggap yaa.. kalau sudah hidup sehat, makanan dijaga dan olah raga mestinya tensinya baik-baik saja. Maka segera setelah berbicara dengan kakak, saya membersihkan alat tensi yang mulai berdebu tebal, dan mencheck tekanan darah. Saya melotot : 160/105 ? Coba lagi : 158/103? Sekali lagi : 148/101! Waduh! Saya segera laporan pada kakak. Dia bilang sebaiknya minum obat penurun tensi, sebelum besok segera check up ke dokter langganan.
Saya tahu, saya tahu, saya bakal diomeli. Saya sudah dua tahunan tidak kontrol. Habis selama ini rasanya dikerjai melulu oleh dokter. Obat - Obat - Obat - check - check - check. Kalau urusan tensi beres, masalah kolesterol diutik-utik. Lalu yang lain mulai diungkit-ungkit. Rasanya kok tidak sehat-sehat. Saya merasa, sekali periksa pasti rentetannya panjang dan tidak selesai-selesai. Maka saya merasa capek dan dengan sok pintar saya sudahi saja sesi konsultasi dokternya. Tapi kenyataannya, besok saya akan kembali berhadapan dengan dokter saya yang dulu lagi. Semoga Beliau masih ingat, karena diam-diam sudah saya tinggalkan selama dua tahun...
Baru kemarin saya diceritai oleh dokter jantung kepresidenan, hari Minggu lalu ibu seorang artis senior Indonesia terkena stroke di Bandung. Si artis tergopoh-gopoh menelepon isteri sang dokter dan oleh pak dokter ia dan ibunya diminta segera pergi ke rumah sakit khusus jantung di Jakarta. Setelah ditangani, sang ibu yang tadinya sudah lumpuh separoh bisa dipulihkan seperti sedia kala. Menurut pengalaman sang dokter, gejala stroke bila ditangani secara tepat sebelum 4 jam dapat diatasi dengan baik. Usut punya usut, ternyata si ibu sudah kehabisan obat dan tidak minum obat yang diberikan dokter selama seminggu, padahal sang dokter sudah menyarankan tindakan karena dari hasil diagnosa dengan kondisinya itu cepat atau lambat si ibu pasti terkena stroke. Dari hasil tunda-tunda dan sok sehat tidak minum obat itulah stroke datang lebih awal.
Saya sih amit-amit dengan stroke, tapi sekarang sadar, bahwa upaya hidup sehat saja tidak cukup. Begitu banyak orang yang bilang padahal hidupnya sudah sehatnya luar biasa, tidak merokok, tidak alkohol, cukup berolah raga, makan tidak berlemak, tapi toh kena sakit ini itu juga. Teorinya sih kita harus check up secara regular. Memang seperti simalakama. Check up regular hasilnya penuh dengan peringatan : awas ini awas itu, tidak check up jadinya sakit mendadak, malah minum obat ini dan obat itu juga.
Sejak tahun 2005, saya mencoba mengubah pola hidup, dan sejak tahun lalu, saya mengubah pola makan dan olah raga saya. Saya mencoba seregular mungkin olah raga pagi. Saya menjaga makanan dan mengurangi asupan karbohidrat. Bobot yang tadinya membubung sampai 78 di awal 2009, di akhir 2009 saya menjadi 65 kg. Ada kalanya, saya lupa daratan dan lepas kontrol, seperti waktu dua minggu lalu ketika pulang Malang. Makan ini itu, dan sekarang bobot saya naik lagi 2 kilo. Olah raga kurang teratur. Akibatnya ya gini, berurusan dengan tekanan darah tinggi.
Maka malam ini saya menyimpulkan, sehat itu seperti sekolah, belajar yang rajin, dan harus lulus tes supaya diakui hasilnya. Dengan kata lain, kita berusaha hidup sehat, tapi juga harus lulus tes kesehatan berkala supaya hasilnya bisa dipantau dan diakui kualitasnya. Jadi esok, saya (terpaksa) membatalkan acara ke persekutuan doa untuk konsultasi dengan dokter dan menjalani serangkaian tes kesehatan. Semoga hasilnya baik-baik saja, dan kalau ada yang kurang tahu bagaimana mengatasinya. Bagaimana dengan Anda? Kapan Anda check kesehatan? Kalau belum, mungkin bisa ikut saya, segera periksa...
No comments:
Post a Comment