Sudah lama saya memperhatikan tingkah laku penumpang saat akan lepas landas dan mendarat sehubungan dengan kebebasan berdiri dan mengaktifkan telepon genggamnya, namun baru hari ini saya mendengar pramugari meneriaki seorang bapak dengan nada keras dan kencang karena sang bapak tiba-tiba berdiri dan berjalan di saat pesawat sedang menukik turun. Saya bingung dengan si Bapak. Apa sih yang dirasakan? Kebelet kencing? Kok tidak dari tadi-tadi? Tidak sadarkah ia bahwa apa yang dilakukan membahayakan seluruh orang yang ada di dalam pesawat? Sesaat pesawat mendarat dan masih dalam keadaan mengerem, si Bapak bikin heboh lagi. Padahal, setelah sampai di darat, ia biasa-biasa saja tuh, tidak jadi kebelet kencing dan dengan santainya melenggang berbicara melalui telepon genggamnya.
Telepon genggam? Wah orang kita paling rajin tuh telepon-telepon sampai sesaat pesawat mau lepas landas, padahal sudah berkali-kali diperingatkan pramugari. Pernah suatu saat saya melihat ada Bapak di depan saya masih asik saja telepon padahal pesawat sedang dalam keadaan menukik naik. Tadi, saya melihat sendiri, pengumuman baru saja berhenti mengatakan jangan menyalakan telepon,eh Bapak di seberang saya sudah menyalakan tiga teleponnya. Saya sungguh heran dan prihatin, apa sih yang ada di otak si Bapak? Segitu pentingnyakah telepon genggamnya menyala 24 jam, sampai-sampai kalau dimatikan sebentar saja seolah ia sudah ketinggalan dunia? Tidak sadarkah ia telah membahayakan semua orang di dalam pesawat? Jangan dikira pesawat sudah mendarat tidak terganggu oleh sinyal telepon genggam! Setelah saya lirik, si Bapak cuma mengelus-elus telepon genggamnya yang sudah menyala tiga-tiganya. Ada yang langsung menelpon juga bilang sudah landing. Apa perlunya sesegera itu? Toh ia punya kesempatan begitu sampai di pintu kedatangan karena mengantri imigrasi atau menunggu kopor pun lamanya setengah mati, jadi buat apa buru-buru?
Hari ini saya belajar betapa egoisnya manusia. Egois karena hanya kepentingan sendiri yang dipikir, serta egois karena hanya mau pamer punya handphone 3, serta sok sibuk dan sok penting! Melihat semua kejadian itu saya berjanji segera mematikan alat komunikasi sesaat akan memasuki pesawat, segera duduk dan mengencangkan tali pengaman dan tidak melepasnya bila tidak perlu, serta baru mengaktifkan telepon genggam setelah di ruang kedatangan.
Tapi bagaimana caranya ya untuk mengajarkan sopan santun dan patuh pada regulasi penerbangan kepada orang banyak? Anda jangan sampai seperti orang-orang yang saya ceritakan lho.... Bukannya dikagumi, malah diumpat orang sepesawat!
No comments:
Post a Comment