Saturday, August 21, 2010

21 Agustus : Mitra Kerja Tuhan

Dalam sesi sharing hari ini di persekutuan doa saya, Samuel Mulia mengangkat tema bekerja untuk Tuhan. Sebetulnya bukan bekerja untuk, karena di 1 Korintus3:9 dikatakan bahwa Kami adalah kawan sekerja Allah, karena itu lebih tepat dikatakan bahwa bekerja bersama Tuhan. Karena mitra, maka kita seharusnya membawa serta Allah kemana kita bekerja. Bahkan sebetulnya hasil yang kita peroleh dari pekerjaan kita itu bukan lah karena kita sendiri. Kita boleh pandai, kita boleh cermat berhitung namun apa yang terjadi diperjalanan, itu adalah seluruhnya kuasa Ilahi. Ayat 1 Korintus 3: 6-7 mengatakan : Aku (Paulus) menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Bila kita telah memahami bahwa bukan kita yang terpenting dalam pekerjaan kita, melainkah Allah dengan segala rencanaNya, maka layaklah bila dalam bekerja, kita selalu mendahulukan Allah, seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam, dimana di setiap langkahnya mereka selalu mengatakan "Insya Allah" yang artinya, "Jika Allah mengizinkan." Hal ini tertera di Yakobus 4 : 13 "Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Mengenai hal ini, saya memiliki pengalaman tersendiri. Kamis lalu, saya melakukan presentasi kepada salah satu klien lama saya. Seperti yang saya katakan kemarin, tiada yang abadi, dan satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Enam tahun yang lalu ketika saya mulai menjadi konsultan di perusahaan ini, saya berhadapan langsung dengan pemiliknya. Kini sang pemilik sudah bertugas di luar negeri sebagai pejabat negara, dan tinggallah orang-orang baru yang mengelola perusahaannya. Saya paham betul, orang baru, akan membawa orang baru juga di lingkarannya. Maka saya sudah di ujung tanduk untuk ditendang dan digantikan oleh konsultan yang biasa menangani si orang baru ini.

Sebetulnya, saya sudah harus presentasi berminggu-minggu yang lalu, dan karena waktunya terbatas, tim kami hanya dapat melakukan dipstick survey untuk mengetahui bagaimana persepsi dan kebutuhan pelanggan terhadap jasa industri klien saya. Sampai satu minggu, baru terkumpul 9 responden yang untungnya adalah raksasa dan nama besar di bidang mereka masing-masing. Entah mengapa, meskipun ditunda saya tidak merasa tergerak untuk menambah jumlah responden dan memperbaiki proposal saya. Pertemuanpun tertunda dan dijadwal ulang berkali-kali karena si klien mendadak harus ini dan itu. Tim saya sempat cemas, namun saya katakan untuk tenang saja. Saya hanya tidak memberi tahu mereka, bahwa klien dan apa yang akan terjadi saya bawa dalam doa dan sudah saya serahkan seutuhnya kepada Bapa di Surga. Meskipun tim saya cukup heran, saya merasa tenang karena perkaranya sudah saya "titipkan" di tangan Allah, sehingga apa pun yang terjadi, saya percaya itulah yang terbaik yang diberikanNya kepada kami, dan karenanya apa pun hasilnya, saya akan mensyukurinya, tanpa rasa kecewa sedikit pun.

Maka datanglah hari Kamis, jam 14:00 seperti yang sudah ditetapkan. Di pintu masuk, saya bertemu dengan Vice President perusahaan ini, dan menyangka saya bakal hanya bersapa basa-basi saja. Saya salah besar, karena ternyata Beliau ikut serta dalam presentasi saya. Seperti yang saya duga, presentasi saya mengenai dipstick survey dengan mudah dipertanyakan keabsahannya karena kecilnya jumlah responden, dan saya akui kelemahannya. Namun yang di luar dugaan saya adalah Vice President nya justru membela dan mendukung hasil analisa kami. Bahkan Beliau bergerak lebih jauh lagi dengan meminta kami segera memasukkan fee dan kelanjutan proposal kami menjadi action plan.

Detik itu juga, saya memuliakan nama Tuhan atas segala karunia dan mukjijatNya. Adalah campur tangan Tuhan sang Vice President bisa ikut bergabung dalam pertemuan itu, dan melalui Beliau lah, Tuhan bekerja. Apa yang dikatakan dalam ayat Yakobus itu benar adanya, dan terbuktikan. Apa yang ada di Korintus pun demikian. Yang terpenting bukan saya nya, atau tim saya, namun rencana Ilahi.

Saya juga menyadari, bahwa kalau doa saya benar, Tuhan akan mendengarkannya. Acap kali doa kita salah karena menuntut ini dan itu, padahal rencana Ilahi berbeda dengan rencana dan kemauan kita. Yang terbaik menurut kita seringkali mengikuti ukuran badani dan duniawi, sedangkan yang terbaik oleh Tuhan adalah menurut ukuran Roh.

Hari ini, seperti di banyak hari sebelumnya, saya diingatkan kembali untuk bekerja dalam nama Tuhan, atas dan demi namanya, serta berkarya bersamaNya. Saya diingatkan untuk menurut jalan Tuhan karena seperti yang dikatakan Paulus, yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Dan pertumbuhan yang diberi Allah, adalah yang terbaik menurutNya bagi kita dalam roh, bukan dalam kedagingan kita...

No comments: